NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Surga Menuntut Kematian!

"Kau keberatan jika aku tetap disini?" Tanya Aaron lagi.

Hal itu bukan hanya mengejutkan Laura. Tapi juga Fred. Dia tak menyangka Aaron akan meminta ijin pada seorang wanita. Padahal dia bisa melakukan segalanya. Tanpa ijin. Tanpa permisi.

Tapi kali ini, pria itu meminta ijin pada Laura. Sosok yang baru dia kenal tapi sudah bisa membuatnya hampir gila. Di mabuk dopamin.

Laura juga masih tertegun mendapat pertanyaan itu. Dia berusaha tersenyum sebisa mungkin. Juga melirik ke arah Fred seperti bertanya apakah yang dia dengarnya ini tidak salah?

"Kau keberatan?" Tanya Aaron lagi.

"Oh.. Tentu saja tidak, tuan. Tapi.. Apakah tidak menganggu pekerjaan Tuan Aaron?" Ucap Laura berusaha setenang mungkin.

"Fred akan mengurusnya."

Seketika Laura kehabisan kata lagi. Dia tidak bisa mencegah Aaron yang ingin tetap tinggal. Lalu pria itu menyuruh Fred untuk kembali ke perusahaan untuk mengurus beberapa pekerjaan disana. Atau lebih tepatnya, Aaron ingin Fred meninggalkan mereka berdua sekarang.

Setelah kepergian Fred. Laura dan Aaron saling terdiam. Duduk bersebrangan di antara brankar Dante yang sedang tertidur. Aaron memandang wajah Laura lekat-lekat. Seketika pikirannya berfantasi mengenai Laura.

Dia ingin mengulum bibir ranum itu. Menciumnya dalam dan semakin dalam. Turun ke leher jenjang yang seksi. Menghisapnya hingga meninggalkan jejak-jejak cinta disana. Lalu.. Turun ke buah dada yang padat dan menantang itu. Ohh.. Sungguh, Aaron mulai terbawa arus gairah yang dia ciptakan sendiri.

Dia nampak mulai sulit mengatur nafas. Tangannya mencengkram kuat berusaha menahan diri. Sebenarnya, jika Aaron mau. Dia bisa menggagahi Laura kapanpun dan dimanapun. Namun, entah mengapa dia merasa ingin menjaganya. Menjaga kehormatan Laura. Hingga suatu nanti dia bisa mendapatkannya dengan cara yang khidmat. Sebuah pernikahan mungkin.

Entahlah, Aaron sendiri tak berani membayangkan masa depan dengan Laura. Karena mengingat wanita ini masih berstatus istri orang. Sekalipun dia bisa kapanpun menjadikan Laura tawanannya. Namun hati Aaron seakan menentang keinginan itu.

Dahinya berkeringat sebesar biji jagung. Matanya tak pernah berpaling dari wajah Laura. Berkedip pun tidak. Apalagi jika melihat buah dada Laura. Dia tak bisa membayangkan betapa hangatnya jika dia tidur di atas sana. Mendengarkan irama detak jantung Laura yang terus berdetak seperti sebuah jam dinding.

Aaron sangat menginginkan Laura. Keinginannya menginginkan Laura. Tidak ada yang lain. Bahkan dia tidak bisa mendapatkan pelepasannya bersama para pelac*r itu. Hanya karena pikirannya selalu tertuju pada Laura. Laura dan Laura. Begitu seterusnya.

Laura yang terus menerus di pandangi oleh Aaron jadi salah tingkah. Dia tak tau, apa yang sebenarnya di pandangi oleh Aaron. Apa yang pria itu mau hingga bersedia menemani dirinya di rumah sakit.

"Tuan, apa anda lapar?" Laura berusaha mencairkan suasana.

"Ya."

"Tuan mau makan apa?" Tanya Laura ragu-ragu.

"Kau!"

Sontak Laura membulatkan kedua matanya karena terkejut mendengar itu. Dia memandang Aaron yang nampak serius dengan perkataannya.

"Maaf?" Ucap Laura.

"Kau, Laura! Aku heran mengapa aku bisa terpaku pada mu! Meskipun detik ini juga aku bisa memaksa mu untuk melayani ku, tapi mengapa seperti ada sesuatu yang menghalangi pikiranku untuk melakukannya. Aku ingin mencicipi setiap jengkal tubuh mu! Hingga tidak ada ruang tersisa tanpa air liur ku!" Ucap Aaron sambil terus menatap Laura.

Laura menelan ludah saat mendengar itu. Dia tak mampu berkata sepatah kata pun kali ini. Aaron membuatnya membeku di tempat. Hanya bisa mendengar seluruh perkataan Aaron.

"Berhenti memanggil ku, tuan! Aku bukan tuan mu! Aku tau siapa kau Laura Saw!" Sambungnya lagi.

Kali ini Laura yang tak mampu berkedip. Firasatnya benar mengenai siapa Aaron sebenarnya. Dari awal bertemu, Laura sudah bisa merasakan bahwa Aaron bukanlah seorang pebisnis biasanya. Aaron lebih dari itu. Aaron punya power yang besar.

"Aku tau kau melarikan diri dari suami mu!"

"Lalu kau mau apa?" Suara Laura sedikit gemetar. Dia tau, Aaron bukanlah lawan yang sepadan untuknya saat ini. Bahkan saat dia bersama Ben sekalipun. Aaron bisa menghancurkan segalanya.

"Aku mau diri mu!" Jawab Aaron singkat dan tajam.

Laura menggelengkan kepalanya. Matanya menatap tajam mata Aaron. Dia sudah berjanji pada diri sendiri, tidak akan pernah tunduk pada siapapun mulai sekarang.

"Aku bukan boneka yang bisa kau permainkan! Kau tidak bisa mendapatkan diri ku!" Ucap Laura tak kalah tajam dengan penuh penekanan.

"Aku punya segalanya, bahkan lebih dari suami sialan mu itu!"

"Uang mu memang bisa membeli semua. Semuanya.. Semua hidangan di dunia ini! Tapi kau harus ingat, cinta harus tetap di atas meja!" Ucap Laura tak mau kalah.

"Jadi itu yang membuat mu meninggalkan suami mu? Cinta?"

Laura enggan terus berdebat dengan Aaron. Lebih tepatnya dia malas jika membahas soal Ben Pattinson. Dia merasa Aaron terlalu ikut campur dalam kehidupannya. Apa perdulinya dia pada wanita macam Laura?

"Kau tau, saat kau menginginkan sesuatu, kau harus rela kehilangan hal yang berharga. Bahkan surga pun menuntut kematian untuk bisa menikmatinya." Ucap Aaron yang membuat Laura seketika kembali meneteskan air matanya.

Tangan Aaron terulur ke depan. Ingin menghapus air mata itu. Namun seseorang tiba-tiba membuka pintu kamar. Membuatnya membatalkan niatnya.

Mereka berdua memandang ke arah pintu. Ternyata Bibi Hellen. Dia sudah kembali dari rumah dengan membawa dua tas yang besar. Sepertinya berisi baju ganti untuk Dante dan Laura. Serta hal hal yang lain.

"Maaf, apa saya mengganggu?" Ucapnya di ambang pintu.

"Tidak, masuklah, bi!" Ucap Laura segera menghapus air matanya dan beranjak membantu Bibi Hellena.

Menaruh dua tas itu di salah satu sofa panjang disana. Bibi Hellena nampak penasaran dengan Aaron. Siapa pria yang menemani Dante itu? Kira-kira begitu lah pertanyaan yang ada di benatnya saat melihat Aaron mengelus-elus kepala Dante yang sedang tertidur.

"Siapa?" Bisiknya pada Laura.

"Akan aku ceritakan di luar." Jawab Laura.

Laura mendekati Aaron. "Tuan, saya mau membeli burger, apa tuan juga mau?"

"Sudah ku bilang jangan panggil aku tuan!" Kata Aaron menatap tajam Laura.

Laura mendengus kesal. "Mau tidak?"

"Tanpa keju!" Ucap Aaron.

Lalu Laura mengajak Bibi Hellena untuk keluar dari kamar, dia juga punya tugas tambahan sekarang. Dia harus menjelaskan siapa Aaron sebenarnya pada Bibi Hellena.

Saat mereka di ambang pintu, Aaron memanggilnya dengan sedikit berteriak. "Laura!" Panggilnya. Hingga membuat yang di panggil menghentikan langkah dan berbalik badan.

"Kau punya uang untuk beli burger?" Tanya Aaron.

Laura memutar kedua bola matanya mendengar itu. Apa Aaron pikir dia itu sangat miskin hingga tidak punya uang untuk membeli burger untuknya? Tanpa menjawab apapun, dia menutup pintu kamar itu dan meninggalkan Aaron disana bersama Dante.

Bersambung..

.

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!