Sesampainya dikantin aku lalu duduk di kursi berwarna coklat dengan meja datar, diatasnya
terdapat saus botol. “Kamu mau pesan apa na? Aku deh yang teraktir karena hari
ini kau sudah resmi menjadi sahabatku.” Ucap putri.
“Hmmm apa yah?” Aku mencoba mengedarkan padangan ku ke sekeliling kantin. Semua siswa sibuk dengan pesanan dan makanannya. Ada satu yang menarik perhatianku, seseorang yang pernah kulihat
tapi aku tak yakin dengan itu.
“Hey ana elsa frozen?” Ucap putri mengagetkan ku.
“Hah iyah? Hmmm aku sudah kenyang aku ingin es jeruk saja deh.” Ucapku.
“Siap tuan putri.” Putri pun pergi meninggalkan ku. Tinggal aku seorang diri dengan lingkungan asing ini. Tiba tiba ada seorang wanita yang menghampiri meja ku dan membawa semangkuk bakso “Hay, Aku boleh duduk disini
kan? Ok diam berarti boleh. Ngomong-ngomong aku ga pernah liat kamu, kamu anak baru yah?” Tanya nya.
“Hahhh lagi lagi aku bertemu dengan orang aneh, wanita berambut pendek menggunakan jepit rambut berwarna pink.” Ucapku dalam hati sambil memperhatikan nya.
“Heyy ada apa?” Tanya nya lagi sambil melambaikan tangan nya didepan wajah ku.
“Eh iyah boleh ko. Hmm ko kamu aneh yah?” Ucapku dengan santai.
“Sudah biasa” Jawabnya dengan santai juga.
“Oh iyah namaku Alika. Aku kelas 12 MIPA 2. Kalo kamu?” Tanya alika lagi.
“Namaku Ana, Aku kelas 12 MIPA 1.” Jawabku.
“Wahh kita tetangga yah” Berbicara sambil menyantap baso pesanannya.
Tak lama kemudian Putri datang membawa 2 gelas es jeruk.
“Eh ada eluh lik, Ngapain disini?” tanya lika sambil menaruh 2 gelas es jeruk.
“Ah eluh put, meja makan penuh boleh kali gue numpang duduk.” Keluh lika.
“Iyah iyah.” Jawab putri pasrah.
Tak lama kemudian bel berbunyi tanda masuk pelajaran. Mereka pun bergegas ke kelas. Karena terburu buru Ana menabrak seorang pria dari arah berlawanan.
“Bruggggg” mereka pun terjatuh dengan posisi Ana di atas badan pria itu, Mata mereka pun bertemu dan saling menatap tanpa menghiraukan kata “Cie-cie” dari suara suara orang disekiar mereka.
Tak lama mereka tersadar dan aku langsung berdiri dan merapihkan jilbab ku sambil berucap “Astagfirullahal’azim.”
Begitu pun dengan lelaki itu berdiri lalu berkata dengan nada tinggi “Eluh bisa lihat ga si? Lo buta yah?.” Sambil menunjukan jari telunjuknya kepadaku.
“Maaf gue tadi terburu-buru. Lagian eluh kenapa ga menghindar.” Ucap ku membela diri.
Pria itu lalu pergi meninggalkan banyak siswa yang sedang memperhatikan kami tanpa menjawab perkataan ku.
“Eluh gapapa na? Emang si Afrizal itu orangnya ngeselin.” Tanya putri. “Iyah gapapa.” Jawab
ana.
“Eh kalian ngapain ngeliatin emang ada pertunjukkan?” Teriak putri kepada ribuan siswa itu.
“HUHHHHHHHHHH” Banyak siswa itu meneriaki putri.
”Ayo na kita ke kelas.” Ajak Putri.
Sesampainya di kelas kami pun mengikuti pelajaran dengan baik. Bel pulang pun berbunyi. Aku
merapihkan buku-buku ku lalu memasukan nya kedalam tas.
Aku melihat ke samping kanan ku tepat nya di barisan pertama meja terakhir tempat dimana seorang
afriza duduk, Kursi itu kosong dengan sebuah tas tergeletak di atas meja didepannya.
Aku berfikir kemana dia mengapa tidak hadir saat jam pelajaran, dan mengapa guru tidak menanyai nya aneh. Tiba tiba ada seseorang yang memukul bahuku dan berkata “Aku mau pulang nih, Mau bareng ga na?” Tanya putri. Aku
menjawab “Hmmmmm. Aku kayanya pulang agak sore aku ingin melihat-lihat dulu.”
“Oh yasudah, hati hati yah soalnya disini.... seram.” Ucap putri mencoba menakutiku.
“Ahh kamu bisa saja.” Tanpa kusadari ternyata kelas sudah sepi hanya ada aku dan tas si afriza itu, ahh tapi kenapa aku selalu memerdulikan dia, dia bukan siapa-siapa bagi ku.
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments