NovelToon NovelToon
Struktur Dasar Alur Novel Online

Template Kerangka Cerita

Jumlah peserta 3144
Pembahasan utama materi kali ini yaitu, cara membangun isi alur cerita, membantu penulis mempelajari cara menata kerangka cerita, cara menulis klimaks yang baik, cara membuat cerita memuaskan, cara mengontrol ritme, serta cara menarik dan mempertahankan pembaca, dsb.

Kerangka cerita adalah kerangka yang dibentuk oleh novel, yang mengacu pada alur perkembangan cerita dan juga dapat membantu penulis memperjelas kelogisan dan sebab akibat pada saat menulis, oleh karena itu sebelum mulai menulis, memiliki sebuah kerangka cerita yang berkualitas sangatlah penting. Selanjutnya, kami juga telah menyediakan sebuah template kerangka yang sangat bermanfaat, semoga dapat menjadi referensimu. Mari kita simak bersama.


Tujuan Menulis Kerangka Cerita


1. Membantu penulis menyelesaikan karya dengan sebaik mungkin. Inspirasi ataupun pikiran hanyalah ide sesaat, banyak penulis yang mengalami kebingungan saat sudah menulis hingga pertengahan cerita, atau bahkan setelah belasan bab. Setelah semangat yang semulanya hilang, penulis akan kehilangan arah tujuan kemana ceritanya harus berlanjut, jika kerangka cerita sudah dibuat sebelum mulai menulis, maka dapat membantu penulis untuk menentukan arah penulisan selanjutnya saat bingung/ stuck, dan juga menjamin karya bisa diselesaikan dengan lancar tanpa perlu menulis sambil memikirkan plot cerita.


2. Memudahkan penulis untuk berkomunikasi dengan Editor. Sering kali penulis akan kesulitan memberitahu cerita yang ingin ditulisnya kepada Editor hanya dengan beberapa kata, Editor juga akan kesulitan memahami keseluruhan keinginan atau masalah pada karya tersebut melalui deskripsi dari penulis. Setelah adanya kerangka cerita, komunikasi antara penulis dan Editor akan menjadi lebih mudah, Editor dapat memahami cerita yang ingin ditulis penulis, serta bagaimana baiknya untuk menulis di berbagai tahapan yang berbeda. Dengan begini, Editor barulah dapat memberikan bimbingan yang lebih detail dan profesional.


karya Informasi


Judul:

Singkat, jelas dan padat, judul sebaiknya berkaitan erat dengan isi cerita, akan lebih baik jika bisa menampilkan unsur cerita, dan tidak boleh terlalu panjang. Misalnya 《Aku Crazy Rich》,《Reinkarnasi: Back to 20》,《Pria Yang Merenggut Mahkotaku》,《MAFIA OF WARS》,《Reinkarnasi: Mengubah Takdir》


Tema:

Kategori tingkat I adalah genre utama, misalnya Modern, CEO, Roman Fantasi, Fantasi Timur/ Barat; Tingkat II yaitu ditentukan berdasarkan tema yang kamu pilih, misalnya Reinkarnasi, Mendadak Kaya, Pulai Terpencil.


Kategori Pria/ Wanita

Karya lebih cocok dibaca pria atau wanita, hal ini menyangkut promosi yang akan dilakukan berikutnya


Lingkup Jumlah Kata

Interval jumlah kata kasar bagi penulis untuk menentukan cakupan kasar karya, dan memberikan saran berdasarkan pengalaman menulis penulis oleh Editor


Nama Pena

Nama pena, disarankan nama yang lugas dan populer agar mudah diingat.


Sinopsis

Ditujukan untuk pembaca, berkaitan dengan isi karya, sinopsis singkat berupa setting cerita yang dapat menarik perhatian orang


Pengenalan rinci


Sinopsis Cerita (berbeda dengan sinopsis karya, sinopsis cerita merangkum isi dari versi cerita yang telah disempurnakan untuk editor)

5W+1H yang terjadi pada protagonis, pada dasarnya ini sudah merupakan garis besar cerita.


Pengenalan Tokoh

Protagonis pria: Tokoh utama dalam kategori pria

Protagonis wanita: Tokoh utama dalam kategori wanita, dalam kategori pria boleh ada banyak karakter wanita yang mengelilingi protagonis pria, tidak harus hanya protagonis wanita seorang

Figuran penting 1, 2, 3...: Boleh teman si protagonis pria, keluarga, atau juga bawahan si antagonis, ataupun tokoh penting lainnya.

Antagonis: Musuh si protagonis, bisa jadi hanya sementara, atau juga musuh protagonis dari awal hingga akhir cerita.

Peliharaan: Kucing, anjing, atau apapun yang hidup bergantung pada protagonis, dan dapat membantu protagonis dalam suatau situasi (bahkan sistem yang bisa berbicara juga boleh) (tidak perlu ditulis kalau tidak ada)

Guru: Pembimbing dan penolong protagonis untuk menjadi orang yang lebih kuat, bisa saja sudah berada di sisi protagonis sejak awal, ataupun orang yang menolong protagonis menjadi dewasa pada saat pertama kali mengalami keterpurukan (tidak perlu ditulis kalau tidak ada)


Pengenalan Pandangan Dunia

Protagonis hidup di sebuah dunia yang seperti apa, dunia modern, waktu dekat, atau dunia paralel, atau mungkin sebuah dunia atas


Setting Kemampuan Khusus

Apa kemampuan spesial (khusus) protagonis?

1. 1 atau banyak?

2. Hanya sementara atau berlaku dari awal hingga akhir cerita?

3. Apa kemampuannya masih bisa berkembang?

4. Merupakan sistem yang sudah sempurna sejak awal, lalu perlahan menunjukkan keasliannya seiring dewasanya protagonis?

5. Awalnya masih kurang sempurna, tapi kemampuan spesial ini perlahan meningkat seiring dewasanya protagonis dan latihan yang dilakukan?

6. Apa batasan kemampuan spesial ini?

7. Apakah ada efek samping jika dipakai berulang kali?


Ketika kamu sudah memikirkan dengan matang pertanyaan-pertanyaan di atas, seharusnya kemampuan khusus protagonismu sudah dapat hadir dengan sangat jelas.



Bagaimana Membuat Kerangka Cerita?

Kerangka cerita secara umum dibagi menjadi lima yaitu konflik, perkembangan, puncak kecil, gambaran dasar dan puncak besar. Kelima komponen ini perlu diterakan untuk meramu cerita yang matang. Berikut ini masing-masing penjelasannya:


1. Konflik

Konflik sangat penting untuk membantu dan menjaga plot cerita berkembang sesuai premise cerita yang sudah disusun agar tidak keluar dari jalurnya. Konflik yang menghidupkan cerita, tanpa konflik cerita akan gersang. 

Selain itu, konflik juga membantu karakter untuk berkembang. Idealnya, cerita yang bagus akan memuat konflik yang akan membuat karakternya berkembang menjadi dinamis dan tidak statis. Misalnya karakter A yang terkenal kejam berubah menjadi baik setelah bertemu dengan seorang laki-laki kecil yang menyelamatkan hidupnya. Dari sini, karakter mengalami perkembangan, konflik membuat karakter dalam cerita tumbuh, baik itu menjadi baik atau justru sebaliknya.

Dengan konflik yang matang, cerita akan berkembang mengikuti kerangka cerita. Adegan-adegan yang dibuat akan selaras untuk menuju premise. 


2. Insistence vs Resistence

Dalam James N. Frey dalam bukunya “How to Write a Damn Good Novel” mengenalkan konsep “Insistence vs Resistence” dalam membuat konflik yang baik. Insistence adalah kebulatan tekat tokoh utama untuk mencapai tujuannya. Resistence adalah antagonis atau factor eksternal yang menghalangi tokoh utama untuk mencapai tujuannya. Dan keduanya harus memiliki motivasi yang sama-sama kuat. Konflik yang ideal seyogyanya menerapkan konsep ini. Misalnya karakter A ingin masuk universitas B tapi dihalangi oleh orangtuanya. Dia berusaha mencari cara agar diijinkan orangtuanya tetapi orangtuanya tetap keras hati karena sifat anaknya yang manja dan tidak mandiri. Karakter A berusaha menunjukkan perubahan sikap dan meyakinkan orangtuanya bahwa niatnya adalah untuk menuntut ilmu. Akhirnya, orangtua si A merestuinya untuk bersekolah ke universitas lain. 

Dari contoh diatas, konflik terjadi saat tujuan si A tidak sesuai dengan orang tuanya namun akhirnya terselesaikan dengan kekerasan upaya dan keteguhan niatnya. Dapat disimpulkan bahwa formula meramu konflik yang baik menurut Raymond Hull dalam bukunya “How to Write a Play” adalah "M + G + O = C. Main Character + his Goal + Opposition = Conflict."  


3. Tipe-tipe konflik

Masih dalam buku yang sama, James menjabarkan tipe konflik yaitu 1. konflik statis (static), 2. konflik yang melompat (jumping conlict) dan 3. konflik yang bergerak perlahan (slowly raising conflict). Konflik tipe pertama adalah tipe yang harus dihindari, konflik jenis ini seperti misalnya percakapan biasa tanpa argument, pertengkaran tanpa perlawanan. Konflik tipe kedua juga sebaiknya dihindari karena intensitas cerita yang berubah secara mendadak tanpa transisi dan motivasi yang layak, hal ini akan membingungkan bagi pembaca juga membuat kaget, misalnya si A yang menangis tiba-tiba tertawa. Konflik tipe terakhir adalah yang paling ideal, cerita dan karakter didalamnya berkembang secara perlahan disertai transisi dan motivasi yang memadai.


4. Perkembangan  

Runtutan-runtutan sebelum cerita menemui puncak kecil merupakan tahap perkembangan. Dalam membangun puncak kecil perlu diperhatikan agar adegan yang dibuat relevan dengan puncak kecil yang akan dituju dan menghindari adegan-agegan yang tidak berkaitan atau mendukung puncak kecil. Misalnya karakter A harus menaklukkan monster yang kerap memangsa warga untuk menjadi penguasa kerajaan, maka dia mencari kelemahan-kelemahan monster untuk mengalahkannya. Dia pergi ke hutan untuk mencari buah Y yang akan mematikan monster itu. 

Dari contoh diatas adegan karakter A seiring dengan ditujuan yang ingin dicapai. Dia ingin mengalahkan monster dan melakukan upaya yang relevan untuk mengalahkannya. 


5. Puncak Kecil

Penyelesaian awal dari konflik kecil dalam cerita akan menemui puncak kecil. Setelah adegan-adegan yang disusun dalam tahap perkembangan, karakter akan menemui penyelesai awal dari konflik kecil yang dihadapinya. Dari contoh sebelumnya, dapat dibuat puncak kecil karakter A berhasil mendapatkan buah Y. Namun, dia masih punya konflik lanjutan yaitu membunuh monster untuk menjadi penguasa kerajaan. 

Untuk membangun puncak kecil, selalu jadikan premise sebagai acuan. Misalnya dari contoh sebelumnya premise cerita adalah “Kebaikan akan mengalahkan kejahatan”. Penyelesaian konflik kecil yaitu karakter A berhasil mendapatkan buah Y akan mendukung premise cerita karena dia semakin dekat dengan tujuannya.

Pada dasarnya, konflik kecil ini akan berlanjut ke gambaran dasar atau konflik lanjutan untuk menguji lebih lanjut kebenaran premis cerita. 


6. Gambaran Dasar

Setelah konflik awal berhasil terselesaikan, cerita akan memasuki konflik tahap selanjutnya atau gambaran dasar; merupakan konflik sebenarnya yang harus diselesaikan oleh tokoh utama untuk membuktikan premis. Untuk penulis mahir, gambaran dasar dapat diletakkan sebelum puncak kecil. Namun untuk penulis pemula, sebaiknya gambaran dasar dibangung setelah puncak kecil. Tujuannya untuk membiasakan diri dengan aturan kerangka cerita sebelum melakukan modifikasi pada plot ketika kemampuan meramu cerita sudah semakin terasah. Misalnya dengan menggunakan contoh cerita sebelumnya, karakter A ternyata harus menyebrangi sungai berbahaya untuk mendapatkan buah Y. Namun dia mampu melaluinya dan mendapatkan buah Y dan mengalahkan monster. Diapun akhirnya menjadi penguasa kerajaan.

Dalam contoh diatas, gambaran dasar (konflik lanjutan) adalah karakter A yang harus menyebrangi sungai, namun dia berhasil melalui dan mendapatkan buah Y (puncak kecil) dan mengalahkan monster serta menjadi raja (puncak besar). 

Gambaran dasar dibangun berdasarkan konflik untuk menguji kekuatan premis lebih lanjut. Untuk membuat gambaran dasar yang baik, buat gambaran dasar yang akan mengarahkan ke puncak besar dan menghindari menulis adegan tidak perlu yang tidak mendukung tujuan untuk mencapai puncak besar.  Yang perlu diingat, gambaran besar akan membuat cerita mengerucut ke poros premise cerita dan membuktikan kebenaran dari premis yang dibangun.


7. Puncak besar

Adegan-adegan yang dibangun pada tahap gambaran dasar adalah untuk mencapai puncak besar yaitu penyelesaian konflik utama pada cerita. Pada tahap ini, kebenaran premis cerita akan diuji dan dibuktikan. Dan cerita dramatis yang baik tidak akan mengingkari premise cerita yang telah dibangun. Misalnya dari contoh sebelumnya jika premise cerita adalah “Kebenaran akan mengalahkan kejahatan”, puncak besar akan membuktikan bahwa premise itu benar dengan berhasilnya karakter A mengalahkan monster jahat dan menjadi raja.

Puncak besar yang baik adalah yang membuat pembaca merasa bahwa cerita telah benar-benar berakhir dan konflik telah terselesaikan. 

Selain itu, untuk  membangun penyelesaian akhir dari gambaran dasar atau konflik lanjutan sebaiknya memunculkan fluktuasi emosi karakter dalam novel. Terutama tokoh utama dalam cerita. 

Karakter yang berkembang bisa ditunjukan dari perubahan sikap dan sifat karakter seiring waktu hingga puncak besar terjadi. Penggambaran fluktuasi karakter misalnya karakter A yang manja menjadi pribadi yang mandiri. 

Akhirnya, hindari stagnansi karakter yaitu karakter yang tidak berkembang secara emosi. Hal ini karena stagnansi karakter akan membuat cerita datar dan membosankan. 



Tata letak cerita dan bab Anda

Kerangka Isi Cerita (disarankan jumlah dari keempat bagian tersebut berada dalam 1000 kata)

Pengenalan:

20%, memperkenalkan situasi protagonis dan latar belakang dunia dengan jelas, melalui sebuah peristiwa besar dan beberapa peristiwa kecil yang membentuk sebuah peristiwa besar, serta menunjukan kemampuan dan keahlian khusus protagonis kepada pembaca. Pada umumnya cerita pada tahap seperti ini berguna untuk menghancurkan kehidupan protagonis yang semula, kemudian membina protagonis berjalan ke arah yang kamu (penulis) inginkan.


Pemunculan konflik:

50%. Protagonis tidak hentinya meningkatkan diri saat menghadapi berbagai macam peristiwa, misalnya mendapatkan sebuah kemampuan baru, bertemu teman baru, bahkan sampai di sebuah kota/wilayah yang lebih besar. Tentu saja pada tahap ini tetap harus adanya plot yang mendorong majunya garis besar, bisa ditambahkan beberapa plot yang berhubungan dengan garis besar di tengah-tengah beberapa peristiwa, atau saat peristiwa tersebut selesai, dibuat memiliki kaitan dengan garis besar, biasanya pada akhir dari tahap ini, perlu mengarahkan keseluruhan cerita ke ending terakhir, untuk mengingatkan pembaca kalau novel tersebut akan segera memasuki tahap pertahanan.


Klimaks:

20%. Sama dengan opening cerita, isi dari bagian ini juga hanya terdapat satu peristiwa besar, peristiwa besar dirangkai oleh beberapa peristiwa kecil, pada tahap ini, semua tokoh antagonis yang kamu (penulis) buat akan muncul, protagonis akan menghadapi bhaya terbesarnya, bahkan bisa menjadikan protagonis sebagai pihak yang lemah untuk mendatangkan rasa tertekan dan bahaya pada pembaca, kamu bisa memilih untuk melangsungkan perlawanan terakhir antara protagonis dengan musuhnya pada akhiran dari bagian ini, atau juga bisa meletakkan perlawanan terakhir pada bagian ending, dan meninggalkan rasa penasaran.


Penyelesaian:

10%. Yang sulit dihindari dari ending cerita adalah kemenangan protagonis, isi dari bagian ini adalah memberi ending menarik untuk protagonis serta tokoh- tokoh penting lainnya dalam cerita, tentu saja kamu (penulis) juga bisa membuat cliffhanger sebagai petunjuk untuk sekuel karya berikutnya. Namun, perlu diingat untuk tidak berbelit- belit, pastikan ending tersebut, singkat, jelas, padat, serta bermakna.


Kerangka rinci

Mendeskripsikan isi cerita setiap bab secara mendetail untuk memudahkan penyambungan cerita antar bab, dan mengurangi waktu berpikir pada saat menulis, mempercepat waktu menulis, dan juga mempermudah penulis merangkai isi cerita untuk menghindari pemikiran perkembangan jalan cerita secara dadakan sehingga menurunkan efektivitas menulis.


Bab 1

Opening dari keseluruhan novel seharusnya menjamin untuk menampilkan cerita di hadapan pembaca dalam 3 bab awal, misalnya latar tempat, tokoh, sebelum bab 1 selesai, pastikan pembaca mengetahui siapa protagonisnya, ada kekuatan yang dia punya (oleh ditunjukkan di bab 2), hal apa yang akan segera dialami, menarik terjadinya konflik berikutnya, menarik pembaca untuk melanjutkan bacaan.


Bab 2

Bab 2, isi cerita ditulis berurutan sesuai dengan bab 1, perlu diingat untuk tidak memutuskan keterkaitan antar cerita pada bab 1 dan bab 2, ritme isi pada awal bab harus cepat, jika pada bab 1 ditulis hingga hal yang akan dialami protagonis, maka bab 2 harus menuliskan bagaimana protagonis mengatasi maslaah tersebut (sebaiknya menunjukkan kemampuan protagonis), bab ini bisa bukan merupakan akhir dari masalah.


Bab 3

Bab 3, Bab ini adalah bab 3 dari awal cerita, berdasarkan rancangan dari dua bab sebelumnya, di bab ini seharusnya adalah bagian dari akhir masalah yang dibuat untuk menarik pembaca, sama dengan bab 2, bab ini juga perlu saling berkaitan erat dengan isi dua bab sebelumnya, serta pada saat bersamaan, perlu meninggalkan sebuah pengenalan sebuah peristiwa berikutnya sebelum berakhirnya peristiwa pada 3 bab sebelumnya, misalnya protagonis menemukan ayah kandung anaknya, misalnya orang yang dihajar protagonis mengatakan akan mencari orang yang lebih hebat, misalnya protagonis kembali ke usia 20, membeli saham pertama dan menarik perhatian pedagang saham, misalnya protagonis menolong seorang wanita, sedangkan identitas wanita itu tidak biasa dan ingin berterima kasih pada protagonis, misalnya protagonis memenangkan sebuah permainan, lalu dilirik oleh pelatih atau anggota pasukan. Ingat, setelah kamu menyelesaikan sebuah masalah, ingat untuk meninggalkan pengenalan bagi masalah berikutnya, dengan begini barulah dapat menarik pembaca untuk terus membaca.


NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!