Persiapan Pernikahan

Telpon di rumah Sena berdering. Adik Sena, Vina mengangkatnya. "Hallo Assalamu alaikum..." Sapa Vina.

"Wa alaikumussalaam Dek. Sena ada?" Tanya Fajri, ternyata yang telpon Fajri.

"Deeehhh yang mau jadi pengantin, dah kangen yah. Sabar Mas, besok juga ketemu." Goda Vina.

"Hehehehe... Gak.... Mas cuma mau tanya, dirumah pengajian jam berapa?" Tanya Fajri.

"Mau tanya jadwal pengajian aja? Beneran gak mau ngomong sama Sena?" Goda Vina lagi.

"Abis Kamu gak kasih ijin." Canda Fajri.

"Tunggu ya Mas. Calon pengantin wanita lagi ngecat kamar. Hehehe..." Kata Vina.

"Hah? Ngecat kamar? Kok Sena yang ngerjain?" Fajri terperanjat.

"Ya lagian Mas Fajri gak mau bantuin kesini. Kasian tuh... Tangannya udah belepotan cat. Hehehe..." Canda Vina.

"Sena... Mas Fajri telpon nih..." Panggil Vina yang memang tak jauh dari kamar Sena.

Sena segera meletakan alat cat nya. "Ya Mas?" Sapa Sena.

"Kamu lagi ngapain? Kok ngecat sih?" Tanya Fajri.

"Kan Aku dah bilang dari minggu lalu, Mas bantuin kesini tapi Mas banyak aja alasannya... Dipingitlah... Gak boleh sama Ibu lah..." Sena mengrucutkan bibirnya.

"Yaaa... nantilah kalau Aku dah jadi suami Kamu, Aku bantuin ngecat." Canda Fajri.

"Bantuin apalagi? Dah rapih sama Aku." Kata Sena.

"Ada apa?" Sena Ketus.

"Kok gitu sih?" Tanya Fajri.

"Katanya dipingit? gak boleh ngobrol lama-lama." Tegas Sena.

"Aku kangen tau..." Kata Fajri.

"Bodo...!" Ketus Sena. "Udah cepetan ada apa? Kerjaanku belum kelar." Sena mulai kesal.

"Iihhh gitu banget sih? Ibu nanya dirumah pengajian kapan?" Tanya Fajri.

"Abis maghrib. Mang kenapa?" Sena masih ketus.

"Kata Ibu, dirumah mempelai pria harus duluan." Kata Fajri.

"Ooohhh... Mang ada pengajian juga? Kirain gak ada?" Gerutu Sena.

"Kamu tuh yah... Kalau deket Aku gigit nih." Goda Fajri.

"Gigit aja tuh gagang telpon." Canda Sena masih ketus.

"Besok jangan sampai telat." Sena mengingatkan.

"Ya Tuan Putri...." Canda Fajri.

"Udah ya." Kata Sena.

"Tar dulu.... Cium dulu dong..." Fajri manja.

Sena langsung menutup gagang telpon. Sena langsung masuk kembali ke kamarnya dan meneruskan mengecat.

Ibu-ibu tetangga yang bantu-bantu di rumah menggoda Sena. "Kok pengantin ngecat sih?"

Sena hanya tersenyum.

"Ya Bu... Abis dadakan. Abang dan Adiknya lagi banyak pesanan jadi gak bisa bantu. Makanya Sena ngerjain sendiri." Kata Bunda.

"Sena memang rajin dari dulu." Kata Bu Bunga.

"Kak Sena... Sini Aku bantuin." Kata Ria.

"Gak usah... Sempit kalau Kamu bantuin disini. Kamarnya kecil yang bantuin besar." Canda Sena.

"Iihhh Kak Sena gitu..." Ria mengrucutkan bibirnya.

"Udah sana... mending Kamu urus anak-anak Kamu tuh... Udah pada makan belum? Disini makanan belum pada matang." Canda Sena.

Ria hanya terkekeh karena Sena terus memarahinya tak serius.

Jam 10 pagi pekerjaan mengecat Sena sudah selesai. Sena bergegas mandi. Kamar Sena memang kecil hanya berukuran 2x3 meter. Itu pun dia pasang tempat tidurnya yang ukuran nomor 2. Kalau nomor satu atau King, tak akan ada tempat untuk sena menaruh lemari dan tempat shalat.

Ibu-ibu masih menggoda Sena. Karena arah ke kamar mandi melewati Ibu-ibu yang sedang memasak.

Sena hanya tersenyum menghadapi candaan Ibu-ibu.

Selesai mandi, Sena meneruskan memasang payet pada kebayanya yang akan dia pakai besok. Bunda Sena sudah menjahitnya. Sena yang merapihkan dan memasang payet.

Lagi-lagi Ibu-ibu menertawakan Sena. Tapi Sena tak menghiraukannya. Malah Sena mendengar selentingan kalau pernikahan Sena yang mendadak ini karena Sena sudah hamil duluan.

Tapi Sena juga tak menghiraukan. Nanti juga Mereka lihat, Sena hamil atau tidak. Mereka akan rajin menghitung dari tanggal pernikahan hingga Sena melahirkan.

Bagi Sena meladeni gosip-gosip tetangga hanya buang-buang energi. Toh Mereka akan tambah senang kalau disikapi dengan emosi.

"Masih banyak Sena?" Tanya Bunda yang memang lalu lalang karena sibuk.

"Sebelah lagi Bunda." Kata Sena.

Bunda tersenyum melihat pekerjaan Sena. "Kalau sudah selesai, Kamu istirahat." Pinta Bunda.

"Ya Bunda." Kata Sena. Sebenarnya Sena tak tega melihat Bunda nya yang kecapean karena mengurus pernikahan Sena. Tapi Bunda melarang Sena untuk membantunya.

Vina sedang melipat dus-dus besek untuk bawaan Ibu-ibu yang mengaji nanti sehabis maghrib.

Kakak iparnya repot dengan anak-anaknya. Dia juga masih punya bayi yang baru berusia 2 bulan. Bunda juga tak mempermasalahkan.

Sena cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan memasang payet. Pas Adzan Dzuhur Sena sudah selesai dengan kebayanya. Sena menggantung kebaya nya di kamar bersama kain setelannya.

Sena hendak melaksanakan shalat dzuhur tapi ternyata Dia kedatangan tamu.

"Gak jadi shalatnya?" Tanya Bunda.

Sena menggeleng dan memperlihatkan pembalut pada Bunda nya.

Bunda hanya tersenyum. "Ya sudah... Kamu istirahat saja." Pinta Bunda.

Sena tak mendengar perkataan Bunda untuk istirahat. Tapi Dia malah membantu Vina melipat Dus untuk Besek. Sena juga membungkus kerupuk udang yang telah digoreng oleh sepupunya, Kak Mita.

Menjelang ashar, Ibu-ibu yang membantu masak sudah mulai meninggalkan dapur karena sudah banyak yang selesai. Hanya sesekali dua orang Ibu yang mondar-mandir memasak nasi.

Sena, Vina dan Kak Mita mulai memasukan nasi, rendang, tumis buncis, sambal goreng kentang, telor balado dan kerupuk juga pisang dan jeruk kedalam dus besek. Juga beberapa kue-kue dan air mineral kedalam dus yang lebih kecil.

"Sudah Sena... Kamu mandi sana. Sebentar lagi maghrib. Nanti pengajian, Kamu malah ngantuk." Pinta Kak Mita.

Kakak ipar Sena, Lana juga ikut membantu karena Abang Sena sudah tiba dirumah. Abang memang lebih cepat pulang karena acara pengajian dirumah.

Sena bergegas mandi. Sena mandi keramas karena merasa tubuh dan rambutnya berkeringat dan berminyak. Vina memberikan luluran pada Sena.

"Besok pagi aja Vin, sebelum dirias." Kata Sena.

Vina mengangguk. "Besok Aku bantu." Kata Vina.

Sena dan Vina memang hanya terpaut usia dua tahun. Vina tak memanggil Kakak pada Sena. Tapi Sena tak pernah protes. Bagi Sena, Vina adalah adik sekaligus teman bermainnya.

Sena sudah selesai mandi. Dia bergegas mengeringkan tubuh dan rambutnya. Sena mengenakan gamis warna hijau putih untuk pengajian.

"Bun... Sena lagi dapat. Nanti ngajinya gimana?" Tanya Sena.

"Baca saja Sena gak usah pegang Al Quran. Nanti Bu Hajah, Bunda kasih tahu kalau Kamu sedang halangan. Biasanya kalau pengantin perempuannya sedang berhalangan, bacaan Kamu dikurangi. Kamu hanya menyimak saja." Jelas Bunda.

Sena mengangguk.

Selepas maghrib, Ibu-ibu tetangga satu RT, juga Guru ngaji Sena, mulai berdatangan. Ada juga teman Bunda yang beda RT, datang ikut pengajian karena Bunda mengundangnya.

Bu Hajah mulai memberi tausiah untuk mempelai wanita dan Ibu-ibu yang nanti juga akan menikahkan putra-putrinya.

Pengajian pun dilaksanakan dengan khidmat. Bu Hajah juga meminta pada Sena untuk meminta maaf pada Bunda dan Abang Sena. Juga minta ijin agar besok dinikahkan dengan calon Suami Sena.

Setelah acara selesai. Ibu-ibu membaca shalawat sambil bergantian menghias telapak tangan Sena dengan inai atau hena.

Acara pengajian telah selesai. Vina dan Kak Mita membantu Sena menyelesaikan menghias telapak tangan dan kaki Sena dengan inai atau hena.

Terpopuler

Comments

Langit Biru

Langit Biru

aku mampir kak. hati dan like untukmu. mampir baik di karyaku ya ka

2022-06-04

1

anggita

anggita

mampir bca dan like👍 aja.

2021-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Jodoh
2 Lamaran
3 Persiapan Pernikahan
4 Akad Nikah
5 Malam Takbiran
6 Idul Fitri
7 Balik Ke Rumah Bunda
8 Keributan
9 Ke Pondok Gede
10 Sok Kuasa
11 Berobat 6 Bulan
12 Pengalaman Pertama
13 Sena Keguguran?
14 Kebohongan Fajri
15 Rejeki Gak akan Kemana
16 Serrreeemmm
17 Mulai Berubah
18 Bayi Sena
19 Kebahagiaan Sena dan Fajri
20 Ibu Tidak Suka
21 Kepergok Bunda
22 Cari Gara-gara
23 Di Usir Dari Kontrakan
24 Fajri Berulah Lagi
25 Fajri Memukuli Sena
26 Sena Sakit?
27 Sena Berdamai
28 Ingat Tentang Kamu
29 Memperlihatkan Sifat Asli
30 Fajri Sakit
31 Pesan Fajri
32 Fajri Selingkuh
33 Cerai Saja!
34 Sena Tak Bantu Sama Sekali?
35 Keluarga Matre
36 Kebebasan Fajri
37 Memaksa Kembali
38 Bangun Atas
39 Muntah Darah
40 Amarah Sena
41 Rikzi Sakit
42 Datang Lagi
43 Kepolosan Sena
44 Terlalu Fajri
45 Derita Sena
46 Fajri Yang Culas
47 Dera Bagi Sena
48 Amarah Nina
49 Resah
50 Bingung Mau Kemana
51 Rencana Apa Lagi
52 Akal Bulus Lagi
53 Fajri...... Basi
54 Selisih Jalan
55 Terganggu
56 Panggilan Kerja
57 Masuk Bekerja
58 Mendapat Teman Baru
59 Gaji Pertama
60 Jalan-jalan Berdua
61 Kasihan Bunda
62 Teman Yang Baik
63 Aku Menyukaimu
64 Jangan Diterima
65 Hukuman Buat Sena
66 Ancaman Buat Taufik
67 Ancaman Lain
68 Siapa
69 Dia Kembali??
70 Push Up
71 Perkenalan
72 Nge Date
73 Pelet
74 Lapas
75 Murahan
76 Penjelasan Andi
77 Nyong Ambon Manise
78 Ngamuk
79 Bebas
80 Sayur Asem
81 Makan Siang
82 Gado-gado
83 Demam
84 Andi Cemburu Buta
85 Perhatian
86 Modus Andi
87 Susah Tidur
88 Cepat-cepat Menikah
89 Belanja
90 Andi Berubah
91 Streesss
92 Caci Maki
93 Tambah Murka
94 Janji Tinggal Janji
95 Tersebar
96 Curhatan Sandi
97 Permintaan Aldi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Jodoh
2
Lamaran
3
Persiapan Pernikahan
4
Akad Nikah
5
Malam Takbiran
6
Idul Fitri
7
Balik Ke Rumah Bunda
8
Keributan
9
Ke Pondok Gede
10
Sok Kuasa
11
Berobat 6 Bulan
12
Pengalaman Pertama
13
Sena Keguguran?
14
Kebohongan Fajri
15
Rejeki Gak akan Kemana
16
Serrreeemmm
17
Mulai Berubah
18
Bayi Sena
19
Kebahagiaan Sena dan Fajri
20
Ibu Tidak Suka
21
Kepergok Bunda
22
Cari Gara-gara
23
Di Usir Dari Kontrakan
24
Fajri Berulah Lagi
25
Fajri Memukuli Sena
26
Sena Sakit?
27
Sena Berdamai
28
Ingat Tentang Kamu
29
Memperlihatkan Sifat Asli
30
Fajri Sakit
31
Pesan Fajri
32
Fajri Selingkuh
33
Cerai Saja!
34
Sena Tak Bantu Sama Sekali?
35
Keluarga Matre
36
Kebebasan Fajri
37
Memaksa Kembali
38
Bangun Atas
39
Muntah Darah
40
Amarah Sena
41
Rikzi Sakit
42
Datang Lagi
43
Kepolosan Sena
44
Terlalu Fajri
45
Derita Sena
46
Fajri Yang Culas
47
Dera Bagi Sena
48
Amarah Nina
49
Resah
50
Bingung Mau Kemana
51
Rencana Apa Lagi
52
Akal Bulus Lagi
53
Fajri...... Basi
54
Selisih Jalan
55
Terganggu
56
Panggilan Kerja
57
Masuk Bekerja
58
Mendapat Teman Baru
59
Gaji Pertama
60
Jalan-jalan Berdua
61
Kasihan Bunda
62
Teman Yang Baik
63
Aku Menyukaimu
64
Jangan Diterima
65
Hukuman Buat Sena
66
Ancaman Buat Taufik
67
Ancaman Lain
68
Siapa
69
Dia Kembali??
70
Push Up
71
Perkenalan
72
Nge Date
73
Pelet
74
Lapas
75
Murahan
76
Penjelasan Andi
77
Nyong Ambon Manise
78
Ngamuk
79
Bebas
80
Sayur Asem
81
Makan Siang
82
Gado-gado
83
Demam
84
Andi Cemburu Buta
85
Perhatian
86
Modus Andi
87
Susah Tidur
88
Cepat-cepat Menikah
89
Belanja
90
Andi Berubah
91
Streesss
92
Caci Maki
93
Tambah Murka
94
Janji Tinggal Janji
95
Tersebar
96
Curhatan Sandi
97
Permintaan Aldi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!