Episode 5 - Rahasia Flair Unik

Kagetnya Hana setelah mengamati Stat Analysis Takka. Matanya melebar dan mulutnya terbuka untuk beberapa saat, kemudian matanya menjadi tajam lagi.

“Hah! Lihat! Knowledge-nya tujuh kali lipat lebih banyak dibandingkan Strength. Nanti harus bilang apa aku kepada Paman Teark?”, omel gadis itu sambil menginjak-injak pelan lantai.

Takka hanya mengangkat bahunya.

“Haha, kalian nempel sekali seperti biasanya,” suara tawa berat terdengar dan seorang pria berbadan besar serta berwajah kasar datang dengan senyum di wajahnya. “Kalau orang luar lihat nanti bisa nyangka kalian yang akan menikah. Hahaha.”

Pria berwajah kasar itu tentu saja adalah ayah Hana, Wakil Kepala Keluarga Badda saat ini. Walau pun wajahnya seperti bandit tapi ia adalah orang yang sangat ramah dan lembut kepada orang-orang yang di dekatnya.

“Ayah, lihat keponakanmu ini! Dia selalu baca buku-buku tidak jelas, kalau begini terus dia hanya akan masuk kelas Support sepertiku!”

“Oh, masa sih?” Ayah Hana tak pernah lagi mengecek status atribut Takka sejak dua tahun yang lalu. Mungkin ia terlalu membebaskan calon pewaris kepala keluarga ini, karena ia terlalu percaya pada ramuan yang dikirim oleh Teark tiap minggu.

“Knowledge-nya 21 tapi Strength-nya cuma 1! Bagaimana jadinya nanti kalau dia tidak lolos ujian Swordsman?!”

Senyum di wajah Wakil Kepala Keluarga Badda menghilang dan seketika wajah Ayah Hana itu berubah menjadi serius. Ia tentu saja mendengar kabar kalau Takka sering menghabiskan waktu di perpustakaan tapi ia tak tahu bahwa akan muncul masalah sebesar ini.

Tapi wajah seriusnya hanya bertahan sebentar saja. Ia kembali tertawa terbahak-bahak.

“Hahaha, Hana, bicara apa kamu!? Takka masih level 3, nanti juga Strength-nya meningkat signifikan kalau sudah level 10. Santai, santai!” Pria paruh baya itu kemudian menepuk-nepuk pundak Takka. “Takka, cepat pergi ke halaman, sambut tunanganmu. Hehe, kamu belum pernah bertemu dengannya, kan?”

“Mmm.” Takka lalu berjalan keluar ruangan itu meninggalkan Hana dan ayahnya.

“Haahhhh,” Ayah Hana melepaskan napas panjang sambil menggeleng-geleng. “Han, kamu baru saja cek statusnya, kan? Coba ayah lihat. Kirim datanya ke Stat Analysis ayah”

Hana masih menyimpan data atribut Takka di cincin miliknya. Di saat cincin itu menyala, muncul cahaya yang membentuk layar dan tulisan di mata Hana. Ia kemudian mengirim data yang terpampang di layar itu denganmngedipkan mata, dan cahaya layar tersebut sekejap terlihat di mata Ayah Mila.

“Ini...” sebuah ekspresi kecewa dan takjub bercampur di wajah kasar pria itu. Ia tak tahu harus berkata apa.

“Betul, kan? Knowledge-nya terlalu tinggi?”

Ayah Hana melihat ke arah anak gadisnya, kemudian terpaku kembali ke layar status dengan senyum aneh di wajahnya. “Memang benar Knowledge-nya lebih tinggi dari pada yang lain. Tapi ini, Dodge-nya malah jadi lebih variatif, dia juga sudah mendapat kejelasan Elemental Base di level 3.”

“Memangnya kenapa kalau status Dodge-nya variatif? Memang kenapa kalau dia sudah punya Elemental Base? Kalau akhirnya nanti dia dapat kelas Support, orang-orang malah semakin terang-terangan saja mengejek Takka! Sejak dulu aku selalu berbicara untuknya melawan orang-orang sialan itu, tapi kenapa sampai sekarang dia tak pernah ambil tindakan? Jadi kesal sekali aku, hmph!”

Ayahnya hanya menggelengkan kepala mendengar komplain gadis dengan wajah cemberut.

“Tapi bagus kan, dia sudah mendapat Water Elemental Base,” kata pria itu sambil tersenyum. Ada cahaya harapan terlintas di wajahnya yang terlihat kecewa itu.

“Memang aneh sekali dia sudah punya Elemental Base sebelum ambil pelatihan apapun. Baru pertama kali juga aku lihat kondisi yang seperti itu.”

“Hehe, wajar lah kamu tak tahu yang seperti itu. Ayahnya Takka dulu waktu muda juga kasusnya sama. Dia mendapat Poison Base saat level 8 dulu.”

“Eh?”

“Kata orang, biasanya petarung yang bisa dapat Elemental Base sebelum ambil pelatihan itu adalah tanda bahwa mereka akan memiliki Flair yang unik. Si Fray juga sama, dia mendapat Flair unik Swordsman dengan keahlian meracik ramuan racun ke pedangnya. Ini jarang kejadiannya, jadi wajar kamu tidak tahu.”

“Itu berarti...”

Ayahnya mengangguk. “Kemungkinan Takka untuk mendapat Flair unik nanti sudah sangat besar. Biar kelas Support sekali pun, orang-orang tak akan berani mengejeknya lagi. Selama Teark masih mendapat keuntungan dari Padepokan Rongreyn, dan kemungkinan ada dua Flair unik di keluarga kita, barangkali status kita akan naik derajat setara keluarga dari desa tingkat kedua nantinya. Ayah yakin Takka akan mampu memimpin keluarga kita di masa depan.”

Jantung Hana berdebar-debar mendengar ucapan ayahnya dengan penuh harapan dan antisipasi.

“Memang sayang kalau dia cuma dapet pelatihan untuk menjadi Support. Ayah juga tak tau dia akan mendapat Flair unik seperti apa. Maven? Summoner? Alchemist? Kalau dilihat dari Water Base-nya mungkin dia bisa jadi Healer,” Ayah Hana mendesah napas panjang lagi.

“Tapi apa boleh buat. Perkembangan untuk Flair unik itu sensitif sekali. Lebih baik kita tak ikut campur terlalu banyak. Biar dia yang pilih jalannya sendiri. Kalau tidak begitu, dia bisa gagal mendapatkan Flair unik apapun.”

“Iya, Hana juga terlalu terbawa perasaan tadi. Hana selalu sedih melihat dan mendengar orang lain menghinanya karena selalu terlihat lemah semenjak kecil.”

Wajah Hana merunduk ke bawah, khawatir dan lega bercampur, membuat sinar di matanya terlihat aneh. Ia kemudian melihat ke arah pintu kedatangan kediaman keluarga besar Badda. Menikah dengan gadis jenius dan akan memiliki Flair unik nantinya...

Gadis itu kemudian tersenyum membayangkan bagaimana jadinya masa depan Takka.

“Huh?”

Mila dan ayahnya terkejut ketika layar ‘Stat Analysis’ tiba-tiba menunjukkan angka acak tak beraturan, terus-menerus berganti angka pada semua atribut. Secara logika, angka pada layar itu tidak akan bisa berubah tanpa perubahan energi besar pada orangnya. Tapi layar ‘Stat Analysis’ itu menunjukkan angka tak beraturan, hampir selama 5 detik sebelum akhirnya datanya menghilang.

“Apa yang terjadi barusan?” Wajah Hana dipenuhi ekspresi bingung.

“Ayah juga baru kali ini mengalaminya,” jawab ayahnya. “sudahlah, lebih baik kita juga harus segera ikut menyambut tamu. Sebentar lagi musiknya selesai.”

Ayah dan anak itu kemudian berjalan ke luar ruangan.

Mereka tak tahu, di ruangan itu sebenarnya ada orang lain yang berdiri, namun kakinya mengambang tak menyentuh lantai. Ia adalah orang yang mengacaukan layar ‘Stat Analysis’ dari pandangan Hana dan Ayahnya. Tubuhnya transparan dan manusia biasa tak akan bisa melihat dan menyadari kehadirannya.

“Heeehhh, ternyata Dodgenya sudah naik drastis. Sepertinya dia bisa menguasai ‘Rain Pouring Style’ lebih cepat dari yang kukira. Terus Water Element Base... Flair unik? Omong kosong macam apa itu? Entah kenapa standar orang-orang di zaman ini sudah jadi sama sekali tak jelas. Sekarang mereka yang dapet Flair unik ditakuti seperti jenderal perang. Padahal dulu saat aku masih hidup, orang yang hanya mengandalkan Flair unik hanya bisa hidup menjadi pengawal bayaran murahan.”

“Water Base ini, pertanda... Kalau dipikir lagi, semua orang yang berhasil meningkatkan ‘Rain Pouing Style’ ke level di atas 7 semuanya punya Water Element Base. Aku sekarang yakin dia bisa menembus level itu. Tapi karena dia sudah pelajari skill ini sejak awal, Elemental Base-nya langsung berubah menjadi Water. Berbeda jauh dengan orang seperti aku... ini pertanda...”

Mata Hamuave langsung bersinar penuh harapan dan semangat setiap kali ia memikirkan ini.

“Hehe... Lake Snake Pouring Style!!!”

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play