Lamaran

Seminggu Kemudian.

"Bunda... Hari minggu nanti Ibu Fajri dan Saudara-saudara Fajri mau kesini. Bunda terima ya." Fajri berbicara dengan Bunda.

Bunda tersenyum. "Masa Keluargamu mau datang, Bunda gak terima." Kata Bunda ramah. Bunda memang tak pernah mempermasalahkan status sosial. Bagi Bunda kalau sudah saling suka, gak boleh pacaran lama-lama.

"Alhamdulillaah kalau Bunda mau terima. Bunda jangan bawa Sena ke kampung ya. Fajri gak mau Sena menikah dengan orang lain." Fajri memohon.

Bunda tersenyum. "Fajri... Kalau Fajri sudah melamar Sena, Bunda gak akan membawa Sena ke kampung. Bunda cuma khawatir, namanya Sena sudah dewasa, umurnya sudah lebih dari 25 tahun. Fajri tahu sendiri mulut tetangga sini, banyak yang usil."

"Ya Bunda... Fajri ngerti." Kata Fajri menunduk.

"Ya sudah, Bunda kedalam dulu. Bunda mau melanjutkan mengaji. Kamu ngobrol saja sama Sena ya." Kata Bunda.

"Ya Bunda, silahkan." Kata Fajri sopan.

Sepeninggal Bunda, Fajri langsung merangkul bahu Sena. Fajri mengecup pipi Sena.

Sena mendorong tubuh Fajri. "Sena gitu deh, Mas kan mau sayang Kamu." Fajri merajuk.

"Malu ih Mas. Nanti kelihatan adik-adikku." Kata Sena menunduk.

"Lagian Mas Fajri aneh, ngapel malam jumat. Orang mah malam minggu." Sena merengut.

"Loh kan Aku kesini kasih kabar ke Bunda dari Ibu Aku." Kata Fajri.

"Sekarang iya... Kemarin-kemarin Mas Fajri kalau datang sesuka hati aja." Sena merengut.

"Ya kalau dijadwalin, Aku gak bisa mergokin Kamu dong." Canda Fajri.

Sena mengerutkan keningnya. "Memang Aku ngapain pake dipergokin?" Tanya Sena.

"Siapa tau selain Aku ada cowok lain yang ngapel." Canda Fajri.

Sena mengrucutkan bibirnya. "Kalau Aku seperti itu, ngapain juga Aku bilang-bilang sama Kamu mau dijodohin Bunda. Mending Aku nikah sama selingkuhanku. Kalau Aku punya selungkuhan." Sena kesal.

"Deeeehhh... ngambek...." Fajri memeluk tubuh Sena.

"Lagi ada-ada aja kalau ngomong." Sena masih merajuk.

Fajri mengusap rambut panjang Sena dengan lembut.

__________________

Hari minggu siang keluarga Fajri sudah tiba di rumah Bunda Sena.

Bunda Sena, Abang Sena juga Saudara-saudara Sena menyambut keluarga Fajri dengan tangan terbuka.

Fajri dan Sena sudah sepakat kalau pernikahan Mereka akan dilaksanakan tanggal 3, tiga hari sebelum puasa Ramadhan.

Keluarga Fajri dan Keluarga Sena saling ngobrol.

"Maaf nih Bunda Sena, Bapak nya Fajri gak bisa datang, lagi kurang sehat, maklum sudah tua. Nanti saja katanya pas akad Nikah, Bapaknya datang." Kata Ibu nya Fajri.

"Gak apa Bu. Ini juga saya gak mengundang tetangga, Kita-kita saja. Biar saling mengenal." Kata Bunda.

"Rencananya kapan akad nikahnya Sena?" Tanya Ibu Fajri.

Sena gugup. "Mas...." Sena meminta Fajri yang bicara.

"Tanggal 3 bulan besok Bu. Pas hari minggu." Kata Fajri.

"Berarti dua minggu lagi ya? Apa gak kecepetan?" Wajah Ibu Fajri terlihat tak suka.

Sena hanya menunduk.

"Fajri belum punya persiapan apa-apa. Kerja aja belum." Kata Ibu Fajri yang memasang wajah manis.

"Maaf Bu... Begini..." Tiba-tiba Abang Sena membuka pembicaraan. "Kita disini gak minta macam-macam. Bagi Kita pernikahan yang penting SAH dimata Agama dan Negara. Kalau soal Fajri belum kerja, Insyaa Allah nanti ada rejekinya. Saya juga dulu waktu nikah nganggur, tapi Alhamdulillaah sekarang ada aja rejekinya." Jelas Abang Sena.

Ibu Fajri hanya tersenyum. Obrolan pun berlanjut.

Setelah shalat Ashar, keluarga Fajri berpamitan. "Sena... antar Ibu ya. Ibu mau ngomong sama Kamu." Pinta Ibu Fajri.

"Ya Bu..." Sena sudah tahu, pasti Ibu Fajri ingin memastikan pernikahan mereka.

Sena mengantar keluarga Fajri ke depan perumahan. Mereka memang naik taxi.

"Kamu yakin nikah dalam waktu dekat ini? Ibu dan Mas Alif gak punya uang loh kalau dadakan begini. Gimana kalau abis lebaran saja?" Kata Ibu Fajri.

"Lagi pula ngapain sih buru-buru banget, memang Sena sudah hamil duluan?" Tanya Tante Yani, Tante nya Fajri.

"Astaghfirullaah..." Sena terperanjat. "Sena gak hamil kok Bu, Tante. Sena gak pernah berbuat macam-macam sama Mas Fajri." Sena menunduk. Perkataan Tante Fajri melukai perasaan Sena.

"Bu... Kalau nikahnya tanggal 3 bulan besok, Alif gak bisa bantu banyak." Kata Mas Alif.

"Tuh denger kan Sena. Abis lebaran aja ya?" Bujuk Ibu Fajri.

Sena menatap Fajri. Fajri mengedipkan mata, mengisyaratkan biar nanti Fajri yang ngomong sama keluarganya.

Sebuah taxi lewat, Alif menyetopkan. "Kita pulang ya Sena... Lebih baik Kamu pikirkan lagi." Kata Mas Alif.

Sena mengangguk. Sena menyalami tangan Ibu, Tante dan Mas Alif juga Fajri.

"Kamu tenang ya, nanti Aku yang ngomong sama Ibu dan Mas Alif." Kata Fajri. Sena mengangguk.

Taxi pun berlalu meninggalkan Sena. Dengan perasaan tak menentu Sena melangkah pulang.

"Gimana Sena? Ibu Fajri bilang apa?" Tanya Bunda melihat wajah Sena yang murung.

"Ibu Mas Fajri minta abis lebaran, Bun." Sena mengrucutkan bibirnya.

"Bunda sih terserah Kamu. Yang penting sudah ada kata ikatan. Tapi abis lebaran mungkin Bunda masih di kampung." Kata Bunda.

"Nanti Sena bicara lagi sama Mas Fajri. Nanti Mas Fajri kasih kabar ke Sena, Bu." Kata Sena.

_____________________

Empat hari Kemudian Fajri datang ke rumah Sena.

"Assalamu alaikum..." Salam Fajri.

"Wa alaikumussalaam..." Sahut Bunda yang sedang menjahit di kios nya.

"Masuk Fajri. Jadi ke KUA nya?" Tanya Bunda.

Fajri mencium punggung telapak tangan Bunda. "Jadi Bunda. Nih Fajri sudah bawa surat-suratnya." Kata Fajri.

"Sena mana Bunda?" Tanya Fajri.

"Ada di dalam. Tadi lagi ngejemur abis nyuci baju. Mungkin sedang mandi." Kata Bunda yang menyediakan minum untuk Fajri.

"Terima kasih Bunda." Fajri menyesap teh nya. Bunda masuk kedalam memanggil Sena.

"Sena... Fajri udah datang tuh." Kata Bunda.

"Ya Bunda... Sena sedang pake baju. Sebentar lagi Sena keluar." Kata Sena dari dalam kamar.

Bunda keluar. "Ditunggu aja ya Fajri. Sena lagi di kamar. Bunda mau menyelesaikan jahitan orang." Kata Bunda.

"Ya Bunda, silahkan." Kata Fajri.

Tak lama Sena keluar dengan rambutnya yang masih basah. Itu membuat Fajri sangat gemas pada Sena.

Fajri menghampiri Sena dan segera mencium bibir Sena. Tapi Sena menampiknya. "Mas... Sabar iihhh... Sebentar lagi juga semuanya halal." Kata Sena.

"Abis ngurus surat di KUA, Kita gak akan ketemu lagi, Sena. Kita bertemu saat hari pernikahan Kita." Kata Fajri.

"10 hari lagi gak lama, Mas." Kata Sena yang sedikit mendorong tubuh Fajri karena ada Kakak Ipar Sena keluar dari kamar.

"Ayo ah berangkat." Ajak Sena.

"Berkas-berkas mu sudah siap?" Tanya Fajri.

Sena mengangguk. "Mas.. Tapi abis dari KUA anterin Sena ya." Pinta Sena.

"Kemana?" Tanya Fajri.

"Ke rumah Ani." Kata Sena.

"Jadi, Kamu pinjam uang sama Ani?" Tanya Fajri.

Sena mengangguk. "Kan Mas tau sendiri, Aku gak punya persiapan apa-apa. Orangtua Mas juga gak kasih uang." Kata Sena.

Fajri mengangguk. "Maafkan Aku.... Kamu sabar yah. Abis akad Nikah, Kamu langsung bayar uangnya Ani. Insyaa Allah nanti ada rejekinya." Kata Fajri.

Sena mengangguk. Mereka pun berpamitan pada Bunda Sena.

Terpopuler

Comments

Gadis23

Gadis23

ceritanya bagus,bakal nicil ni.jangan lupa mampir juga diceritaku kak "Menikah dengan paman sahabatku"

2022-04-14

2

QiDi

QiDi

awal baca bund..😍

2021-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Jodoh
2 Lamaran
3 Persiapan Pernikahan
4 Akad Nikah
5 Malam Takbiran
6 Idul Fitri
7 Balik Ke Rumah Bunda
8 Keributan
9 Ke Pondok Gede
10 Sok Kuasa
11 Berobat 6 Bulan
12 Pengalaman Pertama
13 Sena Keguguran?
14 Kebohongan Fajri
15 Rejeki Gak akan Kemana
16 Serrreeemmm
17 Mulai Berubah
18 Bayi Sena
19 Kebahagiaan Sena dan Fajri
20 Ibu Tidak Suka
21 Kepergok Bunda
22 Cari Gara-gara
23 Di Usir Dari Kontrakan
24 Fajri Berulah Lagi
25 Fajri Memukuli Sena
26 Sena Sakit?
27 Sena Berdamai
28 Ingat Tentang Kamu
29 Memperlihatkan Sifat Asli
30 Fajri Sakit
31 Pesan Fajri
32 Fajri Selingkuh
33 Cerai Saja!
34 Sena Tak Bantu Sama Sekali?
35 Keluarga Matre
36 Kebebasan Fajri
37 Memaksa Kembali
38 Bangun Atas
39 Muntah Darah
40 Amarah Sena
41 Rikzi Sakit
42 Datang Lagi
43 Kepolosan Sena
44 Terlalu Fajri
45 Derita Sena
46 Fajri Yang Culas
47 Dera Bagi Sena
48 Amarah Nina
49 Resah
50 Bingung Mau Kemana
51 Rencana Apa Lagi
52 Akal Bulus Lagi
53 Fajri...... Basi
54 Selisih Jalan
55 Terganggu
56 Panggilan Kerja
57 Masuk Bekerja
58 Mendapat Teman Baru
59 Gaji Pertama
60 Jalan-jalan Berdua
61 Kasihan Bunda
62 Teman Yang Baik
63 Aku Menyukaimu
64 Jangan Diterima
65 Hukuman Buat Sena
66 Ancaman Buat Taufik
67 Ancaman Lain
68 Siapa
69 Dia Kembali??
70 Push Up
71 Perkenalan
72 Nge Date
73 Pelet
74 Lapas
75 Murahan
76 Penjelasan Andi
77 Nyong Ambon Manise
78 Ngamuk
79 Bebas
80 Sayur Asem
81 Makan Siang
82 Gado-gado
83 Demam
84 Andi Cemburu Buta
85 Perhatian
86 Modus Andi
87 Susah Tidur
88 Cepat-cepat Menikah
89 Belanja
90 Andi Berubah
91 Streesss
92 Caci Maki
93 Tambah Murka
94 Janji Tinggal Janji
95 Tersebar
96 Curhatan Sandi
97 Permintaan Aldi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Jodoh
2
Lamaran
3
Persiapan Pernikahan
4
Akad Nikah
5
Malam Takbiran
6
Idul Fitri
7
Balik Ke Rumah Bunda
8
Keributan
9
Ke Pondok Gede
10
Sok Kuasa
11
Berobat 6 Bulan
12
Pengalaman Pertama
13
Sena Keguguran?
14
Kebohongan Fajri
15
Rejeki Gak akan Kemana
16
Serrreeemmm
17
Mulai Berubah
18
Bayi Sena
19
Kebahagiaan Sena dan Fajri
20
Ibu Tidak Suka
21
Kepergok Bunda
22
Cari Gara-gara
23
Di Usir Dari Kontrakan
24
Fajri Berulah Lagi
25
Fajri Memukuli Sena
26
Sena Sakit?
27
Sena Berdamai
28
Ingat Tentang Kamu
29
Memperlihatkan Sifat Asli
30
Fajri Sakit
31
Pesan Fajri
32
Fajri Selingkuh
33
Cerai Saja!
34
Sena Tak Bantu Sama Sekali?
35
Keluarga Matre
36
Kebebasan Fajri
37
Memaksa Kembali
38
Bangun Atas
39
Muntah Darah
40
Amarah Sena
41
Rikzi Sakit
42
Datang Lagi
43
Kepolosan Sena
44
Terlalu Fajri
45
Derita Sena
46
Fajri Yang Culas
47
Dera Bagi Sena
48
Amarah Nina
49
Resah
50
Bingung Mau Kemana
51
Rencana Apa Lagi
52
Akal Bulus Lagi
53
Fajri...... Basi
54
Selisih Jalan
55
Terganggu
56
Panggilan Kerja
57
Masuk Bekerja
58
Mendapat Teman Baru
59
Gaji Pertama
60
Jalan-jalan Berdua
61
Kasihan Bunda
62
Teman Yang Baik
63
Aku Menyukaimu
64
Jangan Diterima
65
Hukuman Buat Sena
66
Ancaman Buat Taufik
67
Ancaman Lain
68
Siapa
69
Dia Kembali??
70
Push Up
71
Perkenalan
72
Nge Date
73
Pelet
74
Lapas
75
Murahan
76
Penjelasan Andi
77
Nyong Ambon Manise
78
Ngamuk
79
Bebas
80
Sayur Asem
81
Makan Siang
82
Gado-gado
83
Demam
84
Andi Cemburu Buta
85
Perhatian
86
Modus Andi
87
Susah Tidur
88
Cepat-cepat Menikah
89
Belanja
90
Andi Berubah
91
Streesss
92
Caci Maki
93
Tambah Murka
94
Janji Tinggal Janji
95
Tersebar
96
Curhatan Sandi
97
Permintaan Aldi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!