NovelToon NovelToon
Struktur Dasar Alur Novel Online

Cara Memperkuat Empati Agar Pembaca Menetap Di Ceritamu

Jumlah peserta 212

Yang dimaksud empati adalah tindakan di mana pembaca membayangkan dirinya sebagai salah satu tokoh utama pada saat membaca, dan untuk hasilnya, yaitu pembaca akan merasakan apapun yang dirasakan oleh tokoh utama, seakan mengalaminya secara langsung dan mendapatkan perasaan yang kuat.


Terlihat jelas bahwa ini sangat menguntungkan pada kebanyakan keadaan. Masalah kita sendiri dan orang lain pastinya akan membawakan perasaan yang amat berbeda, sama seperti saat kita melihat olimpiade, ada tidaknya partisipasi tim negara kita, pandangan dan penopang kita pasti berbeda, sedangkan kalau lebih mendalam lagi, apakah pesertanya sanak keluarga atau teman kita, tingkat perhatian itu akan semakin berbeda.


Jadi, empati dapat membuat pembaca semakin memperhatikan karyamu, semakin mendalami plot, semakin menanti hal yang akan terjadi berikutnya. Atau simpelnya, empati membuat suatu karya memiliki daya tarik yang lebih kuat.


Akan tetapi, segala sesuatu pasti ada baik dan buruknya. Dalam waktu bersamaan saat mendapatkan keuntungan ini, empati juga akan membawakan dampak negatif, itu adalah saat tokoh utama mengalami musibah, perasaan pembaca juga akan semakin kuat, dan jika perasaan ini melewati batas yang dapat diterima oleh pembaca, mereka kemungkinan akan berhenti membaca, bahkan mulai mencaci maki.


Ini juga yang menyebabkan adanya beberapa larangan menulis artikel online, misalnya harus ending bahagia, jika pada akhirnya endiing tersebut adalah seluruh keluarga meninggal, di bawah pengaruh kuat dari empati, pembaca secara alami tidak akan bisa menerimanya.


Tentu saja, pada saat menulis, kita bisa sekali menghindari dampak negatif dari empati ini, dan hanya mempertahan dampak postif. Jadi, bagi penulis, terutama penulis online, empati pastinya adalah hal bagus.


Lalu, bagaimana munculnya empati, bagaimana memperkuatnya?


Sebelum membahas poin ini, kita harus terlebih dahulu membedakan empati dan pengakuan.


Empati sudah dibahas sebelumnya, yaitu perasaan khusus di mana pembaca menempatkan diri sebagai tokoh utama, sedangkan pengakuan adalah tingkat pengakuan pembaca terhadap tindakan tokoh utama. Kedua hal ini saling berkaitan, tapi tidak sama.


Mari bahas empati dulu. Munculnya empati tidaklah sulit, dalam suatu makna, kita tidak perlu melakukan apapun, empati akan ada secara alami. Asalkan novel mempunyai tokoh utama, pembaca akan secara alami berempati, bahkan meskipun tokoh utamanya hanya seekor kucing, sebuah pohon, juga akan ada empati dari para pembaca.


Perbedaannya hanya terletak pada kuat atau lemahnya empati, sedangkan yang mempengaruhi poin ini adalah tingkat persamaan pembaca dan tokoh utama.


Persamaan ini berasal dari segala sisi, termasuk image, sifat, nilai-nilai dari tokoh itu sendiri, dan berbagai sisi lainnya. Semakin tinggi tingkat persamaan, maka empati juga akan semakin kuat. Jadi, pembaca wanita pasti akan lebih mudah berempati pada tokoh utama wanita, anak muda juga akan lebih mudah berempati pada tokoh utama anak muda... dapat dibilang bahwa setiap setting tokoh utama menentukan kuat atau lemahnya empati.


Yang harus diperhatikan di sini adalah, gampang dirusak sulit dibangun, nilai tambah yang dibawa oleh sebuah setting yang cocok biasanya tidak sebanding dengan nilai kurang yang dibawa oleh sebuah setting yang berlawanan. Jadi jika hanya untuk empati, meskipun untuk setting tokoh utama tidak boleh terlalu blur—— ini mengakibatkan tidak ada nilai tambah, tapi juga tidak boleh terlalu jelas—— ini mengakibatkan semakin banyaknya nilai kurang.


Oleh karena itu, selain beberapa setting yang tidak dapat dihindari, misalnya jenis kelamin, kita sebisanya harus menambahkan setting yang dapat dengan jelas sesuai dengan kelompok pembaca, misalnya memastikan pembaca adalah kalangan muda, maka kita harus menambahkan setting bahwa tokoh utama adalah anak muda, dengan bersamaan juga harus sebisanya mengurangi kelompok yang tidak bisa dipastikan, atau setting minim kelompok bersangkutan, misalnya kepastian tinggi badan tokoh utama.


Ada lagi yang harus diperhatikan adalah, sesuatu yang bersifat internal pada dasarnya selalu leih penting dari yang eksternal. Misalnya, pengaruh sifat tokoh utama lebih besar daripada postur tubuhnya. Oleh karena itu, seorang warga china melintasi waktu menjadi orang asing, putih di luar dan langsat di dalam, dengan seorang warga asing melintasi waktu jadi warga china, langsat di luar dan putih di dalam, jelas kalau empati yang pertama lebih kuat.


Di sini, masih ada satu lagi yang sangat penting, tapi sering kali diabaikan——image pembaca itu sendiri di dalam hati mereka, belum tentu cocok dengan image yang sebenarnya.


Biasanya, kita akan secara reflek mempercantik image kita sendiri. Misalnya di dalam novel, tokoh utama menyinggung orangtua dengan perkataan, pembaca mungkin saja tidak puas setelah membacanya, serta langsung mempengaruhi empati, karena mereka berpikir tindakan tokoh utama berlawanan dengan mereka, yang dirinya berbakti pada orangtua, tidak akan punya tindakan seperti ini. Tapi kenyataannya, kita belum tertu seberbakti itu, kita mungkin saja pernah menyinggung perasaan orangtua, hanya saja secara reflek mengabaikannya, dan menganggap kita sendiri adalah pribadi yang baik, dan merasa tokoh utama tidak sama dengan kita.


Sama juga halnya, kita sendiri mungkin penakut, mungkin tidak akan berani bersuara ketika bertemu pria kekar saat keluar, mungkin akan memohon ampun begitu ditarik olehnya, mungkin akan menangis terisak-isak begitu ditampar... akan tetapi, saat kita melihat tokoh utama yang begini, kita akan mengakui tindakannya ini, tapi apa akan mengakui kalau ini kita?


Normalnya, kebanyakan pembaca tidak akan beranggapan demikian. Dan penolakan ini, secara langsung menghancurkan pengakuan yang dijelaskan di atas, dan kaena pengakuan terpengaruh, maka empati juga akan hancur.


Misalnya yang dijelaskan di atas, dikarenakan pengaruh oleh empati, sifat internal tokoh akan lebih penting, sedangkan performa internal, tentu saja diutarakan lewat perkataan dan perbuatan. Oleh karena itu, perkataan dan tindakan tokoh utama bisa atau tidak diakui oleh pembaca, yaitu kuat atau tidaknya pengakuan, akan langsung mempengaruhi kuat atau lemahnya empati.


Tapi, yang tidak sama dari empati adalah, pengakuan tidak mengharuskan perkataan dan perbuatan tokoh utama selaras dengan pembaca.


Misalnya, tokoh utama ditangkap oleh musuh, disiksa tapi tidak menyerah. Kenyataannya, meskipun pembaca secara reflek mempercantik diri, juga belum tentu akan merasa diri sendiri sehebat itu, jadi tindakan tokoh utama tidak dibuat sama dengan pembaca, tapi ini tidak menghalangi pengakuan pembaca, mereka akan mengakui tindakan seperti ini, mengagumi tindakan tersebut.


Singkatnya, yaitu pembaca merasa yang dilakukan tokoh utama adalah benar.


Pengakuan, tidak semuanya berkembang ke arah moral. Misalnya, tokoh utama menemukan sebuah harta karun, dari segi moral, dia seharusnya berusaha mencari pemilik harta karun tersebut, mencoba untuk mengembalikannya, jika tidak bisa, maka cobalah untuk beramal dengan benda itu, setidaknya juga berguna bagi negara, bukannya menjadikan milik sendiri, dan jika tokoh utama sungguh berbuat demikian, sanat memungkin bagi pembaca untuk memarahinya bodoh, mungkin tidak setuju dengan tindakan ini, secara langsung menghancurkan pengakuan.


Intinya, buat tokoh utama menimbang benar dan salah dengan baik, kemudian sebisanya memilih yang menguntungkan untuk diri sendiri, dan juga membuat tindakan diri sendiri lebih berwibawa, ini adalah aturan umum untuk diakui.


Dari contoh di atas, tokoh utama menyadari menyerahkan harta karun tidak menguntungkan diri sendiri, jadi menghancurkan pengakuan; tokoh utama tersenyum menghadapi amukan, ini terlihat sangat bagus, jadi pembaca bisa mengakuinya; sedangkan dia membuat tindakan pengecut, tentu saja ini sangat tidak berguna,jadi pembaca tidak bisa menerimanya.

Inilah pengakuan.


Kesimpulannya adalah, ketika novel dimulai, ketika tokoh utama muncul, maka empati akan terbentuk sendirinya. Sedangkan setelahnya, seiring bermunculannya setting tokoh, kuat atau lemahnya empati akan mengalami perubahan, setting yang semakin internal akan berpengaruh semakin besar, setelah setting sudah ditunjukkan semua, empati akan emncapai sebuah puncak, dan setelahnya empati akan terpengaruh oleh pengakuan. Jika pembaca mengakui perkataan dan tindakan tokoh utama, maka pengakuan akan semakin kuat, dan akan mempertahankan empati atau bahkan memperkuat, sebaliknya, jika pembaca tidak mengakuinya, pengakuan akan hancur, ataupun lebih parahnya langsung berhenti membaca.



Jika dibandingkan, pengakuan lebih penting daripada empati.

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!