NovelToon NovelToon
Struktur Dasar Alur Novel Online

Ritme Cerita Seperti Apa Yang Bisa Membuat Pembaca Bertahan?

Jumlah peserta 356

Struktur cerita seperti disebutkan sebelumnya: konflik, pengembangan, klimaks kecil, foreshadowing, klimaks besar. Dengan struktur ini, plot akan menjadi lebih efisien dan logis. Kami sarankan, jumlah kata di setiap tahap tidak terlalu banyak agar plot tidak tertunda dan bertele-tele.


Lambatnya penulisan tradisional akan memiliki klimaks kecil dalam 30.000 kata dan klimaks besar dalam 50.000 kata. Langkah cepatnya adalah 10.000 kata dan akan ada klimaks besar.


Data dalam tiga bab pertama novel ini sangat penting. Jika awal novel dapat memberi pembaca perasaan menyegarkan dan ketegangan yang tersisa untuk menarik (yaitu sebagai foreshadowing), maka cukup pembaca dapat dipertahankan. Dalam tiga bab pertama, setidaknya ada klimaks kecil dan yang terbaik adalah memiliki foreshadowing.


Jadi tiga bab pertama perlu lebih banyak pemikiran dan modifikasi oleh penulis. Konflik perlu memiliki sesuatu yang menarik untuk disimak. Pengembangan cerita harus melayani klimaks, biasanya berupa kesulitan yang dialami oleh tokoh utama. Semakin parah kesulitannya, semakin penasaran pembaca ingin tahu dengan cara apa tokoh utama akan menyingkirkan keadaan sulit saat ini. Klimaksnya adalah ketika tokoh utama bisa mengatasi kesulitan dan pembaca ikut merasa lega.


Persiapan sebelum klimaks dapat menjadi konflik dari plot selanjutnya. Jika konflik yang disajikan cukup menarik bagi pembaca maka mereka akan penasaran tentang pengembangan plot selanjutnya dan akan terus mengikuti ceritanya.


-------------------------

👉Materi Tambahan Mengenai Ritme Novel Online:

Ritme adalah irama cerita yang bertujuan untuk membangun dan memainkan emosi pembaca. Ritme biasanya bisa dirasakan sejak munculnya konflik, baik itu konflik kecil maupun konflik besar. Ritme dalam novel daring sedikit berbeda dengan novel pada umumnya. Biasanya, ritme dalam cerita daring dibuat bervariasi, namun tetap padat.


📌Pentingnya Ritme dalam Cerita Daring

Ritme dalam cerita daring sama pentingnya dengan unsur-unsur lain pembentuk cerita. Pada cerita daring, keberadaan ritme diperlukan untuk membuat cerita terlihat padat. Hal ini disebabkan oleh rentang perhatian pengguna gawai yang relatif singkat ketika membaca, sekitar 5-10 menit pada umumnya. Maka, ketika cerita yang padat ini mulai menemukan pembacanya, ketertarikan dan keterikatan pembaca pun akan semakin meningkat. Selain itu, ritme juga membantu penulis untuk tetap berfokus pada alur utama cerita.


📌Jenis-Jenis Ritme

Ritme terbagi menjadi dua jenis, ritme lambat dan ritme cepat. Penulis biasanya menggunakan ritme yang lambat untuk menceritakan awal cerita dan latar belakang karakter atau tempat secara detail dan deskriptif. Dalam cerita daring, konflik kecil atau konflik besar dengan ritme lambat biasanya terjadi di pertengahan cerita ketika cerita telah mencapai sekitar 10.000 kata.


Ritme cepat biasanya diawali dengan konflik kecil yang sudah terjadi pada awal cerita. Konflik besar cerita biasanya terjadi setelah penulis mencapai 5.000-6.000 kata untuk ceritanya. Ritme cepat sering digunakan oleh banyak penulis cerita daring karena dianggap efisien unruk menjelaskan plot-plot penting tanpa bertele-tele.


📌Hal-Hal Penting dalam Membangun Ritme

Ada beberapa kesalahan umum yang sering kali dibuat oleh penulis pemula ketika menciptakan ritme dalam ceritanya, salah satunya adalah membuat ritme yang terlalu lambat atau terlalu cepat. Ritme dibuat cepat sebenarnya adalah untuk menghilangkan alur-alur yang tidak penting yang tidak ada kaitannya dengan alur utama cerita. Misalnya, alur utama berkisah tentang bagaimana hubungan antara tokoh pria dan tokoh wanita. Pada saat berkencan, sebaiknya fokuskan pada bagaimana percakapan dan gestur penting dalam cerita berdampak pada hubungan mereka, bukan berfokus pada makanan, pakaian, atau hal lain di luar alur cerita kencan mereka.


Di sisi lain, bukan berarti ritme lambat tidak baik untuk digunakan. Ritme lambat digunakan untuk mendeskripsikan cerita agar lebih dapat memainkan emosi pembaca. Sebagai contoh, penggunaan latar kilas balik atau flashback yang sering digunakan penulis ketika ingin mendeskripsikan konflik batin yang dialami tokoh utama.


Selain membangun ritme yang pas, banyak juga penulis yang menyisipkan selingan atau cerita yang bertele-tele dan keluar dari alur utama. Hal ini bisa membuat cerita cenderung monoton dan tidak ada emosi pembaca yang terbangun.


📌Cara Membangun Ritme yang Baik

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan ketika membangun ritme dalam cerita daring, di antaranya:

① Tentukan alur utama, plot, dan nilai jual cerita

Sebelum membuat cerita, ada baiknya membuat kerangka awal bagaimana cerita akan terbentuk. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan penulis dan membantu memfokuskan isi cerita sesuai dengan tujuan awal penulisan cerita. Pastikan alur utama, plot, dan nilai jual saling berkaitan satu sama lain.


② Tentukan letak konflik kecil dan konflik besar

Menyisipkan konflik dalam cerita terkadang bukanlah hal yang mudah. Ketika konflik terjadi, penulis dihadapkan pada apakah konflik ini merupakan plot pendukung untuk konflik yang lebih besar dan bagaimana konflik-konflik tersebut akan menemui penyelesaian. Dalam peletakannya, penulis dapat mencoba memposisikan diri sebagai pembaca: apa yang dirasakan ketika membaca cerita seperti ini. Secara tidak langsung, ritme akan tercipta dengan sendirinya.


③ Perkirakan jumlah kata yang akan dipakai dalam cerita

Biasanya dalam cerita daring, direkomendasikan untuk membatasi jumlah kata per bab pada kisaran 1.000-2.000 kata. Hal ini disebabkan oleh rentang perhatian pembaca pengguna gawai yang singkat, maka cerita harus dibuat padat. Walaupun padat, bukan berarti ide cerita dibatasi. Ide cerita tetap berjalan dengan plot-plot penting yang menarik dan tetap mengaduk emosi pembaca.

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!