NovelToon NovelToon

Novelku - Baca dan tulis dimanapun

Jodoh Gadis Indigo

Jodoh Gadis Indigo

Novel Lainnya

✨ Wajib Baca

💭Chat Story

💓 Yang mungkin kamu sukai

Jodoh Gadis Indigo
Fake Antagonist

Fake Antagonist

Ayla Navara, merupakan seorang aktris ternama di Kota Lexus. Kerap kali mengambil peran jahat, membuatnya mendapat julukan "Queen Of Antagonist".

Meski begitu, ia adalah aktris terbersih sepanjang masa. Tidak pernah terlibat kontroversi membuat citranya selalu berada di puncak.

Namun, suatu hari ia harus terlibat skandal dengan salah seorang putra konglomerat Kota Lexus. Sialnya hari ini skandal terungkap, besoknya pria itu ditemukan tewas di apartemen Ayla.

Kakak pria itu, yang bernama Marvelio Prado berjanji akan membalaskan dendam adiknya. Hingga Ayla harus membayar kesalahan yang tidak diperbuatnya dengan nyawanya sendiri.

Namun, nyatanya Ayla tidak mati. Ia tersadar dalam tubuh seorang gadis cantik berumur 18 tahun, gadis yang samar-samar ia ingat sebagai salah satu tokoh antagonis di dalam novel yang pernah ia baca sewaktu bangku kuliah. Namun, nasib gadis itu buruk.


“Karena kau telah memberikanku kesempatan untuk hidup lagi, maka aku akan mengubah takdirmu!” ~

Cobalah Jadi Aku Sebentar Saja

Cobalah Jadi Aku Sebentar Saja

Zahra gadis manis 21 th pintar ramah periang, tiba tiba di hadapkan dengan masalah hidup yang tidak pernah sedikitpun ada dalam bayangan hidupnya, kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak kandung beserta kakak iparnya dalam waktu bersamaan dalam sebuah kecelakaan dan harus memikul beban menyekolahlan ke dua adik kembarnya dan satu orang keponakan berusia 3th.


Bagaimana kisah hidup zahra??, yukkk... kepoin yukk....

Jodoh Gadis Indigo

Jodoh Gadis Indigo

Prolog

Bidadari adalah anak tunggal keluarga Pak Joko. Sebenarnya Bidadari yang bernama lengkap Bidadari Jini. Bidadari artinya makhluk yang sangat cantik, sedangkan Jini adalah perpaduan nama dari Joko dan Rini. Rini adalah namanya bu Joko.

Bida tumbuh tidak seperti anak pada umumnya. Bida sesekali bisa merasakan kehadiran makhluk halus tak kasat mata bahkan beberapa kali melihatnya. Namun Bida tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Bida sudah kenyang dengan cemoohan teman-temannya dengan mengatakan bahwa Bida pembohong. Saat masih sekolah TK, Bida berjalan beriringan dengan kedua temannya pulang ke rumahnya yang jaraknya tidak jauh bahkan tidak sampai 100 meter, karena paginya ibunya berpesan bahwa ibu tidak bisa menjemputnya. Di tengah perjalanan, Bida melihat ada nenek tua sedang duduk bersandar di sebuah pohon waru besar dengan menselonjorkan kakinya dan tampak lelah. Kedua temannya yang bernama Sindi dan Ani berjalan sambil bergurau dan menyepak kerikil dan hampir mengenai wajah nenek tersebut. Otomatis Bida segera menegur teman-temannya.

" Kalian ini, hati-hati! kasihan nenek itu." Bida mendekat ke nenek tersebut yang tampak terkejut dengan kedatangan Bida. Sedangkan Sindi dan Ani saling pandang tidak memahami maksud Bida, kemudian mengarahkan pandangan mereka mengikuti Bida. Bida semakin mendekati nenek tersebut yang menggunakan kebaya warna hitam yang sudah lapuk dengan jarik lurik yang juga sudah lapuk. Bida berjongkok, tepat di hadapan nenek.

" Maafkan teman Bida ya nek, mereka tidak sengaja." Sindi dan Ani merasa heran dan mengira Bida bersandiwara karena tadi di sekolah mereka bermain drama Kancil dan Buaya. Sindi pun memiliki ide usil, ia memungut kerikil lalu mendekati Bida dan dengan sengaja melempar kerikil tersebut hingga mengenai punggung Bida. Sindi dan Ani pun tertawa terpingkal-pingkal.Bida pun terkejut begitu juga nenek. Nenek tersebut, matanya berubah merah, raut wajah ya yang tadi tampak lelah menjadi marah. Bida juga kaget dengan perubahan tersebut dan kembali meminta maaf karena mengira bahwa temannya masih mainan kerikil dan tanpa sengaja mengenai dirinya.

" Maaf nek, tolong maafkan teman-teman Bida." Nenek menatap Bida, kemudian raut wajahnya tampak heran menatap Bida. Ia tidak menyangka, bahwa gadis kecil di depannya bisa melihat keberadaannya bahkan berbicara padanya.

Bida pun berdiri, " Nek, maaf kami pamit." Sebenarnya Bida masih penasaran dengan nenek tersebut, mengapa ia duduk disana. Apakah ia tersesat, dimana keluarganya, namun karena kuatir ibunya menunggu kepulangannya, maka Bida setengah menyeret teman- temannya.untuk segera pergi. Teman-temannya sedang mematung sibuk dengan pikiran masing-masing. Tadi mereka sempat tertawa terpingkal-pingkal ketika kerikil yang dilempar Sindi tepat mengenai punggung Bida. Namun perkataan Bida berikutnya membuat mereka heran, Sindi mulai ketakutan hingga tidak bisa berkata apa-apa. Rumah Bida sudah terlihat, Bida mempercepat langkahnya sedangkan Sindi dan Ani rumahnya juga tidak jauh fari rumah Bida.

Ani menghentikan langkah Bida dengan berdiri di depannya. "Bida, nenek siapa yang kau maksud tadi?". Ani yang pemberani masih penasaran, sedangkan Sindi ketakutan dan ingin melupakan kejadian tersebut.

"Pasti nenek hantu, untunglah aku ndk kelihatan." batin Sindi.

Bida kaget dengan pertanyaan Ani. " Apa kau tidak melihatnya tadi? nenek yang pakai kebaya hitam dan duduk bersandar di pohon waru besar itu. Ani mengernyitkan dahinya.

"Kamu sengaja ya mengarang cerita, karena kamu tahu jika Sindi penakut, tidak ada siapa-siapa tadi. Kamu bisa saja membohongi Sindi tapi aku tidak semudah itu dibohongi.

" Bida jadi tersadar, bahwa ini sudah kesekian kalinya Bida melihat yang orang lain tidak melihatnya. Bapak dan Ibu sudah menasehatinya agar tidak langsung menyampaikan apa yang ia lihat. Tapi tadi Bida spontanitas karena kerikil tersebut hampir mengenai nenek tersebut. Bida hanya diam, sedangkan Sindi semakin ketakutan. Bida hanya diam karena Bapak dan Ibunya sudah berpesan agar tidak menjelaskan lagi jika ada yang menanyakan penglihatannya kepada orang lain.

Diamnya Bida membuat Ani yakin bahwa Bida memang pembohong. " Jangan diulangi lagi! besok aku akan adukan kepada bu guru, biar kamu diberi hukuman karena berbohong!"

Bida diam tidak mengucapkan sepatah katapun. Bida hanya bisa menatap kedua temannya yang pergi mendahuluinya. Sejak itu, Bida berusaha tegar dan hanya fokus pada dirinya sendiri.

Bida menjalani hidupnya sewajar mungkin. Bahkan Bida tidak berani berdekatan dengan lawan jenis. Entah seperti apa jodohnya nanti. Yang terpenting Bapak dan Ibunya bersamanya, selalu mendukung dan mempercayainya.



.

Novel Lainnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!