Untuk merangkai novel bullying dan balas dendam yang memikat, penulis harus menguasai elemen dasar novel tersebut. Biasanya, cerita-cerita ini menampilkan seorang tokoh utama wanita muda—korban perundungan—yang sering dilecehkan dan disiksa pada awal cerita. Namun, seiring berjalannya alur, dia menjadi lebih kuat dan mulai membalas dendam terhadap para penyiksanya sampai akhirnya dia menang. Ini menjadi kerangka dasar untuk novel tersebut, namun cara untuk menarik perhatian pembaca yakni membutuhkan inovatif pada pondasi kerangka tersebut.
1. Menetapkan settingan background yang inovatif: Tempatkan cerita dalam lingkungan yang tidak familiar bagi pembaca, seperti dunia fantasi barat, dunia paralel, atau imajinatif lainnya. Boleh juga melewati alternatif lain, seperti gabungkan elemen transmigrasi, reinkarnasi dan lainnya.
2. Menciptakan karakter dengan ciri khas yang inovatif: Inovatif disini khusunya pada protagonis, bisa memiliki identitas unik atau kemampuan khusus, seperti kemampuan berubah wujud atau talenta sihir dan lain-lain.
3. Mengembangkan strategi balas dendam yang bervariasi: Protagonis tidak harus selalu terlibat dalam konfrontasi langsung. Mereka bisa menggunakan taktik kecerdikan, perang psikologi, atau pemanfaatan lingkungan secara strategis untuk menuntut balas, membuat prosesnya multi-faset.
4. Memperkenalkan subplot yang unik: Disini tidak hanya fokus pada plot utama yakni balas dendam oleh protagonis, melainkan tambahkan subplot yang menarik, seperti kisah asmara, konflik keluarga, atau usaha kompetitif.
5. Menawarkan akhir cerita yang beragam: Ending cerita tidak harus berarti kemenangan mutlak bagi protagonis. Akhir cerita bisa melibatkan kombinasi kompleks antara kehilangan dan keuntungan.
6. Menggunakan simbolisme dan alegori: Sisipkan simbolisme lebih dalam dan elemen alegori dalam cerita untuk merangsang pemikiran pembaca, menawarkan pembaca mendapatkan rasa kepuasaan dari plot utama balas dendam.
7. Menerapkan twist untuk meningkatkan drama: Karakterisasi protagonis dan antagonis dengan pergeseran signifikan dalam kepribadian atau keadaan sepanjang perkembangan cerita, membuat naratif yang bergulir dari titik rendah ke titik tinggi. Hal ini memenuhi harapan pembaca untuk perkembangan plot yang memuaskan dan menjaga tempo cerita tetap cepat sehingga tidak melelahkan pembaca.
Untuk menulis novel balas dendam yang segar, kuncinya adalah menyeimbangkan inovasi dan kedalaman karya. Di satu sisi, penulis harus menembus konvensi dari pengaturan plot dan karakter standar, dan di sisi lain, fokus pada kedalaman alur cerita dan lengkungan karakter, memberikan pembaca cerita balas dendam yang penuh ketegangan yang juga menawarkan keterlibatan intelektual atau emosional yang lebih dalam.