NovelToon NovelToon
REVENGE

REVENGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Sejak kematian ayahnya yang misterius, Elina diam-diam menyimpan dendam. Saat Evan—teman lama sang ayah—mengungkapkan bahwa pelakunya berasal dari kepolisian, Elina memutuskan menjadi polisi. Di balik ketenangannya, ia menjalankan misi berbahaya untuk mencari kebenaran, hingga menyadari bahwa pengkhianat ada di lingkungan terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Valencia

Matahari pagi menembus tirai jendela kamar sederhana itu. Di meja, tergeletak selembar foto lama—foto Elina kecil bersama sang ayah, tersenyum di puncak gunung. Kini foto itu menjadi satu-satunya saksi dari kehidupan lamanya yang telah ia kubur dalam-dalam.

"Elina Valencia Draken sudah mati," gumamnya lirih, menatap pantulan dirinya di cermin. "Mulai sekarang, aku sudah Valencia."

Ia menggenggam kalung kecil pemberian ayahnya, lalu menundukkan kepala sejenak. "Ayah, maaf... aku harus melangkah di jalan ini. Bukan untuk balas dendam, tapi untuk menemukan kebenaran."

Beberapa minggu sebelum pendaftaran kepolisian dibuka, Evan sudah menyiapkan segalanya. Di ruang bawah tanah markasnya yang penuh peralatan canggih, ia berdiri di belakang seorang ahli dokumen layar besar yang menampilkan data kependudukan nasional.

"Nama, riwayat keluarga, tempat lahir, semuanya sudah bersih," ujar sang ahli tanpa menoleh. "Sekarang hanya ada Valencia—usia dua puluh tahun, lahir di Carles, yatim piatu sejak usia 17 tahun."

Evan melirik Elina yang kini memakai hoodie hitam, wajahnya datar namun matanya menyala penuh tekad. "Mulai sekarang, jangan pernah sebut nama Elina lagi, bahkan saat kau sendiri."

Elina mengangguk pelan. "Aku paham, Om. Dunia gak perlu tahu siapa kamu sebelumnya."

Senyum samar muncul di wajah Evan. "Kalau begitu, selamat datang di kehidupan barumu, Valencia."

•●•

Prosesi seleksi akademi kepolisian dimulai dua minggu kemudian. Valencia datang dengan seragam putih sederhana dan wajah tenang. Tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya—bahkan dokumen medis, sidik jari, dan latar belakangnya telah disesuaikan sempurna.

Tes demi tes ia jalani dengan penuh determinasi. Tes fisik yang menguras tenaga, ujian tertulis yang menuntut ketelitian, hingga psikotes yang menggali kepribadian terdalam.

"Lari sepuluh putaran lagi!" teriak pelatihnya.

Valencia menggertakkan gigi, langkahnya tetap mantap meski napasnya mulai tersengal.

Peserta di sampingnya sudah menyerah, tapi ia terus berlari—seolah setiap langkah adalah bentuk penebusan untuk rasa bersalah yang menyesakkan di dada.

"Jika ayah gak ada lagi di dunia ini, kamu jangan gampang percaya pada siapa pun dan kamu harus kuat menghadapi tantangan."

Kata-kata itu bergema di kepalanya, membuatnya semakin berlari tanpa henti.

•●•

Waktu berlalu...

Bulan berganti bulan, hingga tibalah hari pengumuman kelulusan. Valencia berdiri di tengah kerumunan peserta yang bersorak gembira. Namanya tercantum di papan pengumuman—Valencia—LULUS SELEKSI NASIONAL."

Namun tak ada tawa, hanya hembusan napas panjang dan senyum tipis. Ia menatap langit, seolah berbicara pada arwah ayahnya.

"Lihat, Yah... El sudah sampai sejauh ini."

Di parkiran, mobil hitam Evan sudah menunggu. Pria itu berdiri di samping pintu, tangan di saku, menatap gadis itu dari kejauhan.

“Selamat, Detektif muda,” ucap Evan ketika Valencia mendekat.

“Belum resmi, Om,” balasnya tenang.

“Sudah cukup untuk membuatku bangga,” ujar Evan. Namun, di balik nada datarnya, terselip rasa khawatir. “Kamu yakin ingin melanjutkan langkah ini?”

Valencia menatap lurus ke arah Evan. “Aku gak punya pilihan lain. Satu-satunya cara menemukan kebenaran… adalah dengan masuk ke dalamnya.”

Evan terdiam, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Tapi ingat, dunia kepolisian gak sebersih yang terlihat. Jangan pernah menaruh kepercayaan penuh pada siapa pun.”

Valencia menatapnya tajam. “Aku sudah belajar itu dari seseorang.”

•●••●••

Akademi dan gelar Baru

Hari-hari di akademi kepolisian berjalan keras, tapi Valencia menjalaninya tanpa keluhan.

Latihan bela diri, menembak, strategi penyelidikan — semuanya ia kuasai dengan cepat. Para instruktur bahkan mulai memperhatikannya.

“Gadis itu... berbeda,” bisik salah satu pelatih. “Dia bukan cuma kuat, tapi juga sangat fokus.”

Setelah berbulan-bulan ditempa fisik dan mental, Valencia akhirnya lulus dengan nilai nyaris sempurna. Tak hanya diterima sebagai anggota kepolisian, ia langsung direkomendasikan ke unit penyelidikan kriminal — tempat di mana kasus-kasus besar dan rahasia sering ditangani.

Ketika menerima seragam resminya, Valencia menatap dirinya di cermin akademi.

Wajah itu tak lagi menunjukkan kelembutan seorang anak, tapi ketegasan seorang petugas hukum.

“Elina sudah tiada,” gumamnya. “Yang tersisa hanya Valencia — wanita yang akan menegakkan kebenaran dengan tangannya sendiri.”

•●•

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!