Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 08
Bahkan 3 hari setelah operasi, Annin langsung kembali bekerja, karena ia harus membayar angsuran kepada renternir.
Setiap harinya renternir selalu datang untuk menagih angsuran. 500.000 perhari bagi orang-orang yang berlebih tidaklah besar. Berbeda dengan Annin, untuk mendapatkan uang sebanyak itu ia harus bekerja tanpa jeda.
Waktu istirahatnya hanya saat menemui Aurel di rumah sakit. Itupun hanya sebentar, setelah memastikan Aurel makan dan akan pergi setelahnya.
Dari pagi, siang, bahkan malam. Annin tetap bekerja. Jika ditanya kapan ia akan tidur, Annin hanya akan tidur 3 jam dalam satu harinya.
Aktivitasnya yang padat sangat berpengaruh pada kesehatanya. Dimana biasanya seseorang yang hanya hidup dengan satu ginjal tidak boleh bekerja terlalu keras, tapi Annin melanggar hal itu.
Dokter Diana juga berpesan, agar Annin makan makanan yang bergizi untuk mempercepat masa pemulihanya. Tapi apa yang bisa dilakukan. Dapat membeli beras saja Annin sudah sangat bersyukur.
Selama satu minggu ini, menu makanan Annin hanya nasi yang dicampur dengan garam, walaupun begitu, tetap saja ia tidak bisa membayar angsuran secara penuh setiap harinya.
Annin hanya sangup membayar 100 ribu sampai 250 ribu perharinya. Dan tentu saja membuat bunganya semakin bertambah. Semakin dibayar bukanya semakin berkurang, tapi malah semakin bertambah. Dan Annin tidak tau berapa, ia terlalu takut untuk mengetahui seberapa besar hutangnya sekarang.
Hari ini adalah hari minggu, setelah memastikan Aurel istirahat. Annin pun langsung berangkat ke cafe tempatnya bekerja,mengisi kekosongan jadwal dihari libur.
Sebenarnya cafe itu buka pukul 08 pagi, karena jaraknya cukup jauh. Annin pun berangkat lebih awal. Dengan berjalan kaki, butuh waktu 30 menit untuk sampai di lokasi.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit. Annin pun berhenti sejenak disebuah taman kecil pinggir jalan. Annin mendudukkan bokongnya disalah satu kursi,
Annin berhenti karena merasakan nyeri dibagian lukanya yang belum kering sepenuhnya.
Annin segera mengambil botol yang berisi air putih didalam tas lusuhnya. Dan segera meneguk air putih itu sampai habis. Mengatur napasnya demi menetralisir rasa sakit dan nyeri yang ia rasakan saat ini.
Setelah dirasa nyeri itu berkurang, Annin kembali melanjutkan perjalanannya. 35 menit kemudian, Annin pun sampai di Cafe, sekarang Annin berdiri didepan cafe itu, yang ternyata masih digembok karena memang belum waktunya untuk buka.
Sambil menunggu, Annin memilih mengistirahatkan tubuhnya di kursi yang tersedia di depan cafe mewah itu. Dan tanpa sadar, Annin yang kelelahan langsung tertidur dengan nyenyaknya.
Tak lama Annin memejamkan matanya, Annin terbangun dengan guyuran air yang membasahi seluruh tubuhnya. Matanya membulat sempurna, saat menatap seorang lelaki paruh baya, yang tengah berdiri dengan sebuah ember di salah satu tanganya.
Lelaki paruhbaya itu, tak lain adalah seorang Manager di cafe tempat Annin bekerja sekarang.
"Apa yang kau lakukan? kenapa malah enak-enakan tidur disini! Apa kau sudah bosan bekerja disini? sekarang cepat ganti bajumu dan pakai seragam. Dan satu lagi hilangkan dulu wajah jelek dan pucatmu itu, jangan sampai pelangganku jadi takut melihatmu," bentak Manager itu membuat Annin hanya terdiam membisu.
"Ba-baik pak, "jawab Annin terbata karena takut.
Setelah memakai seragam dan memoleskan sedikit liptint dibibir pucatnya. Annin pun kembali bekerja, mengantarkan pesanan kesetiap maja tamu.
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩