FIRST MEET

HAI..

APA KABAR KALIAN? BAGAIMANA HARI-HARIMU? Stay safe yaaaa😘😘😘

OH IYA BTW NAMA IG KU : @//rblsjjk

SEMOGA HARIMU MENYENANGKAN.

JANGAN LUPA SENYUM HARI INI 😉😉

🥵🥵🥵🥵

HAPPY READING ^^

.

.

.

Saat membicarakan tentang Ayah, Seoyong tidak pernah tahu apa yang harus dikatakannya. Meski mengenal sosok sang ayah, namun dia tidak pernah tahu lagi bagaimana rasanya disayang, seperti seharusnya seorang Ayah yang menyayangi putri kecilnya. Dia bahkan lupa kapan terakhir merindukan sang Ayah.

Ia tidak membenci sang ayah, namun Ia tak merindukannya juga. Melihat kedekatan anak-anak perempuan lain dengan ayahnya, dirinya menertawakan miris hidupnya. Sosok yang seharusnya menguatkan dirinya saat rapuh, tempat Seoyong mencurahkan isi hatinya, merasakan nikmatnya bermanja-manja atau bercengkrama mengobrol ringan, hah! Mungkin Tuhan tidak mengijinkan hal itu terjadi dalam hidupnya.

Lamunan Seoyong seketika buyar saat seorang murid lelaki meletakan kasar tas nya di bangku samping kanan Seoyong.

Seoyong menatap murid lelaki itu lekat-lekat, dia belum pernah melihatnya disekolah selama ini. 'apakah murid baru? Tapi mengapa di tengah semester?' tanya Seoyong dalam hatinya.

"Siapa namamu?"

Seketika Seoyong terlonjak dari lamunannya kala suara lelaki yang sedari tadi di tatapnya menabrak dinding telinga. Lelaki berambut coklat dengan Bunny smile yang di pamernya sejak tadi, sangat terlihat menawan dengan tubuh idealnya dalam balutan seragam sekolah.

Seoyong tetap memasang wajah datar dan sorot matanya yang tajam.

"Aku bertanya siapa namamu.."

mengernyitkan dahi, Seoyong tak berniat menjawab.

"Kenapa menatapku seperti itu? Aku Lee Jungkook. Aku duduk disampingmu mulai hari ini.. oke?"

"Kenapa?"

"Maksudnya?"

"Kenapa harus disini, disana ada kursi kosong juga."

Jungkook mengangkat alisnya, "Aku suka disini. Kau keberatan?" lalu menarik senyum tipisnya setelah menyelesaikan kalimat.

Malas berdebat, Seoyong memalingkan wajah melihat Yugyeom yang sedang masuk kelas bersama Hyun Shik.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Seoyong saat Yugyeom telah mendaratkan tubuhnya di bangku.

"Cuma memar, tidak ada luka serius. Dia sudah diberi obat saat di UKS, karena aku tahu kau akan sekhawatir ini, aku juga sudah menelepon dokter Jeon, untuk datang dirumahmu sebentar. Aku bilang kau yang memintanya." Jelas Yugyeom lalu memalingkan wajah menatap Jungkook disebelah sahabatnya itu sedang memakai Headset. Seoyong tahu pertanyaan apa yang ada dikepala Yugyeom, pertanyaan yang sama dikepalanya sedari tadi.

Guru Hwang memasuki kelas, seketika kelas menjadi kembali tertib melihat atensi sang guru yang sudah meletakan buru materi dimejanya. Jungkook lalu melepas headset di telinganya dan menegakan tubuh.

"Kita ada teman baru dikelas. Tolong Maju dan perkenalkan dirimu Jungkook."

Jungkook melangkah ke depan kelas. Focus semua murid terpaku padanya. Dia memiliki tubuh dengan proporsi ideal, surai coklat, matanya yang berbinar, rahang tegas memikat, dan cara jalan yang memukau. Siapapun gadis yang melihatnya akan terpana, apalagi dengan senyuman bunny nya yang tadi dia tampilkan kepada Seoyong.

"Namaku Lee Jungkook. Kalau ku sebut asal sekolahku sebelum ditransfer kesini, kalian tak akan tahu. Aku harap kita semua bisa hidup damai selama bersekolah disini. Aku tidak tertarik pada apapun yang membawaku kedalam masalah."

Bunyi notifikasi HP membuat Seoyong mengalihkan pandangannya dari perkenalan Jungkook didepan kelas.

'Hyun Shik tak mau

memberitahuku

siapa saja anak-anak

berandalan tadi.

Bagaimana?'

**

(FLASHBACK)

Nyonya Ryu tersenyum simpul melihat putri semata wayangnya tengah meringkuk dengan memeluk sebuah boneka doraemon, hadiah dari sang ayah saat ulang tahunnya kemarin. Dengan langkah kelewat pelan, sang ibu mendekat dipinggiran kasur, lalu mengelus surai anak gadisnya.

Lantunan suara lembut Nyonya Ryu terdengar didalam kamar itu. Sebuah lagu yang biasa Ia nyanyikan sebagai penghantar tidur anak kesayangannya itu.

Setelah menyanyikan bait terakhir, nyonya Ryu mengecup kening anak gadisnya, lalu memeluk tubuhnya. Bukannya terganggu, gadis kecil itu malah makin nyaman dalam pelukan hangat sang ibu.

Saat sang ibu hendak beranjak, sebuah tangan kecil menahannya.

"Ibu mau kemana?"

"Ibu harus kembali kekamar sayang."

"Tidur disini saja boleh? Aku rindu ibu. Ayah juga tidak pulang lagi kan?"

Gadis kecil itu bangun dari tidurnya lalu memeluk ibunya. Reflek sang ibu mengelus punggung sang anak, memberi kehangatan. Tak sadar bila airmatanya menetes.

**

*

"Aku tidak apapa bibi. Perhatikan saja Hyun Shik. Dia terluka."

"Nona, lain kali jangan menolongnya lagi. Nanti Tuan marah pada nona.." Lirih Bibi Moon sembari menunduk.

Dia begitu menyayangi Seoyong seperti anaknya sendiri. Dulu Seoyong sering membela Hyun Shik namun ujung-ujungnya menjadi masalah bagi dirinya sendiri. Sang ayah membatasi pertemanan Seoyong, bahkan untuk menghadiri acara tertentu harus atas pengetahuan dan ijinnya. Kalau bukan karena paman Ho Seok, Hyun Shik pasti sudah dikeluarkan dari sekolah atas permintaan sang ayah kepada kepala sekolah. Hal itu tentu menjadi beban pikiran bagi Bibi Moon yang mengemban amanat dari ibu Seoyong untuk menjaga anak gadis itu sebelum sang ibu pergi, seolah mengetahui akan pergi selamanya.

"Terima kasih dok. Saya antar ke depan." ucap Seoyong ramah kepada dokter keluarganya yang sedari tadi sedang memeriksa keadaan Hyun Shik.

Setelah mengantar sang dokter ke pintu depan untuk pamit, Seoyong menutup pintu lalu menuju ke kamarnya. Dia benar-benar harus mengistirahatkan tubuh dan pikirannya sejenak.

Langkahnya terhenti tatkala pintu rumahnya terbuka kembali dan menampilkan atensi sang ayah dan wanita nya, Min Young.

"Selamat malam Seoyong. Apa kau sudah ma--"

Ucapan Min Young terhenti kala Seoyong memilih membalikan tubuhnya lalu melanjutkan langkahnya.

Pria disampingnya memasang wajah tak suka, namun tahu betul dengan perangai anak semata wayangnya itu. Keras kepala dan dingin, sama seperti dirinya. Tidak ada yang dapat menghentikannya bersikap seperti itu. Apalagi sikap seperti yang ditunjukannya bukan baru kali ini, sudah terjadi semenjak pertama kali Ia membawa Min Young menginjakan kaki dirumah.

"Tolong pahami dia. Dia memang seperti itu." Jelas Tuan Ryu sambil mengelus pundak Min Young yang berusia jauh dibawahnya itu.

"Tidak masalah. Dari dulu juga begini kan?" ucap Min Young dengan wajah kesalnya yang sengaja Ia tunjukkan kepada Tuan Ryu.

"Bukankah kau sudah tahu dia bagaimana?"

"Baru mau didekati saja sikapnya sudah begitu. Bisakah kau berbicara padanya? Kita tidak mungkin selamanya begini. Wanita mana yang mau menunggu terus tanpa ada kepastian." Min Young mengerucutkan bibirnya lalu melipat tangan didepan dadanya.

Tuan Ryu lalu menangkup pipi wanitanya dan mengecup bibirnya sekilas.

"Tidak sekarang, tapi secepatnya aku akan bicara dengannya."

Kedua insan yang sedang menampilkan romantisme itu tidak sadar bahwa sedari tadi Seoyong sedang mengamati tanpa berkedip sekalipun. Rasanya Seoyong ingin meludah, mengeluarkan liurnya yang tak tertahankan lagi , muak akan adegan menjijikan yang dilihatnya. Andai saja sang ibu masih hidup, Seoyong yakin wanita bernama Min Young itu tak akan lolos dari cakaran tajam sang Ibu. Walau begitu, dia pun tak peduli pada romansa menjijikan didepannya, dia tahu apa yang harus dia lakukan dan bagaimana bersikap selama ini hingga detik ini.

**

(FLASHBACK)

Yugyeom bersandar di sisi jembatan yang menghubungkan kelas 10 dan kelas 11. Ia menunggu Seoyong sang sahabat yang sedang bertemu dengan pacarnya, Jun Jae.

Jun Jae adalah anak relasi bisnis ayah Seoyong. Dan Yugyeom paham betul mengapa sang sahabat bisa mau berpacaran dengan murid yang 1 tingkat di atas mereka itu. Jun Jae tampan memang, kaya raya, tapi sayangnya dia sombong dan mesum. Mereka berkenalan tepat saat pertemuan bisnis yang dihadiri kedua keluarga tersebut. Seoyong tak dapat membantah jika sang ayah telah memberi perintah. Selalu seperti itu. Andai bukan karena perintah, mungkin saja kepala Jun Jae sudah patah di tangan Seoyong. Namun baginya, Seoyong sepertinya bukan hanya menurut pada perintah sang ayah, Ia memiliki rencana tersembunyi. Seoyong tak pernah melakukan sesuatu yang tidak dia sukai, kecuali Ia memiliki maksud tertentu. Apalagi melihat Seoyong yang berubah jauh semenjak berpacaran pertama kali, Yugyeom yakin Seoyong memiliki tujuannya tersendiri.

Alih-alih mencari tahu, Yugyeom lebih memilih mendukung dan melakukan apapun yang dijalani dan dilakukan Seoyong selama ini. Jika kalian mau tahu apa saja yang Yugyeom sudah lakukan, nanti akan ditunjukkan disaat yang tepat.

Lamunan Yugyeom lenyap seketika saat suara lembut menyentaknya.

"Sudah lama?"

"Belum. Apa yang kau bicarakan dengannya? Kenapa tak mengajakku?"

Senyum smirk muncul diwajah manis gadis itu, lalu tangan kanannya meraih pergelangan Yugyeom.

"Sebentar malam kita ke kelab biasa. Itu yang ku katakan padanya."

"Ck! Kau yakin? Bagaimana kalau dia lapor pada ayahmu, Seo-"

"Akan ku patahkan lehernya kalau berani!"

"Lalu nanti dia yang datang minta ijin, atau aku yang datang menjemputmu, atau kau mau kabur?"

"Ssstt.. Ayo!"

**

Seoyong berjalan menuju ruang VIP salah satu Club malam terkenal dikota Seoul. Langkah kaki anggun dengan tubuh proporsional itu membuat semua mata memandanginya. Namun yang menjadi ketertarikan adalah Seoyong masih memakai seragam sekolah.

Ceklek...

"Wah... gadisku.. sudah lama kau tak kesini. Pasti kau sedang butuh bantuanku bukan??"

Setelah memasuki ruangan remang itu, Seoyong lalu menutup pintu dan mendudukan tubuhnya di sofa. Seoyong memberi tatapan jijik pada pada pria dihadapannya. Bagaimana tidak, sekitar 4-5 wanita sedang menari-nari mengelilingi pria tersebut seraya menggesek-gesekan tubuh mereka yang menggunakan pakaian kurang bahan.

"Bisa usir dulu semua wanita jalangmu?"

Pria tersebut berbisik sesuatu kepada para wanitanya, lalu mereka pergi meninggalkan pria dan wanita itu di ruang VIP sendiri.

"Ada yang kau inginkan, Seoyong-si?"

"Ya."

"Rindu padaku juga, tidak?"

*

*

*

SEE YOU NEXT CHAPTER..

Potret Seoyong dan Yugyeom kecil ^^

JANGAN LUPA VOMENT 😊😊😊

WITH LOVE,

KEKE 💜

Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play