NovelToon NovelToon
Magang Di Hati Bos Muda

Magang Di Hati Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / Teen School/College / CEO / Romansa
Popularitas:10
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Satu kesalahan di lantai lima puluh memaksa Kirana menyerahkan kebebasannya. Demi menyelamatkan pekerjaan ayahnya, gadis berseragam putih-abu-abu itu harus tunduk pada perintah Arkan, sang pemimpin perusahaan yang sangat angkuh.
​"Mulai malam ini, kamu adalah milik saya," bisik Arkan dengan nada yang dingin.
​Terjebak dalam kontrak pelayan pribadi, Kirana perlahan menemukan rahasia gelap tentang utang nyawa yang mengikat keluarga mereka. Di balik kemewahan menara tinggi, sebuah permainan takdir yang berbahaya baru saja dimulai. Antara benci yang mendalam dan getaran yang tak terduga, Kirana harus memilih antara harga diri atau mengikuti kata hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Tamu Tak Diundang

Langkah kaki Kirana beradu cepat dengan lantai dingin saat ia mencoba mencari jalan keluar dari labirin ruang perlindungan tersebut. Napasnya tersengal, dadanya terasa sesak seolah baru saja dihantam oleh kenyataan yang sangat pahit mengenai kematian ibunya. Ia tidak peduli lagi pada ledakan atau ancaman di luar sana, karena pria di belakangnya jauh lebih menakutkan.

"Kirana, berhenti! Kamu sedang masuk ke dalam perangkap mereka jika keluar sekarang juga!" teriak Arkananta dengan suara yang sangat parau.

Kirana menoleh dengan tatapan yang dipenuhi dengan kebencian yang menyala-nyala seperti api yang membakar dokumen di perapian tadi. Ia meremas kunci perak di tangannya hingga ujung-ujungnya yang tajam melukai telapak tangannya sendiri. Wajahnya yang semula pucat pasi kini memerah karena amarah yang sudah mencapai puncaknya.

"Lebih baik saya mati di tangan musuh daripada hidup di bawah perlindungan seorang pembunuh!" sahut Kirana dengan suara yang sangat melengking dan penuh luka.

Arkananta terpaku, jemarinya yang hendak menggapai bahu Kirana mendadak kaku di udara seolah terkena serangan jantung yang tiba-tiba. Namun, sebelum perdebatan itu berlanjut, sebuah dentuman keras terdengar dari arah pintu utama rumah yang berada jauh di atas mereka. Layar pemantau menunjukkan seorang wanita cantik dengan gaun merah darah sedang berdiri di depan reruntuhan pintu dengan senyum yang sangat licik.

Wanita itu melangkah masuk dengan santai, mengabaikan asap yang masih mengepul dari arah garasi mobil yang hancur. Ia adalah mantan kekasih Arkananta yang memiliki pengaruh sangat besar di kalangan pengusaha kaya raya di kota ini. Kirana menghentikan langkahnya saat melihat kehadiran wanita itu melalui celah pintu ruang bawah tanah yang sedikit terbuka.

"Arkan sayang, apakah kamu sedang bersembunyi di dalam tanah bersama tikus kecilmu itu?" tanya wanita itu dengan nada bicara yang sangat meremehkan dan menyakitkan telinga.

Arkananta menghela napas panjang, ia segera menarik Kirana ke balik sebuah lemari besi besar agar tidak terlihat oleh siapa pun. Ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, memberikan isyarat agar Kirana tidak mengeluarkan suara sekecil apa pun dalam persembunyian mereka. Aroma parfum mawar yang sangat kuat mulai tercium hingga ke dalam lorong bawah tanah tersebut.

"Kenapa Anda membiarkan wanita jahat itu masuk ke rumah ini, Tuan?" bisik Kirana dengan sapaan yang penuh dengan rasa curiga yang sangat mendalam.

Arkananta tidak menjawab, ia justru sibuk memeriksa senjata kecil yang terselip di balik pinggang celananya dengan gerakan yang sangat hati-hati. Ia menyadari bahwa kedatangan mantan kekasihnya bukanlah sebuah kebetulan di tengah kekacauan ledakan yang baru saja terjadi. Wanita berbaju merah itu mulai menuruni tangga menuju ruang bawah tanah dengan ketukan sepatu hak tingginya yang terdengar sangat berirama.

"Saya tahu kamu ada di bawah sini, Arkan. Serahkan berkas warisan itu atau gadis sekolah itu tidak akan pernah sampai ke gerbang sekolahnya besok pagi," ancam wanita itu sambil tertawa kecil yang terdengar sangat kejam.

Kirana merasakan seluruh tubuhnya menggigil hebat saat mendengar ancaman yang ditujukan langsung kepada keselamatan nyawanya tersebut. Ia menatap Arkananta, berharap menemukan sebuah rencana penyelamatan, namun ia hanya melihat kegelapan yang sangat pekat di mata pria itu. Arkananta kemudian melangkah keluar dari tempat persembunyiannya, menampakkan diri di depan wanita yang sedang berdiri angkuh tersebut.

"Siska, kamu sudah bertindak terlalu jauh dengan meledakkan rumah saya hanya demi selembar kertas tua," ujar Arkananta dengan suara yang sangat tenang namun mengandung ancaman yang mematikan.

Siska tertawa terbahak-bahak, ia melirik ke arah lemari besi tempat Kirana bersembunyi dengan pandangan yang penuh dengan rasa jijik. Ia mengeluarkan sebuah pemantik api dari tas kecilnya dan mulai menyalakan api kecil yang menari-nari di depan wajah Arkananta yang tanpa ekspresi. Suasana di ruang bawah tanah itu menjadi sangat panas dan mencekam dalam sekejap saja.

"Kertas tua itu adalah kunci untuk menghancurkan seluruh kekayaan keluarga Dirgantara, dan saya tidak akan berhenti sebelum kamu berlutut di kaki saya," sahut Siska dengan nada yang sangat penuh dengan dendam.

Kirana yang mengintip dari balik lemari merasa dunianya seolah sedang dipermainkan oleh dua orang kaya yang sangat haus akan kekuasaan. Ia melihat kesempatan saat Siska sedang lengah dan mencoba merayap menuju tangga darurat lainnya yang menuju ke arah taman belakang. Namun, kakinya tidak sengaja menginjak sebuah botol kaca kosong hingga menimbulkan suara dentingan yang cukup nyaring di dalam ruangan yang sunyi tersebut.

"Siapa di sana? Keluar sekarang atau saya akan membakar seluruh lorong ini tanpa sisa!" teriak Siska sambil mengarahkan pemantik apinya ke arah tumpukan kain tua di pojok ruangan.

Arkananta segera berlari menerjang Siska untuk merebut pemantik api tersebut sebelum api benar-benar melahap segalanya di sana. Terjadi pergulatan yang sangat sengit di antara mereka berdua di tengah remang-remang lampu darurat yang terus berkedip. Kirana memanfaatkan momen itu untuk berlari sekuat-tenaga menaiki tangga menuju permukaan tanah dengan air mata yang terus mengalir deras.

Saat berhasil mencapai taman belakang, Kirana dikejutkan oleh pemandangan beberapa pria bertopeng yang sedang mengepung paviliun miliknya. Mereka membawa jeriken berisi cairan yang sangat mudah terbakar dan mulai menyiramkannya ke dinding kayu bangunan tersebut. Kirana berteriak histeris, namun suaranya segera hilang tertelan oleh deru angin malam yang sangat kencang dan dingin.

"Tolong! Siapa pun tolong bantu saya!" jerit Kirana sambil mencoba mencari jalan keluar dari kepungan pagar besi yang sangat tinggi.

Salah satu pria bertopeng itu mendekati Kirana dan menarik rambutnya dengan sangat kasar hingga gadis itu terjatuh tersungkur di atas rumput. Pria itu mengangkat sebuah belati tajam yang berkilau tertimpa cahaya bulan, mengarahkannya tepat ke leher Kirana yang sudah sangat lemas. Namun, sebuah suara tembakan peringatan terdengar dari arah balkon lantai dua rumah utama, membuat semua orang di sana membeku seketika.

Arkananta berdiri di sana dengan wajah yang dipenuhi dengan luka goresan dan kemeja yang sudah robek di bagian bahunya. Ia mengarahkan sebuah senapan panjang ke arah pria bertopeng tersebut dengan pandangan mata yang sangat haus akan darah. Kirana menatap Arkananta dengan perasaan yang campur-aduk, menyadari bahwa pria ini adalah satu-satunya pelindung sekaligus penghancur hidupnya.

"Lepaskan dia sekarang juga, atau kepala kalian akan menjadi hiasan di gerbang rumah ini malam ini juga!" perintah Arkananta dengan nada suara yang sangat menggelegar layaknya guntur.

Pria bertopeng itu tampak ragu, namun ia justru semakin mempererat cengkeramannya pada rambut Kirana hingga gadis itu merintih kesakitan yang luar biasa. Tiba-tiba, dari arah gerbang depan, sebuah mobil polisi dengan sirine yang tidak menyala masuk dengan sangat cepat dan menabrak pagar besi hingga roboh. Kirana melihat sosok pria paruh baya yang tadi pagi ia lihat di kantor, kini keluar dari mobil dengan membawa sebuah rahasia yang jauh lebih mengejutkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!