#☕☕
Pagi telah menyapa, embun pun berlalu pergi dan kembali keesokan hari, cuaca yang cukup cerah ini mampu menghiburku. Dan tak lupa sosok pria yang sudah mengisi relung hati ku duduk di Gasebo depan kantor kecamatan itu , hanya untuk menantikan ku, ehh lebih tepatnya aku telah mengisi seluruh ruang hatinya, atau mungkin ada yang lain?, aku pun tak mau tau dan tak ingin tau.
Ya beliau adalah sosok pria satu –satunya yang terpesona oleh aura ke mistisan ku. itu yang aku tau, buktinya seumur hidupku belum pernah menemukan ada cowok yang menyatakan perasaannya kepada ku, apa aku benar-benar sejelek itu? , sepertinya aku juga tidak galak! Entah.., tapi siapa yang peduli, masalah perasaan cinta, atau cari kekasih, pacar, doi, TTM dan lain-lainnya bukanlah sebuah prioritas utama, karna cita-cita ku dimasa depan ingin sukses, jadi wanita karir, biasa bahagiakan ibu, dan si adik tampanku fathan, biarlah masalah jodoh datang dengan sendirinya, lagian usiaku masih muda, dan tugasku cukup belajar, belum jadi ibu rumah tangga, ngapain harus cari pacar buat simulasi buat rumah tangga kelak agar terbiasa, hhh tapi terserah kalian sih, apapun pilihannya pasti ada sebab akibat yang harus diterima. kalau aku sih akibatnya harus ngejomblofisabilillah...
Seuntai senyum penuh cinta menyebutku, saat sepedaku akan melintas gazebo. Ku abaikan lagi, males di kejar kejar sampai gerbang sekolah, diterima,… dikira udah kasih hati dan harapan. Akhirnya ku rem mendadak sepedaku ketika bang udin udah menghadang di tengah jalan dengan kantong plastik hitam yang sudah ku tebak isinya.
"mat pagi, belahannya jiwa abang... "
“ makasih bang udin, besok-besok udahan ya kasih bekalnya, lagian udah bosan kayak makan nasi pecel turus, soalnya besok fathin mau rasain enaknya makanan di kantin…” seuntai senyum ku sungginkan dengan paksa dengan tangan menerima kantung plastik dari bang udin.
“kalau udah bosan makan pecel, besok neng fathin inginnya apa? Biar si mbok ku masakin?” ku garuk-garuk jilbabku, berfikir keras mencari alasan. Pasalnya udah setumpuk kotak makan di lemari dapur yang niatnya sih agar bang udin gak bisa hadang aku berangkat sekolah buat beri bekal makanan.
Kebiasaan ini bermula karena aku sempat menolong dia saat terjatuh di kubangan air dekat sawah saat kelas 6 SD, jadi ginih dech kelanjutannya…
“ emm gini aja dech,…”
Tin, tinnn, tinnn….
Belum selesai aku bicara suara klakson mobil terdengar nyaring di telingaku, aku hanya menoleh sekilas, dan melanjutkan sepedaku setelah bang udin menyingkir ke pinggir jalan.
Tuh orang gak lihat jalan masih lebar gerutu ku, tapi juga membantuku pergi dari hadapan bang udin…
makasih ya pak kataku dalam hati ketika mobil itu melintasi ku... q
#☕☕
Dalam waktu setengah jam, gerbang sekolah yang akan menjadi tempat merangkai mimpiku selama tiga tahun yang akan datang sudah terlihat jelas, aku langsung memasuki kelas X IPS –B yang sudah aku tempati dua hari yang lalu usai kegiatan pengenalan lingkungan sudah selesai, dan aku hanya mengikuti pembukaannya saja setelah kejadian pingsan di tengah lapangan, yang sedikit masuk trending sebagai bahan ghibah kakak kelas.
“ assalamu'alaikum” salam ku sembari masuk kedalam kelas, irtifa yang menjadi teman pertamaku itu kebetulan teman sebangku ku setelah melalui drama panjang.
“ wa'alaikumsalam” jawab irtifa sambil tersenyum kepadaku, lama-lama hati ku meleleh kalau aku itu
cowok, perkiraan dia pernah punya mantan gak ya? Soalnya irtifa cantik, ku akui dia cantik dan manis.
“ jadi yang no 2 ni aku ya” kataku sambil meletakkan tas, dan kelas masih dihuni dua gadis berjilbab, siapa lagi selain kami.Kelas mulai ramai kecuali satu bangku belakang yang masih kosong, siapa lagi kalau bukan tempat duduk Aghnia yang dipanggil Aggy. Pertama kali masuk kelas satu bangku dengannya, karena irtifa tidak bisa duduk sama anak cowok jadi aggy mengalah,,, eh aggy partner terlambat ku, gak nyangka aku bisa satu kelas, sifatnya ternyata cuek tapi baik,, hehehe
Guru masuk kelas, dan disusul aggy yang baru datang. Kebiasaan tu anak, gak takut masuk BP. Aku aja ngebayangin gak mau, cita-cita ku masih banyak, meski gak pintar setidaknya namaku tidak tersemat di sekian nama siswa dibuku diary guru bp. Guru memandang mata kearah aggy yang dengan santainya berjalan kearah bangkunya.
“Kalian tau kan masuk kelas sesudah guru masuk tidak sopan, apalagi tanpa menyapa.” Sindir bu fitria sekaligus wali kelas kami. Semua siswa hanya diam. Terdengar benturan buku dengan meja, disusul langkah kaki kearah pintu, wali kelas kami pergi sebelum pelajaran dimulai dengan sederet kalimat.
“saya harap kejadian tidak diulang lagi, dan mata pelajaran saya bisa kalian buat pemilihan struktur organisasi kelas, permisi” sembari menutup pintu sedikit keras.
“ wali kelas kita galak” ucap irtifa yang mulai bersuara. Aku hanya mengangkat bahu. Sedangkan semua anak memandang kearah kami, kebelakang kami maksudnya.
“ kenapa?”
terdengar suara aggy yang tidak merasa bersalah sama sekali, tapi tatapannya yang dingin mampu memalingkan wajah mereka kembali.
“ ihh kamu keren agg,”
irtifa menoleh kebelakang dengan menunjukkan jempolnya. semenjak kapan telat masuk di bilang keren... 😢
#☕☕
Jam kosong pelajaran pertama kelas kami digunakan utuk pemilihan ketua kelas. Hal yang mengherankan kebanyakan mereka memilih aggy sehingga mau tidak mau harus jadi ketua dan wildan sebagai wakil ketua. Sedangkan diriku ditunjuk aggy untuk menjadi sekretaris, sehingga hari ini aku harus memberikan data struktur kelas dan mencatat peralatan yang ada dikelas, sekira belum terlengkapi untuk di laporkan
ke wali kelas dan osis, sebenar bagian menyerahkan laporan bukan tugasku. Tapi tak masalah, dengan senang hati aku membantu aggy dan tentunya ditemani oleh irtifa.
“ eh,, fa kamu tau gak?” ucap irtifa setelah kami berpapasan dengan siswa cowok.
“ apa?” tanyaku sambil berjalan di lorong koridor kelas menuju kantor.
“ihh.. gak asik kamu,,” jawab irtifa yang membuat aku mengerutkan dahi. Namun percakapan kami tak berlanjut setelah sampai didepan pintu kantor, disusul dengan lembar kertas ditangan ku yang terjatuh karena bahuku tersenggol oleh siswa yang baru saja keluar dari pintu. Dengan cepat kuambil lembaran kertas yang sudah menyentuh lantai dan masuk kedalam kantor. Tanpa minta maaf siswa tersebut berlalu begitu saja.
di kelas...
“ghem”
“ghem, ghemm”
Ku tatap irtifa yang sedang terbatuk tapi aneh. Sejak keluar dari kantor gerak-geriknya terlihat
aneh.
“anehh..” sambil memandangnya.
“gak peka-peka sich”
ku kerutkan dahiku atas tanggapan irtifa, kayak udah jadi doinya disuruh peka segala. Ku sodorkon botol air minum didepannya. Namun irtifa malah menatapku dengan horror. apa sih, tadi di suruh peka sekarang malah tambah seram batinku berkata.
“aku gak haus,,,”
“lalu,,,”
“ kamu tau gak! siswa yang berpapasan saat ke kantor tadi?” tanyanya yang ku tanggapi dengan gelengan.
“ cowok yang nyenggol aku tadi? ” tebakku yang membuat irtifa mengaguk-angguk.
“ emang kenapa?”
“ kamu tau enggak dia siapa…?” mana aku tau, kan aku buka cenayang kataku dalam hati.
“ siapa emang..?”
tanyaku yang mulai heran membuat irifa cekikikan.Tuh anak gak jahilin aku kan? Batin ku sambari menatap irtifa dengan kesal karena bikin penasaran aja.
“ hehe..dia tu…………
Bersambung…
Jangan lupa tinggalkan Comment dan saranya…🙏😇😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments