Sinar pagi telah ah memasuki kamar Revaldo, pria itu membuka matanya dan meregangkan otot-ototnya. sesaat kemudian tatapan matanya menatap seorang wanita yang telah menjadi istrinya.
"Dia adalah wanita satu-satunya yang bisa membuatku menjadi pria seutuhnya." guman Revaldo dalam hati saat melihat wajah Naysila masih tertidur disampingnya. Revaldo memberikan kecupan di kening seorang wanita yang beberapa jam yang lalu baru dinikahinya.
🎶🎶🎶🎶🎶
Revaldo menatap ponsel yang berada disampingnya, pria itu mengangkat ponsel itu sembari menghembuskan nafasnya yang sangat berat.
"Halo Cesar, ada apa?" tanya Revaldo kepada ajudan sekaligus sekretaris pribadinya itu.
"Sebaiknya Anda ke perusahaan, Tuan. karena ada sesuatu yang begitu gawat!" seru Cesar yang berada di perusahaan Revaldo.
"Memangnya ada apa?" tanya Revaldo kepada Cesar.
"Sebaiknya anda segera kemari, kalau tidak mungkin nama anda akan menjadi buah bibir di majalah pengusaha." jawab Cesar.
"Baiklah kalau begitu, Tunggu aku di perusahaan. aku akan berangkat sebentar lagi." jawab Revaldo.
Sesaat kemudian pria itu menatap seorang wanita yang berada di sampingnya, seorang wanita yang telah membuatnya merasakan kebahagiaan dunia, begitu sempurna malam kemarin yang dirasakan oleh Revaldo.
"Hanya wanita ini yang akan menjadi tambatan hatiku." guman Revaldo dalam hati yang kemudian memberikan ciuman kembali di kening Naysila yang masih tertidur.
Mungkin cara Revaldo untuk mendapatkan Naysila tergolong sangat kejam dan sangat licik, namun hanya dengan cara itu Revaldo bisa menekan Naysila.
Revaldo adalah pria yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya, Hal itu membuat Revaldo harus menggunakan cara kejam untuk menundukkan seorang wanita yang bernama Naysila.
"Kalau istriku sudah bangun, minta dia untuk segera berangkat ke kantor ku!" seru Revaldo kepada salah satu pembantu yang ada di rumahnya. wanita tua itu menatap Rivaldo dengan tatapan yang begitu membahagiakan, seorang wanita tua yang menjadi pengasuh Rivaldo semenjak pria itu menjadi yatim piatu Di usianya yang baru 5 tahun.
"Baiklah, sesuai yang kau katakan. Bibi akan memintanya untuk ke perusahaanmu." jawab Bu Citra kepada Revaldo.
"Bibi harus ingat, Bibi tidak boleh memanggilnya istriku ataupun apapun. panggil saja namanya, dengan begitu Mungkin dia tidak akan tersinggung." jawab Revaldo kepada bu Citra.
Bu Citra menatap anak asuhnya itu, dia begitu bahagia saat mengetahui kalau Revaldo bisa menemukan seorang wanita yang bisa memberikannya kebahagiaan.
Bu Citra memasuki kamar Revaldo, wanita itu menatap seorang gadis muda yang masih tertidur dan berselimut di seluruh tubuhnya. Bu Citra membuka tirai yang ada di kamar itu, hingga membuat Naysila terbangun karena sinar pagi menembus di ruangan itu.
"Selamat pagi sayang." ucap Bu Citra yang memberikan sapaan kepada Naysila. Naysila menatap seorang wanita tua yang berada di depannya, sesaat kemudian dia baru teringat kalau tadi malam tubuhnya tidak memakai pakaian sehelai pun hingga membuat Naysila langsung menarik selimut itu hingga menutupi wajahnya.
"Maaf Bu, bisa tidak Ibu keluar sebentar. karena..." ucap Naysila yang tidak dilanjutkan. karena dia sangat malu jika wanita tua itu mengetahui dirinya sama sekali tidak memakai pakaian sama sekali.
"Tenanglah, aku sudah tahu." jawab Bu Naysila yang kemudian tersenyum dan memberikan sentuhan di kepala Naysila
"Segeralah turun, setelah itu kau diminta untuk ke perusahaan oleh Revaldo." jawab Bu Citra yang kemudian meninggalkan Naysila. Hari ini adalah hari yang baru bagi Naysila, pasti pria itu akan mengatakannya dan menghinanya karena menjual tubuhnya untuk menebus seluruh mayat keluarganya yang telah meninggal dalam kecelakaan.
"Pasti pria itu ingin melakukan sesuatu padaku, pasti pria itu akan mengatakan dan menghina aku kalau aku ini adalah wanita yang tidak benar, wanita yang menjual tubuhnya untuk uang." ucap Naysila yang kemudian menghempaskan tubuhnya kembali di ranjang yang super besar itu.
Naysila tidak ingin berpikir kembali, wanita itu langsung menarik selimut yang menutupi tubuhnya dan masuk ke sebuah kamar mandi. terlihat kamar mandi itu begitu besar.
"Aku tidak ingin dianggap sebagai wanita murahan yang menjual tubuhnya." ucap Naysila di sela-sela ritual mandinya. sekitar satu jam kemudian Naysila telah keluar dari kamarnya dan menuju dapur rumah besar itu.
"Apa yang bisa kubantu, Bu?" tanya Naysila. Bu Citra menatap Naysila sembari tersenyum.
"Bantu aku memasak saja." Jawab Bu Citra yang takut jika Naysila tidak bisa memasak.
Naysila menganggukkan kepalanya sembari menatap bahan-bahan yang ada di dapur.
"Masak apa bi?" tanya Naysila.
"Bahan-bahan yang ada di rumah ini saja." Jawab Bu Citra.
"Ini buat omelet, stike, rendang sama masakan Jepang ya bi?" tanya Naysila kepada Bu citra. Bu Citra sedikit terkejut karena gadis muda yang ada di sampingnya itu bisa mengenal beberapa bahan hanya dengan melihatnya saja.
"Kau bisa memasak, seperti apa yang kau ucapkan tadi?" tanya Bu Citra. Naysila menganggukkan kepalanya, sesaat kemudian Naysila langsung melakukan aktivitas memasaknya tanpa menunggu waktu lama.
"Ternyata tidak hanya wajahnya yang cantik, namun terlihat gadis ini sangat pandai dan akan menjadi seorang istri yang yang begitu luar biasa." ucap Bu Citra yang memandang Naysila.
Satu jam kemudian Naysila telah selesai dengan aktivitas memasaknya.
"Aku boleh minta makanan ini tidak, Bu. aku mau membawanya ke kantor, karena aku tidak mau terlambat dan dimarahi oleh majikan Bibi." ucap Naysila kepada bu Citra.
"Boleh." jawab Bu Citra.
Akhirnya Naysila membawa bekal makanan dan dibawa ke perusahaan milik Revaldo.
Satu jam kemudian Naysila sudah berada di perusahaan Revaldo, karena salah satu supir yang ada di rumah pria itu diminta untuk mengantar Naysila ke perusahaannya. Naysila menatap sebuah perusahaan yang begitu besar,
"Nona, silahkan anda turun." ucap sopir pribadi Revaldo.
"Baik pak, jawab Naysila yang kemudian turun. Naysila memakai dress sederhana dan sepatu high heels yang haknya cuma beberapa senti.
"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang petugas resepsionis kepada Naysila.
"Saya diminta oleh Tuan Revaldo untuk menemuinya." ucap Naysila kepada seorang wanita yang menunggu meja resepsionis.
"Apakah kau sudah membuat janji?" tanya wanita itu lagi.
"Tidak, saya belum membuat janji. tapi Tuan Revaldo berpesan saya diminta untuk ke perusahaan ini." jawab Naysila.
"Tapi Tuan Revaldo tidak bisa menemuimu, karena hari ini ada rapat mendadak." jawab seorang wanita yang berjaga di meja resepsionis.
"Kalau begitu itu kau tunggu saja, karena mungkin Tuan Revaldo akan lama." jawab petugas resepsionis.
Selama hampir 2 jam lebih Naysila menunggu Revaldo yang sedang melakukan meeting di perusahaannya, dengan sabar Naysila menunggu pria yang telah membelinya itu.
tatapan mata Naysila menetap sebuah perusahaan yang begitu megah, dengan karyawan yang berjumlah begitu banyak.
** bersambung **
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments