Dokter Cantik milik tuan mafia...
Di tengah malam yang sunyi dan hujan yang tak henti mengguyur kota, Flo seorang dokter muda yang baru saja di pindah tugaskan dari rumah sakit besar ke klinik kecil pinggiran kota, tanpa sengaja menemukan seorang pria tergeletak di tepi jalan bersimbah darah namun masih bernapas.
Pria itu misterius tanpa identitas jelas, hanya mengenakan jaket kulit hitam yang robek di bagian bahu, dan luka tembak di sisi tubuhnya, masih berdarah. Dengan naluri seorang dokternya meronta, dan tak bisa tinggal diam.
Flo membawanya ke rumahnya karena saat itu klinik tempat ia bekerja sudah tutup.Flo pun menolongnya.
sepanjang malam, ia hanya bisa menahan napas di antara rasa takut dan tanggung jawab.
Namun, siapa sangka, pria itu bukan orang biasa. Namanya Gilhan Alfaro seorang mantan agen intel yang kini diburu oleh orang-orang dari masa lalunya.
Luka yang ia bawa bukan hanya di tubuhnya, tapi juga di hatinya yang penuh rahasia, dendam, dan kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9 bersama di kota yang asing....
Malam harinya di sebuah penginapan sederhana...
Malam telah larut, hanya suara jangkrik dan desir angin yang menemani.
Tubuh mereka lelah, basah lalu kering oleh hujan dan angin, tapi kelelahan itu tak cukup untuk menenangkan gejolak di hati.
Flo duduk di tepi ranjang, menatap api kecil di perapian yang menyala redup. Rambutnya terurai, sedikit berantakan, sementara Gilhan berdiri di dekat jendela, matanya terus mengawasi luar.
Keheningan terasa berat antara rasa takut, lega, dan sesuatu yang lebih dalam dari keduanya.
"Han..…"suara Flo pelan, nyaris seperti bisikan.
Pria itu menoleh, tatapan matanya lembut namun lelah.
"Kau masih tidak percaya kalau semua ini karena aku..?"tanya Gilhan
"Hmph..!"Gilhan menghela napas, lalu berjalan mendekat kearah Flo.
"Percaya atau tidak, kau sudah terlalu jauh terlibat, Flo ,Tapi aku bersumpah, aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu. Tidak akan pernah.!"ujar Gilhan.
Flo menatap wajah tampan nya, wajah yang keras, penuh bekas luka dan beban, tapi justru di situlah ia menemukan ketenangan.
Ada sesuatu di dalam diri Gilhan yang membuatnya merasa aman… dan juga rapuh di waktu yang bersamaan.
"Aku tidak pernah takut bersamamu," katanya lirih.
"Aku hanya takut kehilanganmu." Ujar Flo
Kata-kata itu seperti meruntuhkan pertahanan yang Gilhan bangun selama ini. Ia mendekat perlahan, menatap Flo begitu dalam, hingga hanya jarak napas yang memisahkan mereka.
Hening.
Dunia seolah berhenti.
Tangannya terangkat, menyentuh pipi Flo dengan lembut.
"Kau tidak tahu betapa sulitnya menahan diri selama ini." bisiknya.
"Kau membuatku lupa siapa aku sebenarnya Flo..." Ucapnya mencium bibir sang wanita.
Flo menutup matanya, membiarkan sentuhan itu bertahan sejenak hangat, tulus, namun penuh ketegangan yang tak bisa dijelaskan.
"Hmph....."
Gilhan menarik napas dalam, lalu bersandar ke dahinya, suara lirihnya seperti janji yang terpatri dalam malam.
"Mulai malam ini, aku berjanji… aku akan melindungi mu sampai napas terakhir ku.
Tak peduli siapa musuh ku, tak peduli apa yang harus aku hadapi.! Flo tersenyum samar, menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Dan aku… akan tetap di sisimu Gilhan. Apa pun yang terjadi." ucap Flo sembari merapikan pelukannya.
Dinginnya malam itu, membuat mereka hampir tak berjarak, suara napas keduanya, seketika terdengar semakin memburu, ada gelegar aneh yang tiba-tiba, menginginkan untuk berharap lebih.
Malam itu berlalu dalam diam. Hujan tak juga berhenti, tapi di dalam kamar kecil itu, dua jiwa yang terluka menemukan sesuatu yang tak lagi bisa disembunyikan. "sebuah cinta yang lahir dari ketakutan, tumbuh dalam pelarian, dan hidup di tengah bahaya."
Malam itu menjadi saksi bisu, cinta keduanya yang telah menyatu dalam percampuran peluh yang membasahi tubuh keduanya...deru napas yang bersahutan,dan menjadi lenguhan kenikmatan dalam kebahagiaan, malam itu.
Entah siapa yang memulai, namun saat ini dokter cantik itu, telah sempurna berada di bawah kungkungan tubuh perkasa milik sang mafia.
Tak ada kata yang terucap, hanya suara napas keduanya memenuhi ruangan yang semakin memanas.
"Aaaaahhg ...."suara lenguhan panjang, dengan bersamaan tubuh sang pria roboh dalam kelelahan, tepat di samping sang wanita.
Seketika hening....
Keduanya, terpejam menikmati sisa-sisa percintaan,tak ada kata, hanya senyum kepuasan dari wajah keduanya....
Perlahan Flo membuka matanya, menarik selimut lalu menutupi tubuh mereka berdua.
Malam itu untuk pertama kalinya mereka merasa saling memiliki dan membutuhkan satu dengan yang lainnya.....
Dan tak ingin terpisahkan....