NovelToon NovelToon
Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Ketos, Jodoh Kecil Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Idola sekolah
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.

KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.

Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.

Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.

siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.

Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Alaska memasuki ruangan OSIS yang masih berlangsung membahas sesuatu, dengan antusias Friska menghampiri Alaska dan menggandeng lengannya sambil menarik untuk berkumpul.

Alaska tidak memberontak melainkan mengikuti tarikan dari Friska, tapi tatapannya dingin.

Setelah tiba, Alaska menepis lengan Friska sedikit kasar, lalu memulai berbicara, tentu jelas ekpresi Friska menunjukkan muka yang di tengkuk.

Sedangkan Alluna dan Rendra memasuki ruang UKS, kebetulan di sana ada yang menjaga, dia menghampiri Alluna, dan melihat juga mengecek kondisi pipi Alluna.

Kemudian wanita itu mengambil sebuah salep, namun tiba-tiba ada telepon mengharuskan dirinya meninggalkan tempat itu.

"Biarkan saya yang menyalapinya Bu," Rendra dengan inisiatif menawarkan diri karena terlihat jika wanita sedang kebingungan.

"Terimakasih ya, itu hanya perlu menggunakan salep, perlahan akan hilang memar dan dan kemerahannya," ujar penjaga UKS tersebut, dan dia bergegas keluar ruangan.

Sedangkan Rendra kembali menghampiri Alluna, dengan lembut Rendra menyalapi pipi Alluna dengan perlahan.

"Aww ... sakit Ren, pelan-pelan," protes Alluna kesakitan.

"Ini sudah pelan, tahan ya," Kembali Rendra menyalapi dengan begitu lembut dan sangan hati-hati.

"Ren ... udah ... sakit," tolak Alluna dengan menjauhkan lengan Rendra.

"Lun ... jika tidak di obati kamu akan semakin sakit, sabar ya, tahan sedikit dan sebentar saja," Rendra mencoba merayu Alluna.

"Biar aku saja ya," ujar Alluna.

"Yakin?"

Alluna menganggukkan wajahnya, lalu mengambil salep yang ada di tangan Rendra, dan berjalan menuju cermin untuk melihat mukanya sambil menyalapinya.

"Jelek banget mukaku Ren," Alluna kaget kala melihat mukanya di depan cermin, di mana pipinya itu sedikit cabi sebelah dan jelas sangat terlihat kemerahan.

Rendra menghampiri Alluna dan tepat berada di bahu Alluna. "Kalau jadi badut cocok loh," sindir Rendra mencoba menghibur.

"Apaan sih Ren ..., berarti benar ya muka ini jelek banget," ujar Alluna, bukannya Alluna menyalapinya malah sedih akan dirinya yang terlihat begitu jelek.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang menguping, awalnya orang itu hendak memasuki ruang UKS untuk meminta obat, namun niatnya di urungkan kala melihat dua orang yang begitu dekat bahkan siapapun yang melihat akan menyangka mereka pasangan kekasih.

Ternyata tadi kamu ke sini Lun?, dekat banget kamu dengan dia Lun, kapan kamu bisa teringat aku kembali Lun. Batin Alaska yang tengah sembunyi di balik tembok.

Alaska yang awalnya akan berlatih basket pun meminta izin ke toilet padahal tujuannya ke UKS hanya untuk meminta salep memar untuk Alluna, namun ternyata orangnya sudah berada di UKS, maka Alaska kembali kelapangan dengan jalan gontai.

"Lemas amat brother...," ujar Zyan sambil merangkul bahu Alaska kala Alaska telah sampai di lapangan.

Alaska tersenyum ..., bagaimana tidak dia lemas ... orang yang dia rindukan, kangeni ternyata sudah memiliki teman sedekat itu melebihi dirinya. Padahal Alluna itu adalah orang yang amat dia rindukan.

Alaska pun memainkan bolanya, mengayunkan dengan tangannya, namun kejadian tadi membuat dirinya tidak fokus dan beberapa kali gagal memasukkan bola ke dalam ring.

"Fokus Alaska ... Fokus," ucap pelatih yang melihat jika Alaska tidak berkonsentrasi bahkan terlihat begitu lemas.

"Alaska ... sebaiknya kamu beristirahat," tegur pelatih, karena jika di teruskan maka tidak baik bagi kelompoknya.

Bagaimana tidak, karena ini adalah latihan untuk merebutkan piala kejuaraan ke satu.

Alaska berjalan ke arah pinggir lapangan dengan jalan gontai terlihat seakan dia sedang tidak sehat padahal dirinya memang sedang tidak fokus hanya karena melihat Alluna yang begitu dekat dengan Rendra.

Friska yang melihat Alaska tidak bersemangat yang tengah duduk di pinggir lapang sendirian itu pun berjalan menghampirinya.

Alaska tidak menyadari jika Friska sedang berjalan menghampiri dirinya, karena pandangannya kosong meski matanya menatap ke arah teman-temannya.

Setibanya Friska di sana, Friska langsung duduk di samping Alaska, dan membuat Alaska jelas terperanjat kaget.

Mata Alaska langsung menatap Friska dengan sangat tajam. Namun Friska malah memberikan senyuman terbaiknya.

"Ini minuman buat kamu,"

Alaska tidak mengambil ataupun menolaknya, dia kembali menatap teman-temannya yang sedang bermain.

Membuat Friska menekuk wajahnya, namun dia membuka obrolan berharap Alaska bisa merespon dirinya.

Alaska malah berdiri dan meninggalkan Friska, membuat Friska terdiam dan menekuk wajahnya.

Namun bukanlah Friska jika dia berhenti di sana, dia ikuti ke mana Alaska melangkah, Alaska berhenti dan melirik Friska.

"Kamu mau ikut ke toilet pria ha?" tanya Alaska dengan nada menahan kesal.

"Ini sudah masuk, jangan ikut-ikutan kita yang sedang ada lomba, sana kembali ke kelas, kalau tidak aku laporkan," ujar Alaska yang sudah tidak tahan dengan sikap Friska, akhirnya dia mengusir Friska dengan kalimat yang cukup panjang.

"Kamu itu benar-benar ya ga ngehargai aku, jarang banget ngomong sekali ngomong ngusir dan panjang banget," cecar Friska tidak terima dengan menahan air mata di pelepuk matanya berharap tidak menetes.

Alaska tidak menggubris Friska dia terus berjalan memasuki toilet pria, dan itu membuat Friska menyerah dan kembali ke kelas sesuai kata-kata Alaska.

Sedangkan Alluna setelah menyalapi pipinya, kembali mencoba mengompres pipinya hingga pipinya tidak terlihat lagi warna merah yang menempel.

"Lun lama ... ga apa-apa tinggal bilang ke bentur tembok, jalan oleng, kan kamu memang terlihat orang jalannya sedikit selebor hingga dulu kamu terjatuh kan di awal masuk sekolah?,"

"Kamu anggap aku apa sih Ren, segitunya ya sifat aku di mata kamu," Alluna malah tersinggung oleh ucapan Rendra.

"Bukan begitu Alluna, itu bisa di manfaatkan oleh kamu saat teman atau guru tanya, jadi seakan kamu orangnya seperti itu dan itu memudahkan kamu untuk beralasan, betul tidak?" jelas Rendra kembali berucap berharap Alluna paham akan maksudnya.

Alluna terdiam, omongan Rendra ada benarnya, akhirnya Alluna menganggukan wajahnya dan turun dari ranjang UKS.

Setelah turun dari ranjang itu, Alluna menaruh es batu itu, lalu menarik lengan Rendra.

Namun siapa sangka saat berjalan menuju kelas mereka berpapasan dengan Friska.

Friska tersenyum mengejek kala melihat pipi merah Alluna yang telah dia tampar, sedangkan Rendra mencoba melepaskan tangan yang sedang di pegang Alluna.

Kekuatan pria memang lebih besar dari perempuan jelas membuat Alluna kalah meski dia mencoba menahan Rendra.

Tangan Rendra yang telah terlepas dari pegangangan Alluna pun akhirnya dengan leluasa menghampiri Friska.

"Ren ... sudah ...," Alluna mencoba menahan Rendra dengan menarik lengan Rendra.

Namun Rendra tidak menggubris perkataan Alluna dia terus mendekati Friska, dan Friska terlihat mengerutkan keningnya kala melihat muka amarah Rendra.

"Dengar ya Friska ... jangan terus dekati Alluna, bukan dia yang mesti kau hajar, karena yang mendekati Alluna itu Alaska dan bukan Alluna, jangan salah orang loh, jika bukti tidak ingin aku sebarkan,"

"Berani kamu sama aku ha?, justru jika kau yang berani melaporkan aku, kamu akan kena saksinya, siapapun tidak akan berani kepadaku karena mereka akan berakhir keluar dari sekolah ini," Friska malah balik mengancam dan meninggalkan Rendra juga Alluna.

"Tuh kan kata aku juga udahlah Ren ..., dan memangnya kamu punya bukti?" protes Alluna.

"Ga ... tapi aku akan cari tahu, karena pipimu itu bukan untuk di tampar atau di kasari tapi untuk di elus dan di sayangi," ucap Rendra dan berjalan meninggalkan Alluna.

Membuat Alluna terdiam kala mendengar ucapan Rendra. Apa maksudnya?. gumam Alluna.

Bersambung ...

1
dira rahmi
Terimakasih 😍💋
🌸 Yowu-Kim 🌸
Fighting ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!