INCIDENT

HAIII...

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK 😘😘😘

HAPPY READING ^^

.

.

.

"A-aku tidak akan mengulanginya lagi" ucapnya terbata-bata.

"Apa kau ingin aku merobek mulutmu??"

"Kau yang memfoto dan melaporkan pada Guru bahwa kami merokok diatap bukan?"

Seoyong melebarkan bola matanya, Ia menahan napas saat beberapa kelompok anak lelaki sedang memukul dan menyudutkan murid lelaki yang dikenalnya, Moon Hyun Shik, di gudang tak terpakai belakang sekolah.

Hyun Shik adalah anak dari Bibi Moon. Dia diterima disekolah ini karena Pamannya, Ryu Ho Seok yang memasukannya. Paman Ho Seok salah satu pemegang saham di yayasan sekolah Sekang.

Bukk. . .

"Dasar bodoh, untuk kau ingat kembali, kau bisa sekolah disini karena belas kasih yayasan sekolah! Jadi jaga sikapmu sampai kau keluar dari sini."

Plak..!!

Setelah menampar pipi Hyun Shik, sekelompok anak lelaki itu meninggalkannya meringis menahan perih di seluruh tubuhnya. Air mata nya menetes saat dia memejamkan mata, berusaha berdiri sembari menahan napas. Begitu lusuh dan menyedihkan.

Seoyong menatap nanar wajah Hyun Shik, lalu melangkahkan kaki menuju tempat lelaki itu terduduk menahan perih disekujur tubuhnya.

Saat Ia menunduk ingin menyentuh pundak Hyun Shik, lelaki itu menolak dengan cepat.

"Jangan Nona. Tolong jangan, aku baik-baik saja. Jangan sampai ada yang melihat nona menolongku..." Hyun Shik menepis pelan tangan Seoyong, lalu memundurkan tubuhnya agak menjauh dari Seoyong.

Tiba-tiba Seoyong merasa ada yang menariknya ke belakang.

"Apa yang kau lakukan?!!" Seoyong setengah berteriak dengan mata membelalak karena kaget dan juga kesal, Yugyeom menariknya ke dalam pelukan.

"Aku akan mengurusnya. Kau ke kelas saja, jangan membuat masalah. Ingat perkataan Ayahmu tentang menjaga nama baiknya. Hyun Shik juga tahu kan?"

Seoyong mendengus kasar, matanya menatap tajam Yuyeom, seolah isyarat penolakan akan semua yang dikatakan sahabatnya itu juga perlakuannya yang tiba-tiba.

Yugyeom melepas lengannya dari pinggang Seoyong, lalu bergerak menuju Hyun Shik.

"Ikut aku ke UKS."

Seoyong melangkahkan kaki pergi meninggalkan belakang sekolah menuju kelas. Menegak minuman dingin yang dibelinya dari kantin, namun minuman itu tak mampu mereda hawa panas yang memenuhi kepalanya.

**

(FLASHBACK)

Bocah lelaki berumur 11 tahun itu berlari tergesa-gesa menaiki tangga. Rasa khawatir yang mendera membuatnya kalang kabut.

Dorr.. Dorr.. Dorr...

"Seo-ya!!! Seo-ya!!! Buka pintunya!!!"

Ia menggedor pintu kamar, namun tak ada jawaban.

"Seo-ya.." Ia memilih duduk didepan pintu kamar sang gadis. Tak ingin beranjak. Ia benar-benar khawatir.

1 jam..

2 jam..

3 jam..

4 jam...

'eomma, aku sedang mengerjakan

tugas sekolah dirumah

Seoyong. Aku akan

menginap disini..'

lelaki tinggi itu mengirim pesan teks kepada sang ibu, agar tak mengkhawatirkan keberadaannya sekarang.

Ceklek...

"Seo!!!"

Lelaki itu segera meraih tubuh ringkih sahabatnya. Memeluk erat dalam dekapan hangat.

Ia khawatir, sejak pulang dari kejadian di sekolah, sang gadis tidak keluar dari kamar dan tak bersuara sama sekali. Lelaki itu dapat memahami dengan jelas keadaan yang sedang dialaminya. Ia mengerti betapa terpukulnya sang sahabat.

"Seo-ya.. jangan begini.. ada aku disini.. Eoh?"

"Kau tidur disini?"

"Iya.. aku akan menemanimu, Seo..."

"Apa bibi Moon ada?"

"Tidak.. mungkin besok dia datang.."

gadis itu hanya tersenyum di bahu lelaki bertubuh jakung tersebut.

"Apa kau kedinginan? Kau memakai sweater lengan panjang dan celana panjang. Tumben sekali.."

Gelengan menjadi jawaban sang gadis.

"Mau ku buatkan teh hangat?"

kembali gadis bersurai hitam itu menggeleng.

"Seo.. aku akan menjagamu. Apapun yang terjadi, aku akan berusaha melindungimu.. selamanya.."

**

Rasanya baru kemarin Seoyong mendengar suara sang Ibu melantunkan nyanyian menjelang tidurnya.

Namun hari ini, gadis itu sedang berdiri menghadap abu ibunya.

Air matanya menetes.

Setiap kali datang kesini, gadis itu membawa bunga "Tiger Flower" kesukaan ibunya.

Bunga yang berarti "please love me" itu sangat cocok dengan perangai sang ibu.

Lembut tapi tegas.

Penyayang tapi Kuat.

Setiap kesini, Seoyong akan menceritakan banyak hal yang dilakukannya selama Ia tak datang.

Kali ini dia menceritakan kisah pilunya yang membuat kecanduan.

Ya, Seoyong mulai kecanduan obat anti depressan.

Ia mengonsumsinya semenjak naik ke kelas 12.

Ia merasa menyayat tubuhnya terlalu banyak. Hingga butuh pelampiasan lain agar tubuhnya tidak terlalu banyak sayatan.

Atau sahabatnya Yugyeom itu akan bunuh diri karena stress.

Yugyeom salah satu alasan Ia harus mencari cara lain.

Seoyong tak ingin Yugyeom semakin nekat.

Terlalu sering sahabatnya itu menjadi korban akibat kelakuan dan tindakannya.

Bagi Seoyong, Yugyeom itu salah satu yang membuatnya masih mampu bertahan.

Kehadirannya membuat Seoyong masih sadar bahwa dia pernah bahagia.

Pernah merasakan rasanya tertawa tulus. Tersenyum hangat. Terkekeh spontan.

Mereka belajar berbagai macam permainan bersama.

Hingga permainan itu membuat Seoyong banyak belajar bahwa itu salah satu cara menyembunyikan diri dari dunia yang dengan kejam menyiksa tanpa henti.

Berbagai permainan yang memacu adrenalin membuat Seoyong menyadari didunia ini dia bisa merasakan fantasi lain.

Fantasi di bawa setinggi langit dan jatuh hancur tak tersisa.

Ia bisa merasakan namanya ketakutan yang mendarah daging.

Dia belajar bagaimana menyembunyikan ketakutan dan rahasia.

Bagaimana tetap bertahan dengan segala kepalsuan dan kesakitan disaat yang bersamaan.

Belajar bahwa rasa sakit tidak hanya jadi musuh, tapi bisa juga menjadi kawan.

Kawan yang membuat kau lebih kuat.

Kawan yang membuat kau lebih percaya diri.

Kawan yang membuat kau tidak naif.

Dan semakin sadar didunia ini tidak hanya ada orang jahat.

**

(FLASHBACK)

Gemericik air shower menggenangi kamar mandi yang bercampur dengan cairan merah pekat.

Pertama kali dalam hidupnya merasakan sensasi nikmat dan perih yang luar biasa secara bersamaan. 3 sayatan tepat di lengannya, mengeluarkan setitik demi setitik, mengalir dan tumpah di lantai.

Ia tak dapat mengendalikan emosi didalam dirinya. Benci, marah, sedih, semua bercampur menjadi kepedihan luar biasa.

Rasanya ingin tetap menikmati perih ini, tak ingin luka itu segera sembuh.

Air matanya mengalir, membasahi pipi halusnya, menuruni tubuh bersama air shower yang tak henti menerjangnya. Tubuhnya mengigil, dingin. Lengannya perih. Semua menjadi satu kesatuan, NIKMAT.

"Mengapa kau menyuruhku bertahan?"

"Sulit..." suara seraknya tertutupi dengan bunyi air yang jatuh diatas lantai putih kamar mandi.

"Eomma, ku rasa ini cara agar aku dapat bertahan."

Beberapa saat kemudian kabut dimatanya membuatnya memejam dan melayang ke dunia lain.

*

*

*

#staysafe #dirumahaja 💜💜💜

GIMANA KABAR KALIAN?

KASIH KESAN DAN PESAN KALIAN UNTUK CERITA INI DONG... BUTUH BANYAK PENDAPAT DAN KRITIKAN😉😉😉

WITH LOVE,

KEKE 💜

Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play