Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.
"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 Aku Masih Ingin BersamaMu
Vasco POV:
"Maaf... untuk sekarang, kakak gk bisa melindungi kamu..... dan mungkin mulai sekarang, kamu harus siap untuk selalu disakiti". Vasco berkata dengan lirih. Dia kembali mengingat akan perkataan ayahnya Nickolas waktu dimobil ketika pulang dari rumah sakit.
" Vasco, Vaiser kalian tau kan kalau sebenarnya Ayah masih sangat ingat akan almarhum bunda kalian. Sebelumnya ayah minta maaf, jika keputusan ayah ini menyakiti kalian ataupun salah satu dari kalian mungkin merasa bahwa ayah ini egois. Tapi, ayah mau mengatakan satu hal bahwa ayah akan menuntut Vasco atas kecelakaan yang menimpa kami".
Vasco yang bermain ponsel langsung mengangkat muka kaget tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya.
"Ayah.... kenapa begitu? " Tanya Vasco tidak percaya.
"Vasco... ini keputusan ayah. " Jawab Nickolas sambil memandang putra sulungnya.
"Iya Yah... Vasco ngerti, tapi kan Vasca itu darah daging ayah". Sela Vasco tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan ayahnya.
" Vasco, ingat seorang anak tidak akan bisa membunuh orang tuanya sendiri". Nickolas menekankan kalimat tersebut.
"Ayah.... kejadian ini tidak sengaja, dan gk ada yang tau kalau nanti akan terjadi seperti ini. Lagian Vasca tidak tau kalau kecelakaan itu akan menimpa kalian waktu itu. Ayah, kita semua membenci Vasca yang bahkan dia sendiri juga merasa terpukul dengan kejadian ini, terlebih khusus Bunda pergi meninggalkan kita. Vasca merasa tertekan ayah, setiap hari kita terus menyalahkan dia'. Jawab Vasco berapi-api sambil memikirkan nasib adiknya nanti setelah ini. Jauh dilubuk hatinya, dia tahu kalau Vasca sangat tersiksa. Sebisa mungkin Vasco menahan amarahnya agar tidak meledak saat itu juga.
" Pak berhenti pak". Kata Nickolas kepada sopir pribadinya. Vasco dan Vaiser bingung karena belum sampai ke rumah.
"Yah... kok berhenti disini? " Tanya Vasca bingung kepada ayahnya, sedari tadi dia hanya mendengarkan apa yang dibicarakan oleh ayah dan kakaknya itu.
"Vasco... " Panggil Nickolas dingin dengan sorotan mata yang tajam.
Vasco mengangkat mukanya, menunggu kelanjutan kalimat ayahnya.
"Kalau kamu tidak terima dengan keputusan ayah, silahkan keluar dari mobil ini, dan jangan pernah anggap saya ayah lagi dan silahkan pergi tamp membawa apapun karena semua fasilitas kamu ayah ambil". Kata Nickolas tegas.
Vasco diam mendengarkan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Vasco bukanlah tir anak yang pembangkang, apalagi terhadap kedua orang tuanya. Vasco memang merasa sakit tapi dia masih membutuhkan sosok ayahnya untuk melanjutkan sekolahnya. Sekarang, Vasco merasa egois karena hanya mementingkan dirinya sendiri tampa memikirkan Vasca yang lemah.
" Maaf ayah, Vasco janji gk akan ulangi lagi". Jawab Vasco pelan sambil menunduk.
Nickolas tersenyum bangga melihat putranya yang begitu patuh terhadapnya.
"Good job Boy"... Kata ayahnya sambil tersenyum diikuti oleh Vaiser tapi tidak dengan Vasco. Dirinya kini merasa ingin menangis dan berteriak dengan situasi ini. Jujur saja, dia merasa muak dan jijik dengan drama ini. Hatinya terus berdoa untuk adik bungsunya yang sebentar lagi akan naik ke tingkat SMA.
Dan... ketika memikirkan itu, Vasco bertanya kepada Nickolas.
" Ayah.... tapi ayah masih membiayai sekolah Vasca kan? " Tanya Vasco
"Dia bukan anakku, dia bukan darah dagingku, dan dia sudah membunuh istriku, jadi mulai sekarang hanya kalian berdua yang akan ayah perhatikan. Ayah janji akan memberikan semua apa yang kalian berdua inginkan, asalkan kalian mematuhi perintah ayah". Jawab Nickolas lantang dengan wajah yang memendam amarah yang menyala dalam hatinya siap menerkam siapun orang yang dibencinya, termasuk Vasca Dirgantara putrinya sendiri.
" Tapi ayah...... "
"Vasco, masih ingat apa yang ayah katakan tadi? " Potong Nickolas membuat Vasco lagi dan lagi harus diam kembali memikirkan Vasca adiknya.
🌹🌹🌹
Sementara, dikamar yang gelap dengan nuansa pink abu-abu itu, sekarang Vasca Dirgantara menangis memikirkan semua yang telah terjadi. Ingin rasanya ia menagis sekeras-kerasnya, tapi dia sadar betul bahwa sekeras apapun dia berteriak dan menangis, tidak akan ada yang peduli kepada dirinya. Dia kembali diam dengan berbagai kenyataan pahit yang terus menusuk hatinya.
Ujian sudah berakhir, itu artinya dia akan meninggalkan bangku SMP dan akan melanjutkan ke bangku SMA. Dia berpikir akan sekolah di tempat kakaknya agar mereka lebih dekat kepadanya dan ia sangat membutuhkan perhatian kakaknya. Walapun dilanda oleh kesedihan yang mendalam, tetapi Vasca tidak kehilangan impiannya untuk terus mengejar cita-cita yang ia pikirkan dari dulu. Dia sama sekali tidak tau akan apa yang akan terjadi kedepannya. Dia tidak bisa meramal, tetapi hanya bisa berharap dan berdo'a agar semuanya akan baik-baik saja.
🙏