Nayla,wanita cantik penuh pesona,menikahi seorang ketua Mafia dingin dan kejam....
Nayla sangat mencintai suaminya,sehingga ia memaksa sang ayah untuk menikahkan dia dengan ketua Mafia itu....
ia tak peduli jika suaminya itu tidak mencintainya,ia dengan penuh harap bawah suatu hari dia akan meluluhkan suami dingin dan kejam nya itu....
namun suatu hari dia di habisi oleh suami nya sendiri dan di beri kesempatan hidup kembali....
penasaran dengan kisah selanjutnya?
yuk mampir dan baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10²
...❣️❣️❣️...
...Setelah selesai mandi dan mengganti pakaian yang disiapkan oleh Felix, Nayla melangkah keluar dari kamar mandi, setiap gerakannya diiringi getaran amarah yang mengendap dalam tulang-tulangnya....
"Kau sudah selesai?" tanya Felix, suaranya berat dan penuh intrik, sementara ia duduk di sofa tunggal, mata elangnya tak lepas dari siluet Nayla, seolah mencoba menelanjangi jiwanya.
...Nayla tidak menjawab apa-apa. Hatinya berdenyut perih, membiarkan tatapan kecewa dan jijik melintas sesaat di mata indahnya sebelum ia memalingkan wajah, seolah tak sudi lagi melihat pria itu. Ia lalu pergi meninggalkan kamar itu, dentuman keras pintu yang dibanting menjadi simfoni kemarahan yang menggema, membuat senyum menyeringai kian lebar di bibir Felix....
"Kau membuatku semakin menginginkanmu, Nayla..." lirih Felix, suaranya serak dan penuh hasrat gelap. Ia meremas senjatanya dengan tangan kekar, urat-urat di lengannya menonjol bak akar pohon tua, menunjukkan gejolak yang membakar dalam dirinya. Matanya terpejam, menikmati fantasi yang baru saja tercipta.
...Felix terkenal dengan sikapnya yang suka bergonta-ganti wanita, namun kini ia tergila-gila dengan istri musuh bebuyutnya sendiri. Sebuah obsesi yang mengakar, meski sudah lama Felix mencoba melupakan Nayla. Namun, kini hanya dengan membayangkan wajah Nayla saja, darahnya sudah mendidih, gairah itu tak terbendung....
"Aaarrrggg...! Pasti akan tiba saatnya dia sendiri yang datang kepadaku." geram Felix, matanya terbuka, memancarkan tekad yang mengerikan. Ia bangkit dari sofa dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi, aura dominan mengikutinya, mengisi ruang hampa yang Nayla tinggalkan.
...Felix Milliam adalah tuan muda berumur 30 tahun, berasal dari keluarga konglomerat, dan terkenal dingin serta kejam. Namun, di balik sifatnya yang dingin, ternyata Felix gemar "jajan". Ia akan meniduri para model, baik yang viral maupun profesional sekalipun. Namun, tak satu pun dari mereka bisa mengisi kehampaan yang dirasakan oleh Felix, seolah ada lubang hitam di dalam dirinya yang tak terjamah, walau layanan mereka semua sangat "pro"....
*
*
...(Di luar hotel)...
"Aarrggg...! Apa aku sudah kehilangan akal sehatku...? Sehingga aku meniduri musuh bebuyut Alex." gerutu Nayla, setiap kata adalah cambuk bagi dirinya sendiri, mengutuk keputusan yang menghancurkan. Ia berjalan cepat menuju parkiran mobil, langkahnya tergesa, seolah ingin melarikan diri dari bayangan kelam yang membebaninya.
"Malang sekali nasibku... aku menikahi pria yang sangat aku cintai, tapi pria lain yang merenggut mahkota yang selama ini kujaga segenap jiwa." gumam Nayla, senyum miris terukir di bibirnya, sebuah ekspresi getir yang menyembunyikan badai di dadanya. Ia membuka pintu mobil dan masuk, merasa terperangkap dalam keputusasaan yang mendalam.
...Saat Nayla hendak menyalakan mobil, tiba-tiba ayahnya menelepon. Panggilan itu menjadi pelampiasan, sebuah jeda dari kekacauan pikirannya. Ia segera menjawabnya, lalu mengendarai mobilnya pergi dari area hotel, meninggalkan jejak kepedihan yang tak terlihat, menuju perusahaan sang ayah, mencari sedikit ketenangan....
"Pagi, Pa, maaf aku sedikit terlambat," sapa Nayla yang kini sudah berdiri di hadapan sang ayah tercinta. Suaranya terdengar sedikit tegang, mencoba menyembunyikan gejolak batinnya.
"Pagi juga, Nak. Tidak apa-apa kok, lagian meeting-nya baru saja akan dimulai," elak Tuan Berto, melirik sejenak jam tangan mahalnya, lalu bangkit dan berjalan mendekati Nayla, raut wajahnya penuh kehangatan, kontras dengan badai dalam jiwa putrinya.
"Oh... begitu," ujar Nayla ber-O ria sambil mengangguk mengerti, dan berjalan mengekori Tuan Berto dari belakang, berusaha terlihat normal, meski pikirannya masih berkelana pada peristiwa pagi itu.
Perbaikan Bagian Alex dan Hana di Yacht
*
*
*
...(Di sisi lain)...
Di yacht mewah, terlihat kedua sejoli yang bukan pasangan suami istri sah itu tengah tertidur pulas tanpa busana. Mereka hanya menggunakan selimut untuk menutupi bagian terlarang mereka berdua, sebuah pemandangan yang seharusnya intim, namun terasa hampa bagi Alex, yang hatinya telah lama diselimuti ambisi dan dendam.
Drrrttt... drrrttt.
...Suara deringan ponsel Alex berbunyi dengan nyaring, memecah keheningan yang menyesakkan. Alex membuka mata dengan malas, raut wajahnya mengisyaratkan ketidaknyamanan, lalu meraih ponsel miliknya yang terletak di atas nakas yang tak jauh dari kasur....
"Halo," ucap Alex setelah menjawab ponsel dan menempelkannya di telinganya.
"Tuan. Maaf sudah mengganggu tidurmu, tapi aku ingin melaporkan sesuatu yang penting."
...Suara asisten Alex dari seberang ponsel terdengar panik, membangkitkan insting bahaya dalam diri Alex. Ia melebarkan kedua mata, lalu perlahan bangun dan berjalan dengan tubuh polos keluar dari dalam kamar menuju ruang kemudi yacht. Setiap langkahnya memancarkan ketegangan yang mengancam....
"Katakan," pinta Alex, tatapan matanya menajam, memancarkan aura dingin yang mengintimidasi, melirik tajam ke arah depan kapal pesiar mewah itu, seolah bisa menembus cakrawala.
"Orang-orang suruhan kita yang Tuan kirim untuk memata-matai Nyonya Nayla, mereka sudah menghilang sejak kemarin malam, Tuan," jelas sang asisten dari seberang ponsel, nada suaranya penuh kekhawatiran.
Brak!
"Wanita sial! Dia pasti sedang merencanakan sesuatu. Kirimkan orang-orang terbaik kita untuk mencari ke mana perginya kedua bawahan itu, lalu hubungi aku jika sudah mendapatkan informasi!"
...Alex mengepalkan tangan dengan kuat, lalu memukul setir yacht dengan kuat, suara benturan itu memekakkan, mencerminkan kemarahan yang membuncah dalam dirinya....
"Baik, Tuan," sahut sang asisten, lalu mematikan ponsel.
"Nayla... dasar wanita licik. Kau sudah berani menjebak kekasihku dan membuat dia diperkosa orang, dan kini kamu malah menghilangkan kedua bawahanku. Akan kubuat kamu menyesal seumur hidup karena sudah berani bermain-main denganku," gumam Alex, suaranya rendah dan penuh ancaman, meremas ponselnya dengan kuat, seolah ingin menghancurkannya.
"Sayang," panggil suara Hana tiba-tiba muncul dari belakang, memecah konsentrasi Alex, sejenak mengikis aura kemarahannya. Alex membulatkan kedua mata, lalu berbalik menatap Hana.
"Sayang, kamu sudah bangun? Apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Alex penuh perhatian, nada suaranya berubah drastis, menjadi lembut dan penuh kasih. Ia melangkah mendekati Hana, dan mengulurkan tangan kekarnya menyentuh pipi Hana.
...Membuat Hana tersenyum malu, lalu menggelengkan kepala dengan pelan....
"Tidak, Sayang," jawab Hana.
"Baguslah kalau begitu, sekarang bersiaplah, kita akan pulang," ucap Alex tersenyum hangat, lalu menggendong Hana ala bride style berjalan masuk ke dalam kamar, sebuah ironi dari kelembutan palsu yang ia berikan pada Hana, sementara hatinya dipenuhi dendam pada Nayla.
*
*
*
...(Di perusahaan Tuan Berto)...
...Meeting sudah selesai dan Tuan Berto pun berjalan menelusuri lorong perusahaan diikuti oleh Nayla dari belakang. Tak lama, ponsel Nayla mendapatkan notifikasi pesan. Getaran kecil di tangannya segera ia tanggapi, membuka ponselnya tanpa menghentikan langkah kaki, ada firasat yang tidak menyenangkan....
"What the F*ck?!"
...Nayla terkejut dan menaikkan suaranya tinggi-tinggi, teriakannya menggetarkan lorong yang sunyi, akibat melihat isi pesan yang baru saja dikirim dari nomor tidak dikenal. Wajahnya memucat, matanya membelalak tak percaya....
"Nak, ada apa?" tanya Tuan Berto menatap bingung ke arah Nayla, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
"Hah! I~itu, a~aku kaget karena melihat komik favoritku sudah update, tapi episode-nya membuatku marah," elak Nayla bersusah payah mencari alasan, nada suaranya gemetar, berusaha menutupi kepanikan yang mendera. Ia menghindari tatapan sang ayah dengan gugup, takut rahasianya terbongkar.
"Astaga... Papa pikir apa, Nak? Kamu membuat Papa hampir saja kena serangan jantung mendadak, tahu," keluh Tuan Berto memasang wajah kesal dan membalikkan tubuhnya, lalu berjalan pergi meninggalkan Nayla. Meski kesal, ada nada kelegaan dalam suaranya.
...Nayla menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar, meredakan sedikit ketegangan di dadanya. Ia berlari kecil menuju sang ayah dan memeluknya dari belakang....
"Maaf, Pa, Nayla mengagetkanmu," ucap Nayla manja, nada suaranya berusaha terdengar ringan, meskipun hatinya berat.
"Papa tidak mau. Papa akan memaafkanmu, kecuali kamu memasak hot-pot favorit Papa," tolak Tuan Berto pura-pura marah, senyum tipis terukir di bibirnya, menunjukkan bahwa ia hanya menggoda.
"Baiklah Papa rewel, nanti malam Nayla akan menginap di sana dan kita akan menikmati hot-pot bersama."
...Nayla setuju, sebuah keputusan yang didasari bukan hanya keinginan untuk menyenangkan ayahnya, melainkan juga sebuah strategi. Dia sudah tahu kalau hari ini Alex dan Hana akan kembali dari honeymoon mereka. Pikiran itu membakar amarah dalam dirinya, dan Nayla tahu, ia tidak akan bisa mengontrol emosi dan menghajar Hana nantinya jika ia di sana. Menginap di rumah ayahnya adalah pelarian, sebuah cara untuk mencegah dirinya melakukan sesuatu yang akan ia sesali....
(Bersambung)
kalau sudah ada kesempatan ke 2 hrsnya penulis jadikan sang pemeran utama tangguh!!
lah ini kok cengeng!