Akad Nikah

Pagi-pagi sekali Fajri sudah menelpon Sena.

"Aku dan rombongan dari sini berangkat sekarang." Kata Fajri.

"Ya... Hati-hati." Kata Sena dan langsung menutup telpon setelah berpamitan.

Ibu Joni sudah menunggu Sena, karena dia yang akan merias Sena. Ibu Joni memang mempunyai salon tapi salonnya tak seramai salon-salon diluar perumahan.

Bunda memang meminta tolong pada Ibu Joni untuk merias Sena. Tapi Ibu Joni menolak dibayar. Dia ikhlas membantu Bunda.

"Alhamdulillaah... Berkah tak henti-henti datang manakala niat baik dilangsungkan." Batin Bunda.

Para tetangga memang banyak yang menolong keluarga Bunda tanpa pamrih. Ada yang meminjamkan tenda untuk menutup jalanan agar para tamu bisa duduk dengan nyaman.

Ada yang menghias kamar Pengantin Sena yang tidak luas sedemikian rupa sehingga tampak cantik dan elegan.

Dari kemarin juga tak henti bantuan dari tetangga yang mengirim air mineral gelas satu dus. Juga ada yang mengirim beras. Semua terjadi karena kebaikan Almarhum Ayah Sena yang selalu membantu tetangga manakala Mereka membutuhkan bantuan. Juga Ketulusan Bunda melayani langganan jahit yang terkadang membayar kurang dari tarif yang sudah disepakati.

Abang dan Adik Sena juga merasa beberapa hari ini dagangan Mereka tak pernah sepi dari pembeli. Selalu habis. Alhamdulillaah... Karena Saudara-saudara Sena yang ikhlas membantu membiayai pernikahan Sena.

Sena sudah selesai dirias, sebelumnya tadi juga sudah dilulur oleh Vina. Sena terlihat segar dan manis. Sena memang tak secantik Vina.

Kalau kata tetangga, Putri-putri Bunda yang satu hitam manis, yang satu cantik dan yang satu lagi semok (seksi dan montok).

Sena memakai kebaya dan kainnya. Ibu membantu memakaikannya. Kemudian Sena menunggu didalam kamar.

Satu persatu tetangga yang diundang sudah mulai berdatangan. Acara pernikahan Sena sangat sederhana, tidak ada resepsi pernikahan, hanya ijab kabul dan kemudian makan-makan sebagai syukuran.

Tapi bantuan dari tetangga membuat acara akad Nikah hampir seperti resepsi pernikahan yang lumayan meriah.

Sena dan Bunda tak menyangka kalau sampai meriah seperti ini. Alhamdulillaah Bunda menyiapkan makanan sangat banyak jadi tak kurang menjamu para tamu yang ternyata lebih banyak daripada yang di undang.

Teman-teman Sena pun sudah mulai berdatangan. Padahal Sena hanya mengundang Teman kampusnya yang dekat dengan Sena tapi ternyata banyak yang ingin menghadiri pernikahan Sena.

Teman kerja Sena dulu juga banyak yang datang. Sena sangat bersyukur ternyata banyak teman-temannya yang peduli dengan Sena.

Tanpa Sena sadari, ketulusan hati Sena yang sering menolong temannya tanpa diketahui Mereka, ternyata dibalas Allah dengan tak terduga.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Padahal tadi Fajri menelpon akan berangkat jam 6 pagi. Pak penghulu sudah datang.

Sena nampak gelisah. Karena rombongan Fajri yang tak juga kunjung datang.

Sena merasa gugup karena tamu sudah mulai kasak-kusuk. Bunda juga sudah bolak-balik menanyakan pada Sena.

Sena menahan sakit perut karena gelisah menunggu Fajri.

"Untung hari ini Saya tak ada acara menikahkan ditempat lain. Ini mempelai terakhir yang akan menikah." Canda Pak Penghulu.

Abang Sena mencoba mengajak ngobrol Pak Penghulu dan para Sesepuh perumahan yang hadir.

"Kayaknya Mas Fajri terkena macet deh Bun. Jangan-jangan mereka melewati jalur Bivak. Ini kan hari minggu, sebentar lagi puasa, banyak yang nyekar ke makam Karet Bivak." Kata Sena.

"Iya ya... Memang Kamu gak bilang?" Tanya Bunda.

"Sena lupa Bun. Sena pikir Mas Fajri akan berpikir gak akan lewat Bivak. Dia kan lebih tau jalan daripada Sena." Kata Sena pelan.

"Kamu yang sabar ya. Mudah-mudahan Mereka cepat sampai." Hibur Bunda.

"Sena mules Bun. Sena stress..." Kata Sena pelan.

Bunda mengusap punggung Sena lembut. Bunda memanggil adik sepupu Sena, Anti. Untuk menemani Sena dan sedikit memijit punggung Sena agar tidak mulas dan stress.

Jam 10.20 rombongan Fajri sudah terlihat. Keamanan perumahan memberitahu kalau rombongan pengantin Pria sudah datang.

"Alhamdulillaah..." Kata Pak Penghulu, Abang Sena dan Bapak-bapak yang sudah berkumpul di ruang akad nikah.

Sena diberitahu kalau rombongan Fajri sudah ada dilapangan sedang parkir mobil.

Sena menghela nafas. "Alhamdulillaah... Aku mau buang angin Anti, Kamu keluar gih. Pasti bau banget." Kata Sena malu.

Anti mengangguk.

10 menit kemudian rombongan tiba di rumah Bunda Sena. Mereka masih kasak kusuk.

"Ada apa Fajri?" Tanya Abang Sena.

"Maaf Bang, rombongan yang bawa mas kawin dan hantaran pernikahan belum tiba, mereka tertinggal." Kata Fajri.

"Ya sudah gak apa. Kamu istirahat dulu." Kata Abang Sena.

Orangtua Fajri pun masuk kedalam ruang akad nikah. Mereka bercerita terjebak macet di karet bivak.

Lokasi rumah orangtua Fajri memang di daerah Jakarta Timur, sedang rumah Bunda di Jakarta Barat.

"Gak apa, Pak... Akad nikah bisa dilaksanakan." Kata Pak Penghulu. "Tapi kalau mau istirahat dulu juga gak apa."

Ibu Fajri nampak berkipas karena lelah perjalanan yang macet.

"Tadi kenapa gak lewat cawang?" Kata Abang Sena.

"Ya Bang, Fajri lupa. Abis tadi sudah buru-buru biar cepat sampe sini." Kata Fajri tersipu malu.

Bapak-bapak tertawa dengan kepolosan Fajri. "Sudah gak sabar biar SAH ya... Hahahaha...."

Adik ipar Fajri masuk kedalam. "Rombongan yang bawa mahar sudah deket. Di depan gerbang perumahan." Kata Rino.

"Alhamdulillaah..." Sahut Bapak-bapak.

"Kita tunggu sebentar ya Fajri. Tenang saja, Sena nya gak akan kabur kok." Canda Pak Penghulu.

Bu Hajah masuk ke kamar Sena. "Sena, akad nikah, Kamu mau disini atau di depan?" Tanya Bu Hajah.

"Sena ke depan saja Bu Hajah." Kata Sena.

Bu Hajah tersenyum. "Ya sudah gak apa. Kamu siap-siap ya, sebentar lagi dimulai." Kata Bu Hajah.

Sena mengangguk. Jantungnya mulai berdebar.

Rombongan pun tiba. Abang Sena sebagai wali nikah sudah bersiap. Para Saksi yang ditunjuk juga sudah siap. Mahar dan hantaran pernikahan sudah tertata didepan meja akad nikah.

Sena dijemput Bunda untuk keluar. Sena duduk disebelah Fajri. Sena menunduk malu.

Pembacaan ayat suci Al Quran dikumandangkan oleh teman Sena.

Kemudian Pak penghulu memberikan tausiah pernikahan.

Lalu Pak penghulu meminta Sena untuk meminta maaf pada Bunda dan Abang Sena, juga meminta ijin agar Abang Sena menikahkan Sena dengan Fajri.

Suasana sangat melo, para undangan yang hadir banyak yang mengusap airmata Mereka mendengar permintaan maaf Sena pada Bunda dan Abangnya.

Fajri pun tak dapat menahan airmatanya.

Tak lama Pak penghulu menyerahkan perwalian Nikah pada Abang Sena. Abang Sena memulai perkataan akad Nikah.

Fajri menyahut:

......🌷Saya Terima Nikah dan Kawinnya Sena Fatimah Binti Almarhum Bapak Ibrahim Dengan Mas Kawin Seperangkat Alat Shalat, Dibayar... TUNAI....🌷......

"SAAAHHH...!!" Kata para saksi.

"Alhamdulillaah..." Pak Penghulu membaca doa-doa untuk keberkahan kedua mempelai.

Sena mencium punggung telapak tangan Fajri. Fajri mengecup kening Sena.

Mereka pun sungkeman dengan kedua orangtua Fajri kemudian pada Bunda dan Abang Sena.

Tak lama para undangan masuk untuk memberi selamat kepada kedua mempelai.

Mereka dipersilahkan untuk menyicipi hidangan yang sudah disediakan.

FLASH BACK OFF

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

seksi dan montok., 👏

2021-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Jodoh
2 Lamaran
3 Persiapan Pernikahan
4 Akad Nikah
5 Malam Takbiran
6 Idul Fitri
7 Balik Ke Rumah Bunda
8 Keributan
9 Ke Pondok Gede
10 Sok Kuasa
11 Berobat 6 Bulan
12 Pengalaman Pertama
13 Sena Keguguran?
14 Kebohongan Fajri
15 Rejeki Gak akan Kemana
16 Serrreeemmm
17 Mulai Berubah
18 Bayi Sena
19 Kebahagiaan Sena dan Fajri
20 Ibu Tidak Suka
21 Kepergok Bunda
22 Cari Gara-gara
23 Di Usir Dari Kontrakan
24 Fajri Berulah Lagi
25 Fajri Memukuli Sena
26 Sena Sakit?
27 Sena Berdamai
28 Ingat Tentang Kamu
29 Memperlihatkan Sifat Asli
30 Fajri Sakit
31 Pesan Fajri
32 Fajri Selingkuh
33 Cerai Saja!
34 Sena Tak Bantu Sama Sekali?
35 Keluarga Matre
36 Kebebasan Fajri
37 Memaksa Kembali
38 Bangun Atas
39 Muntah Darah
40 Amarah Sena
41 Rikzi Sakit
42 Datang Lagi
43 Kepolosan Sena
44 Terlalu Fajri
45 Derita Sena
46 Fajri Yang Culas
47 Dera Bagi Sena
48 Amarah Nina
49 Resah
50 Bingung Mau Kemana
51 Rencana Apa Lagi
52 Akal Bulus Lagi
53 Fajri...... Basi
54 Selisih Jalan
55 Terganggu
56 Panggilan Kerja
57 Masuk Bekerja
58 Mendapat Teman Baru
59 Gaji Pertama
60 Jalan-jalan Berdua
61 Kasihan Bunda
62 Teman Yang Baik
63 Aku Menyukaimu
64 Jangan Diterima
65 Hukuman Buat Sena
66 Ancaman Buat Taufik
67 Ancaman Lain
68 Siapa
69 Dia Kembali??
70 Push Up
71 Perkenalan
72 Nge Date
73 Pelet
74 Lapas
75 Murahan
76 Penjelasan Andi
77 Nyong Ambon Manise
78 Ngamuk
79 Bebas
80 Sayur Asem
81 Makan Siang
82 Gado-gado
83 Demam
84 Andi Cemburu Buta
85 Perhatian
86 Modus Andi
87 Susah Tidur
88 Cepat-cepat Menikah
89 Belanja
90 Andi Berubah
91 Streesss
92 Caci Maki
93 Tambah Murka
94 Janji Tinggal Janji
95 Tersebar
96 Curhatan Sandi
97 Permintaan Aldi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Jodoh
2
Lamaran
3
Persiapan Pernikahan
4
Akad Nikah
5
Malam Takbiran
6
Idul Fitri
7
Balik Ke Rumah Bunda
8
Keributan
9
Ke Pondok Gede
10
Sok Kuasa
11
Berobat 6 Bulan
12
Pengalaman Pertama
13
Sena Keguguran?
14
Kebohongan Fajri
15
Rejeki Gak akan Kemana
16
Serrreeemmm
17
Mulai Berubah
18
Bayi Sena
19
Kebahagiaan Sena dan Fajri
20
Ibu Tidak Suka
21
Kepergok Bunda
22
Cari Gara-gara
23
Di Usir Dari Kontrakan
24
Fajri Berulah Lagi
25
Fajri Memukuli Sena
26
Sena Sakit?
27
Sena Berdamai
28
Ingat Tentang Kamu
29
Memperlihatkan Sifat Asli
30
Fajri Sakit
31
Pesan Fajri
32
Fajri Selingkuh
33
Cerai Saja!
34
Sena Tak Bantu Sama Sekali?
35
Keluarga Matre
36
Kebebasan Fajri
37
Memaksa Kembali
38
Bangun Atas
39
Muntah Darah
40
Amarah Sena
41
Rikzi Sakit
42
Datang Lagi
43
Kepolosan Sena
44
Terlalu Fajri
45
Derita Sena
46
Fajri Yang Culas
47
Dera Bagi Sena
48
Amarah Nina
49
Resah
50
Bingung Mau Kemana
51
Rencana Apa Lagi
52
Akal Bulus Lagi
53
Fajri...... Basi
54
Selisih Jalan
55
Terganggu
56
Panggilan Kerja
57
Masuk Bekerja
58
Mendapat Teman Baru
59
Gaji Pertama
60
Jalan-jalan Berdua
61
Kasihan Bunda
62
Teman Yang Baik
63
Aku Menyukaimu
64
Jangan Diterima
65
Hukuman Buat Sena
66
Ancaman Buat Taufik
67
Ancaman Lain
68
Siapa
69
Dia Kembali??
70
Push Up
71
Perkenalan
72
Nge Date
73
Pelet
74
Lapas
75
Murahan
76
Penjelasan Andi
77
Nyong Ambon Manise
78
Ngamuk
79
Bebas
80
Sayur Asem
81
Makan Siang
82
Gado-gado
83
Demam
84
Andi Cemburu Buta
85
Perhatian
86
Modus Andi
87
Susah Tidur
88
Cepat-cepat Menikah
89
Belanja
90
Andi Berubah
91
Streesss
92
Caci Maki
93
Tambah Murka
94
Janji Tinggal Janji
95
Tersebar
96
Curhatan Sandi
97
Permintaan Aldi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!