"Kau mau apa menyeretku masuk ke tempat ini?!" seru Naysila.
"Kau itu hanya diam dan lakukan semua yang Aku perintahkan." ucap Rivaldo.
Pria itu menghela nafasnya yang kemudian menarik tangan Naysila dan membuat wanita itu langsung terduduk di pangkuan Revaldo yang sedang duduk di sofa.
"Kau mau apa?!" seru Naysila.
"Aku sangat capek, berikan aku pijatan yang yang menyehatkan." ucap Revaldo kepada Naysila.
"Kau gila ya, kau ingin aku melakukan sesuatu di perusahaan mu ini?!" seru Naysila sambil menutup dadanya dengan kedua tangan.
"Memangnya kenapa?" tanya Revaldo.
"Kau ingin melakukan sesuatu seperti tadi malam kan!" seru Naysila yang wajahnya sudah terlihat waspada.
"Pikiranmu ini jorok sekali sih." jawab Revaldo yang kemudian memukul dahi Naysila.
"Lalu apa yang kau ingin lakukan?" tanya Naysila kepada Revaldo.
"Aku kan sudah bilang barusan, pijat kepalaku karena aku sedang pusing dari tadi melakukan rapat bersama para pemegang saham." jawab Revaldo.
Nampak Naysila sedikit malu dan menganggukkan kepalanya.
"Oh... aku kira," ucap Naysila yang kemudian membuat Revaldo ikut tersenyum.
"Ternyata istriku ini orangnya lucu juga." guman Revaldo dalam hati sambil menarik tangan Naysila dan mengarahkan di kepalanya.
"Mulai besok kau akan bekerja bersamaku, jadi kau tidak usah ke gudang itu lagi!" seru Revaldo.
"Memangnya kenapa, bahkan bekerja di gudang itu lebih baik." jawab Naysila.
"Apakah Kau ingin melawan ku?" tanya Revaldo.
"Tidak.. tidak." jawab Naysila yang takut kalau pria itu akan melakukan sesuatu terhadap makam keluarganya.
"Memangnya apa yang aku lakukan di tempat ini?" tanya Naysila.
"Mulai besok aku dan Cesar akan menuntunmu untuk menggantikan tempat Gracia." jawab Revaldo.
"Kalau aku tidak mau?" tanya Naysila.
"Berarti kau menantangku." jawab Revaldo. Naysila hanya memutar bola matanya jengah.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menantang mu pak Bos." jawab Naysila yang kemudian memijat kepala Revaldo.
"Oh ya aku lupa, tadi kau membawa apa?" tanya Revaldo kepada Naysila.
"Aku tadi tidak sempat makan, jadi aku membawa bekal dari rumah." jawab Naysila sembari memijit kepala Revaldo.
"Kau ini seperti bocah SD saja bekerja membawa bekal makanan." ejek Revaldo kepada Naysila.
"Biarin, toh yang makan kan aku." jawab Naysila dengan logat mengejek.
"Ambil makananmu, lalu bawa kemari.. karena kau tidak boleh keluar kalau aku tidak mengijinkan mu keluar." ucap Revaldo yang menyandarkan tubuhnya diperut Naysila
"Hanya memeluknya seperti ini saja, senjataku langsung ON." guman Revaldo yang merasakan pergerakan di pahanya.
"Kalau kau memelukku seperti ini bagaimana mungkin aku akan mengambil makanan." ucap Naysila.
"Kalau aku tidak memelukmu seperti ini jangan-jangan kau berniat untuk mendorong tubuhku hingga terjatuh ke lantai." jawab Revaldo yang membuat Naysila mencibir dalam hati.
"Jangan sampai kau bergumam dalam hati lalu kau membicarakanku di dalam hatimu itu." ucap Revaldo yang membuat Naysila langsung terdiam.
"Mana mungkin Bos." jawab Naysila yang kemudian pergi mengambil makanan di gudang Perusahaan.
10 menit kemudian akhirnya Naysila sudah berada di kantor Revaldo.
"Boleh saya makan dulu?" tanya Naysila kepada Revaldo.
"Tentu boleh, makanlah.. setelah itu bantu aku untuk menata berkas-berkas ini." ucap Rivaldo yang kemudian duduk di kursi meja kerjanya.
Naysila membuka bekal makanannya, wanita itu menyantap 2 kotak makanan yang telah dipersiapkan. tatapan mata Revaldo menatap wajah Naysila yang begitu gembira saat makan bau harum yang tercium sangat berbeda dengan masakan yang dibuat oleh bu Sinta pembantunya.
"Siapa yang memasak makanan itu?" tanya Revaldo.
"Aku." jawab Naysila.
"Wanita sepertimu bisa memasak ya." sindir Revaldo sambil menatap Naysila tidak percaya.
"Kau kira aku ini wanita macam apa tidak bisa memasak." jawab Naysila yang kemudian menunjuk Revaldo dengan sendok makan nya.
Revaldo tidak bisa berkonsentrasi menatap berkas-berkasnya, karena bau harum makanan yang dibawa oleh Naysila, apalagi terlihat Naysila begitu menikmati makanan yang dibawah. langkah kaki Revaldo berjalan menuju Naysila.
"Berikan sendok mu!" seru Revaldo kepada istri bayarannya itu.
"Memangnya Kau mau apa?" tanya Naysila
"Sudah berikan." jawab Revaldo.
Akhirnya Naysila memberikan sendok makannya itu, Revaldo mengambil sesuap nasi yang seperti nasi goreng
"Lezat." ucap Revaldo dalam hati setelah memakan satu suap nasi.
"Geser!" seru Revaldo yang kemudian menggeser tubuh Naysila yang sedang terduduk di sofa.
Naysila nampak menurut saja saat Revaldo duduk di sofa tempat dia duduk, Tak lama kemudian tiba-tiba Revaldo langsung menarik salah satu kotak makanan yang dibawa oleh Naysila. baru setengah makanan itu dimakan oleh Naysila, namun sekarang terlihat jelas kotak makan itu langsung berpindah di tangan Revaldo.
"Apa yang kau lakukan, itu makanku!" seru Naysila.
"Kau ini pelit sekali tidak mau berbagi." jawab Revaldo yang memakan bekal yang dibawa oleh Naysila.
"Kalau kau memakan semua bekalku, lalu aku makan apa?" tanya Naysila.
"Aku akan mengantarmu ke restoran." jawab Revaldo.
"Aku tidak mau, berikan sendoknya!" pinta Naysila. Revaldo tidak mendengar perkataan Naysila terlihat jelas pria itu menikmati masakan istrinya itu, Naysila langsung mengambil paksa sendok yang ada di tangan Revaldo.
"Kau ini berani!" sekali seru Revaldo yang melihat sendok yang ada di tangannya sudah berpindah ke tangan Naysila.
"Kau yang kurang ajar mengambil paksa makanan ku." jawab Naysila.
Akhirnya dengan sangat berat hati Naysila harus berbagi makanan, bahkan Revaldo memaksa Naysila untuk menyuapinya juga.
"Aku seperti seorang baby sister yang sedang mengasuh Putra majikanku." guman Naysila yang didengar oleh Revaldo.
Pria itu berpura-pura tidak mendengar perkataan istrinya, karena terlihat jelas Revaldo senang dengan perlakuan Naysila walaupun terkadang Gadis itu terlihat jutek dengannya.
Sore telah menjelang, Naysila begitu lelah karena sejak tadi siang dia terus dipaksa oleh Revaldo untuk membantunya menata berkas-berkas yang bertumpuk di meja kerjanya.
Naysila berjalan tanpa menatap arah jalan, sedangkan di tempat lain Revaldo sedang berbincang-bincang dengan salah satu rekan bisnisnya. hingga membuat dia tidak tahu kalau Naysila sudah melewatinya, memang Naysila tidak ingin menegur Revaldo karena pria itu sudah mengatakan kalau dia tidak boleh mengatakan mengenai pernikahan ini kepada siapapun atau mengatakan apapun mengenai hubungan mereka berdua.
Naysila mencari taksi yang tidak jauh dari perusahaan Revaldo, Gadis itu terlihat sangat lelah bahkan wajahnya seperti sudah dilipat-lipat.
Tak lama kemudian Revaldo nampak mencari keberadaan istrinya itu.
"Kau sedang mencari apa?" tanya Cesar.
"Di mana dia?" tanya Revaldo.
"Dia sudah pulang dari tadi." jawab Cesar.
"Naik apa?" tanya Revaldo.
"Kemungkinan naik taksi kalau tidak naik angkutan umum." jawab Cesar.
Revaldo memang tidak memperbolehkan Naysila untuk mengakui dirinya sebagai suami di hadapan orang lain, memang gadis itu juga tidak akan mengatakan kalau dirinya istri dari Revaldo. karena mereka menikah hanyalah atas dasar sama-sama saling membutuhkan.
** bersambung **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
malirisia
aku suka keren
2021-08-25
0