NovelToon NovelToon
Bunga Plum Diatas Luka

Bunga Plum Diatas Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Balas Dendam / Action / Romantis / Obsesi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: NurfadilaRiska

Dibawah langit kerajaan yang berlumur cahaya mentari dan darah pengkhianatan, kisah mereka terukir antara cinta yang tak seharusnya tumbuh dan dendam masa lalu yang tak pernah padam.

Ju Jingnan, putri sulung keluarga Ju, memegang pedang dengan tangan dingin dan hati yang berdarah, bersumpah melindungi takhta, meski harus menukar hatinya dengan pengorbanan. Saudari kembarnya, Ju Jingyan, lahir dalam cahaya bulan, membawa kelembutan yang menenangkan, namun senyumannya menyimpan rahasia yang mampu menghancurkan segalanya.

Pertemuan takdir dengan dua saudari itu perlahan membuka pintu masa lalu yang seharusnya tetap terkunci. Ling An, tabib dari selatan, dengan bara dendam yang tersembunyi, ikut menenun nasib mereka dalam benang takdir yang tak bisa dihindari.

Dan ketika bunga plum mekar, satu per satu hati luluh di bawah takdir. Dan ketika darah kembali membasuh singgasana, hanya satu pertanyaan yang tersisa: siapa yang berani memberi cinta di atas pengorbanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurfadilaRiska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Pikir Lucu

"Kenapa?? Apa ada yang salah dengan wajahku??"

Jingyan langsung mengusap wajahnya cepat-cepat.

"Tidak, tidak ada. Mataku hanya terkena debu sedikit."

Ling An menjawab tanpa menoleh, tatapannya tetap lurus ke depan, tenang seperti biasa.

"Oh iya tadi, kamu pernah melihat wajahku di mana?"

tanya Jingyan, rasa penasarannya makin besar.

Ling An tersenyum tipis.

"Kau adalah putri kedua Ju, benar tidak?"

Jingyan sontak terkejut.

"Kenapa kau bisa tahu aku putri kedua Ju? Apa penyamaranku kurang bagus?"

Nada suaranya mengecil, hanya Ling An yang bisa mendengar.

Ling An menahan senyum.

"Aku pernah bertemu seorang gadis yang mirip denganmu. Dia memakai pakaian jenderal… di kedai pangsit."

Ia melirik Jingyan sekilas.

"Itu… Nannan jiejie."

Jingyan tersenyum manis.

"Aku juga melihat poster wajahnya. Dia dikenal sebagai putri sekaligus jenderal wanita yang hebat."

Ling An berkata sambil tersenyum kecil.

"Benar!! Jieku memang sehebat itu."

Jingyan ikut tersenyum bangga.

Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Yaampun!!"

Ia berdiri mendadak, membuat Ling An sedikit kaget.

"Ada apa?"

"Aku lupa! Aku sedang mencari beberapa bahan obat. Untuk seseorang."

"Untuk dirimu?"

"Bukan! Untuk Nannan jiejie!"

Jawabnya terlalu cepat—dan ia langsung menyesal.

Ling An menahan tawa.

"Baiklah. Kau butuh bantuanku?"

Jingyan memalingkan wajah dramatis.

"Siapa bilang aku butuh bantuanmu?"

Dua detik kemudian…

"…Tapi kalau kau tahu toko ramuan yang bagus, kau bisa tunjukkan."

Ling An mengangguk.

"Kebetulan aku juga ingin membeli beberapa bahan."

Jingyan menghela napas kecil—antara lega dan malu.

"Kalau begitu ayo."

Mereka pun berjalan berdampingan.

Tanpa Jingyan sadari, para pedagang mulai bertukar tatapan.

"Itu tabib muda Ling An kan?" bisik seorang ibu.

"Wah, gadis itu cantik sekali… cocok ya?"

"Cocok banget. Lihat tuh, jalannya dekat sekali."

Jingyan langsung memerah.

"JANGAN DIDENGARKAN!!"

Ia mempercepat langkahnya.

Ling An hanya menunduk sedikit, menahan tawa.

Hari itu, pasar Zhenhua di Kota Yunxi terasa lebih hidup dari biasanya—

atau mungkin, hati Jingyan yang jauh lebih hidup dari yang ia sadari.

Pada saat yang sama, di Istana Zhenhua

"Ibu, aku akan kembali ke Longfeng dan mungkin menetap di sana beberapa hari."

Jingnan memegang kedua tangan Ibu Suri Jing Yue.

Ibu Suri menatapnya dengan rasa khawatir yang tersembunyi.

Ia tahu, setiap kali hati putri sulungnya terguncang, Longfeng adalah pelariannya.

"Tapi…"

Nada ibunya lembut namun ragu.

Jingnan tersenyum tipis.

"Nannan tidak akan lama, Ibu. Hanya beberapa hari. Nannan akan kembali secepatnya."

Longfeng—pegunungan tinggi tempat pasukan elit Jinwei Jun berlatih.

Markas keras, dingin, namun menenangkan bagi Jingnan.

Tempat ia merasa lebih menjadi dirinya sendiri.

Permaisuri Yan Shuyin tiba-tiba muncul bersama Kaisar Zhan Yun yang menggendong putra mereka yang masih berusia dua tahun.

"Kau harus menjaga dirimu baik-baik, jie," ucap Shuyin lembut sambil meraih tangan Jingnan.

"Supaya aku bisa mencarikan pangeran tampan untukmu secepatnya." Ia mengedip nakal, bibirnya terangkat membentuk senyum penuh arti.

"Shuyin!!"

Jingnan memprotes sambil memegang pinggangnya.

Kaisar Zhan Yun dan Ibu Suri hanya tersenyum kecil melihat interaksi keduanya.

Tiba-tiba suara ceria terdengar.

"Jika Nannan jiejie menikah, aku bisa bosan. Siapa lagi yang akan aku ganggu?"

Mei Yin datang bersama ibunya, Mei Qin.

Kaisar tertawa.

"Benar juga. Kalau jiejie pergi, siapa korbanmu berikutnya?"

"Yang ada di pikiranmu hanya mengganggu jiemu setiap hari," Mei Qin menegur lembut.

"Jika tidak mengganggu Nannan jiejie, aku harus apa?" Mei Yin mengerucutkan bibirnya kesal. "Menjaga Shuyang aku sudah bosan! Dia terus menangis kalau melihatku."

Shuyang adalah putra Kaisar Zhan Yun dan Permaisuri Yan Shuyin, seorang bocah laki-laki yang baru berusia dua tahun.

"Bagaimana dia tidak menangis," Permaisuri Yan Shuyin menatapnya tajam namun tetap lembut, "kau mengajaknya bermain sambil memakai topeng seperti monyet."

Begitu kata itu keluar, semua orang langsung menoleh serempak ke arah Mei Yin. Hampir bersamaan pula mereka menggelengkan kepala, tak tahu harus berkata apa.

Namun Mei Yin hanya tersenyum manis, mengangkat bahu ringan.

"Hehehehe… lagian aku bosan."

Permaisuri Yan Shuyin menghela napas panjang, seolah sudah hafal seluruh tingkah putri kecil itu.

"Mei Yin… kau itu putri kerajaan. Setidaknya jangan membuat keponakanmu trauma dengan topeng aneh setiap hari."

"Aku hanya ingin membuatnya tertawa…" Mei Yin memprotes dengan wajah polos. "Tapi ternyata dia malah menangis. Itu bukan salahku sepenuhnya, jie."

"Kau memakai topeng monyet yang giginya runcing!" sela Weifeng yang sedari tadi menahan tawa. Ia baru tiba, tetapi sudah mendengar seluruh percakapan sejak tadi saat berjalan ke arah mereka.

"Aku pikir lucu," gumam Mei Yin lirih.

Jingnan memijat pelipisnya seakan sudah lelah dengan kelakuan Mei Yin. "Sudahlah… kalau kau benar-benar bosan, kau bisa melakukan sesuatu yang bukan menakuti anak kecil."

Mei Yin segera mendekat, menggenggam lengan Jingnan dengan penuh semangat.

"Nannan jiejie, kalau begitu aku ikut bersamamu saja! Aku tidak mau menjaga anak Zhan Yun Gege dan Shuyin jiejie lagi!"

"Tidak." Jingnan menjawab cepat tanpa jeda.

"Kenapa tidak??" Mei Yin menggembungkan pipinya lagi.

"Karena setiap kali kau ikut denganku, masalah selalu bertambah." Jingnan menatapnya tanpa ekspresi.

Weifeng mengangguk kuat-kuat. "Setuju."

"Hei" Mei Yin memandang mereka berdua bergantian. "Kalian jahat sekali!"

Kaisar Zhan Yun yang melihat keributan itu hanya menghela napas.

"Istana ini tenang satu jam saja pun tampaknya mustahil," gumamnya lirih.

Permaisuri Shuyin menepuk punggung Mei Yin lembut.

"Sudahlah, kau bisa bermain dengan Shuyang tanpa topeng. Ia pasti akan suka jika kau hanya menjadi dirimu sendiri."

Mei Yin terdiam sejenak… lalu wajahnya cerah.

"Kalau begitu besok aku akan coba topeng kelinci!"

Semua otomatis menatapnya lagi.

"Kau tidak belajar apa-apa, ya?" Jingnan berkata pelan.

Mei Yin hanya tertawa senang, sama sekali tidak merasa bersalah.

"Hehehe… pokoknya Shuyang akan suka! Anak itu lucu seperti aku."

Mei yin Kemudian teringat sesuatu.

"Oh iya jie! Kelinci di kamarmu itu, bagaimana kalau aku rawat?"

"Tidak! Enak saja."

Jingnan langsung menepis.

"Kelinci?"

Ibu Suri tampak bingung.

"Aku menemukannya beberapa hari lalu, Bu. Kakinya terluka."

Jingnan menjelaskan lembut.

Mei Yin kembali merayu.

"Kalau begitu kasih saja ke aku! Aku janji tidak akan mengganggumu lagi jie!"

"Tidak!"

Jawaban Jingnan tegas dan cepat.

Weifeng tersenyum sambil menyilangkan tangan.

"Mei Yin, kalau kelinci itu kau rawat… aku yakin dia akan kabur dalam sehari."

"Aku tidak sejahat itu!" Mei Yin memprotes keras, tetapi wajahnya yang polos malah membuat semua orang makin ingin tertawa.

Selir Guifei Su Ruyan tersenyum kecil. "Mei Yin, dirawat baik-baik saja pun kau sering lupa makan sendiri. Bagaimana dengan kelinci kecil?"

"Aku bisa belajar!" Gadis itu menepuk dadanya bangga. "Aku akan menjadi ibu kelinci terbaik!"

Jingnan menatap adiknya itu, antara gemas dan pasrah. "Tidak, Mei Yin. Kelinci itu masih trauma. Dia harus tenang… dan kau bukan definisi tenang."

Mei Yin membuka mulut hendak membantah, tapi tak ada suara yang keluar. Ia tahu Jingnan benar, meskipun dia enggan mengakuinya.

Ibu Suri Jing Yue tertawa lembut, anggun seperti biasanya.

"Biarkan saja kelinci itu bersama Nannan. Dia tahu apa yang harus dilakukan."

Mei Yin menghela napas panjang. "Baiklah… tapi kalau nanti kelincinya memilihku, jangan salahkan aku."

"Dia tidak akan memilihmu," balas Jingnan tanpa menoleh.

"Hei!!"

Suasana aula kembali dipenuhi gelak tawa. Bahkan beberapa pelayan menunduk sambil menahan senyum, takut terlihat terlalu menikmati percakapan keluarga kerajaan.

Di antara keramaian itu, Jingnan memandang keluarganya satu per satu—ibu suri, selir, adik-adiknya, Weifeng, semua orang yang mengisi hidupnya dengan cahaya.

Untuk sesaat, rasa berat di dadanya mereda.

Ia teringat pada malam-malam penuh siaga, langkah penyusup yang masih menjadi misteri, kata-kata tabib ling an, pedang yang terus ia genggam terlalu kencang. Semua kekhawatiran itu seperti menjauh saat ia berada di sini…

di tengah tawa, riuh kecil, dan kepolosan yang tak pernah berubah.

Jingnan menarik napas pelan, membiarkan kehangatan itu mengalir.

"Mungkin," pikirnya, "kebahagiaan sederhana seperti ini yang ingin kulindungi."

Dan untuk sesaat—hanya sesaat—ia berharap waktu bisa berhenti.

Di antara candaan, tawa, dan cinta yang tak pernah ia lupakan..

1
Annida Annida
lanjut tor
Arix Zhufa
mampir thor
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Hi kak, makasii udah mampir💙💙💙
total 1 replies
Adis Suciawati
bagus kak
Adis Suciawati
beberapa lagi kakak kontrak nih kak
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: iya kak💙
total 1 replies
Adis Suciawati
lala lama cinta akan datang sendiri nya
Adis Suciawati: ceritanya siga warga China ya kak
total 2 replies
Adis Suciawati
ini kasih nya seperti nama nama orang China ya ka
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: betul kak, ceritanya juga memang china kak💙💙
total 1 replies
Adis Suciawati
bagus kak,kisah nya unik kak
Adis Suciawati: iya kak semoga kisah kita banyak peminat nya ya kak
total 2 replies
Mizuki : Bahriru Suraiya
Bagus kak mulai ada perkembangan 👍
semangat teruslah aku dukung🔥❤️
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Makasiii" 💙💙💙
total 1 replies
Mizuki : Bahriru Suraiya
mantap lah lanjutkan 💪, semangat terus author.
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Makasii yap💙💙
total 1 replies
Mizuki : Bahriru Suraiya
aku ngebayangin si Mei Yin🤣
᥍hυׄnxıׂׅ' ᥍ ᵍᶠ › 🎀: Mei Yin cantik" kelakuannya buat geleng-geleng😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!