"Selamat pagi Bu!" Nana masuk ke dapur dan langsung memeluk ibunya dari belakang.
"Kamu udah bangun sayang?" Tanya ibunya.
"Gak kok Bu, Nana masih tidur" jawab Nana sambil tertawa.
"Kamu apaan sih Na? Ditanya kok jawabnya gitu." Ucap ibunya sambil mencubit lengan Nana.
"Aauu... Sakit tau bu', ibu juga sih, udah tau Nana udah bangun malah ditanya." Jawab Nana.
"Iya, iya. Bantuin ibu buat sarapan untuk nyonya sama tuan"
"Siap nyonya" jawab Nana mencium pipi ibunya, Nana sangat manja pada ibunya, ibu angkatnya itu memang sangat menyayangi Nana, sama seperti menyayangi anaknya sendiri. Nana memutuskan untuk memanggil Massimo dengan sebutan "ibu" karena panggilan"mama" hanya untuk mama kandungnya.
*
*
*
"Sayang kamu panggilin nyonya sama tuan yah? Biar ibu yang beresin sisanya."
"Iya Bu"
Nana berjalan masuk rumah dan naik tangga untuk memanggil majikannya sarapan, saat sampai di depan pintu, tiba-tiba Nana mendengar percakapan majikannya.
"Sabar yah mi, mungkin ada jalan lain untuk putra kita" ucap sang suami.
*
Tok tok tok....
"Permisi nyonya, tuan! Sarapannya sudah siap" ucap Nana mengetuk pintu.
Nyonya Laura pun keluar diikuti oleh suaminya dari belakang.
"Eh, Nana, selamat pagi sayang." Ucap Nyonya Laura sambil tersenyum manis mengelus rambut Nana. Meskipun Laura adalah majikan Nana, dia sangat menyukai Nana, dia selalu meminta Nana untuk tidak memanggilnya "nyonya" melainkan "mommy" namun Nana selalu menolaknya dengan halus mengingat statusnya dirumah itu. Laura sangat menyukainya karena mereka tidak memiliki anak perempuan, mereka hanya dikaruniai dua anak laki-laki, namun sayang anak terakhir mereka sudah meninggal.
"Selamat pagi nyonya Laura." Ucap Nana membalas dengan senyumnya yang manis.
"Pagi Nana" sapa tuan Torres yang baru muncul dari dalam kamar. "Selamat pagi tuan." Jawab Nana.
"Nana! Kan saya sudah bilang, jangan panggil "nyonya/tuan" panggil "mommy dan Daddy" aja, oke!" Ucap Nyonya Laura untuk kesekian kalinya, namun hanya dibalas dengan senyuman oleh Nana.
*
*
*
Mereka berempat pun sarapan di meja makan, sebenarnya Nana dan ibunya selalu menolak untuk makan bersama majikannya, tapi karena keduanya selalu memaksa, mau tidak mau mereka harus ikut. Itulah kelebihan nyonya Laura dan tuan Torres, meskipun mereka kaya, mereka tetap ramah pada siapapun.
"Jadi mi, Michel akan kembali kesini atau ke apartemennya?" Pertanyaan tuan Torres memecah keheningan di ruangan itu.
"Michel mana mau tinggal disini, Daddy tau sendiri kan, dia lebih nyaman di apartemen daripada di rumah, tapi kayaknya Michel akan kesini dulu, baru ke apartemennya." Jawab nyonya Laura.
"Mommy bisa gak bujuk Michel untuk tinggal disini, Daddy kesepian kalo kalian semua udah pada sibuk, mommy ke sekolah, Nana kuliah, ibunya Nana sibuk kerja dibelakang, Daddy suntuk sendirian." Bujuk tuan Torres dengan wajah memelas.
"Kenapa gak daddy sendiri aja yang bujuk, kebiasaan deh hal kecil gitu doang minta bantuannya sama mommy" jawab nyonya Laura.
Nana dan ibunya hanya menyimak percakapan kedua majikannya itu. Namun Nana sedikit penasaran dengan anak majikannya itu, pasalnya selama tinggal di rumah itu, Nana belum pernah bertemu dengan anak majikannya itu. Ibunya juga terlihat berpikir keras mengenai anak majikannya itu, setaunya anaknya adalah seorang jaksa, selama jadi jaksa, dia tidak pernah mengunjungi rumah itu.
Messina tau betul karena Messina lah yang menjaga Michel dari kecil sampai akhirnya masuk sekolah menengah pertama, saat SMA, kedua orang tua Michel membelikan sebuah apartemen untuknya sebagai hadiah ulang tahunnya yang akan dipakai saat Michel sudah kerja, tapi Michel malah langsung pindah ke apartemen. Messina yakin, Michel pasti punya masalah.
Melihat raut wajah art-nya yang terlihat penasaran, nyonya Laura pun menceritakan bahwa Michel bermasalah dengan atasannya hingga Michel sendiri yang mengundurkan diri.
*
*
*
#Di kampus
Pagi ini, Nana yang selalu berjalan santai menuju kampus, terlihat sedang berfikir, kegelisahan selalu menari-nari di pikirannya.
"Gimana kalo anak majikan aku gak suka sama aku? Gak nyaman sama aku, terus ntar ngusir aku? Kalo aku diusir, aku gak punya rumah lagi dong." Ucapnya pelan sambil terus berjalan.
Setelah beberapa saat, tiba-tiba dia mengingat ucapan majikannya dimeja makan.
"Tuan Michel kan bakal tinggal di apartemen, kerumah cuman mengunjungi nyonya sama tuan, terus balik. Aaahhh.... Kurasa dia tidak akan mengusirku" ucapnya kembali bersemangat.
*
*
*
"Morning Na!" Sapa Luna sahabat Nana saat melihat Nana masuk kelas.
"Pagi Nana" ucap Willy yang masih duduk di bangkunya.
"Pagi juga guys" jawab Nana.
"Lun, tumben lo gak telat? Biasanya juga telat." Tanya Nana yang keheranan melihat Luna datang tepat waktu.
"Tau nih si Willy, orang masih enak-enakan tidur, malah diteror klakson mobil, untung aja mama sama papa aku kenal sama dia, kalo gak, tuh mobil dia udah di tempat rongsokan noh." Jawab Luna kesal.
"Lagian lo, udah jam segitu masih tidur, untung lo bukan adek gue, kalo iya, tiap hari lo gue kotak." Jawab Willy menjitak Luna.
"Emangnya pagi ini lo jemput si Luna Wil?" Tanya Nana.
"Gak sih, cuman tadi pagi aku sama mama aku nganterin sarapan buat papa aku kelokasi, ya kalian taulah maksud aku lokasi apa. Mobil mama aku masih di bengkel, pas pulang nganterin ke rumah sakit, aku kebetulan lewat depan rumah curing ini" jawab Willy.
"Kalian tuh yah, maksudnya curing apa sih? Nama aku tuh Bella Lusia Christina, orang tua aku udah ngasih nama bagus, malah ngasih nama gak jelas kalian." Luna cemberut menjawab Willy.
"Sudah-sudah bentar lagi masuk." Ucap Nana.
Mereka melewati pelajaran akhir pekan seperti biasanya.
*
*
*
Terlihat ketiga sahabat itu keluar dari ruangan kelas menuju parkiran.
"Guys ntar kan malam minggu, nonton yuk, atau kemana gitu, udah lama kita gak jalan bareng" ajak Willy pada kedua sahabatnya itu.
"Kenapa gak ajak pacar lo aja, jomloh yah. Hahahaha...." Luna mengejek Willy.
"Gue sebenarnya suka sama Nana, tapi aku takut nyatain perasaan gue ke dia, takutnya persahabatan kita rusak cuman karena perasaan aku" ucap Willy dalam hati.
"Bilang aja lo gak mau jalan sama kita, gak usah pura-pura ngejek" jawab Willy.
"Gue gak bisa janji guys, soalnya tau sendiri kan gue tinggalnya dimana dan sama siapa, gue gak bisa jawab sebelum minta izin sama majikan gue. Tapi ntar deh gue kabarin kalo udah izin sama mereka, terus lo Lun mau ikut apa gak nih?" Ucap Luna.
Mereka bertiga masih berdiri diparkiran tempat mobil Luna dan Willy diparkir.
"Aku sih oke-oke aja, tapi kalo misalnya lo gak diizinin sama majikan lo, gimana Wil?" Tanya Luna.
"Yah udah kalo gitu kita berdua aja, lain kali aja kita bertiga nya." Jawab Willy enteng.
"Oke. Tapi pake mobil lo yah? Kabarin kita nanti yah Na, biar kita jemput Lo?" Pinta Luna pada kedua sahabatnya itu. "Sipp. Yah udah gue balik dulu ya? Bye-bye!" Pamit Nana sambil memeluk kedua sahabatnya itu.
"Kenapa sih Na, lo gak pernah mau dianterin sama kita?" Tanya Willy.
"Gak tau juga sih, males aja, ntar kalo aku kebiasaan diantar jemput sama kalian, kepasar pun pasti minta di antar sama kalian." Jawab Nana santai.
"Yah udah hati-hati yah?" Luna melambaikan tangan pada Nana.
*
*
*
Seperti biasa Nana pulang kerumah majikannya dengan berjalan kaki. Nana selalu lewat jalur belakang rumah ketika keluar ataupun pulang kerumah. Itu juga karena kamar Nana dan ibunya berada di belakang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Roroazzahra
next
2021-11-21
0
Andrean Brima
Curing..." Cungkring " ....kurus kering... itu yg aku tau ..gk tau yg lainnya sependapat apa tdk dgnku...,🤭🤭😁😁😁
2021-11-19
0
𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿
masih nyimak
2021-07-09
0