NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8 : Kenapa Beberapa Malam Ini Sering Pingsan?

Di dalam kamar, Lysander segera menghampiri Yvaine. Dengan suara rendah ia berbisik, seolah meminta maaf sebelum jemarinya menyentuh tangan lembut putri itu. Perlahan ia menarik tubuh Yvaine ke dalam dekapannya, satu lengannya menopang bahu, sementara yang lain mengangkat lututnya, hingga tubuh rapuh itu terangkat dalam pelukannya.

Ia melangkah mantap menuju ranjang besar, menidurkan Yvaine dengan hati-hati. Selimut ditarik hingga menutupi tubuhnya, merapikan setiap lipatan seolah berusaha memberi ketenangan dalam tidurnya.

Cealia yang sejak tadi mengikutinya tak dapat menyembunyikan kegelisahan. Suaranya bergetar ketika bertanya, “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Putri Yvaine? Kenapa beberapa malam ini beliau sering pingsan?”

Lysander terdiam sejenak. Ia meraih pergelangan tangan Yvaine, merasakan denyut nadinya, lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi sang putri. Raut wajahnya menegang saat merasakan hangat yang tidak seharusnya ada.

Namun, ketenangan kamar itu terpecah ketika suara deheman terdengar dari arah pintu. Seorang pria dengan seragam kesatria berdiri tegak di ambang, kedua lengannya terlipat di dada. Tatapannya tajam, tak lepas dari tangan Lysander yang masih menggenggam pergelangan Yvaine.

“Apa yang dilakukan seorang tabib di kamar Putri Mahkota?” suaranya dingin dan penuh tuduhan.

Cealia tersentak. Ia segera menunduk sopan, lalu menjelaskan, “Tuan Roderic… Putri Yvaine pingsan. Tuan Lysander hanya memeriksa keadaannya.”

Alis Roderic terangkat sinis. “Memeriksa? Apa itu berarti harus memegang tangannya?”

Lysander terdiam sejenak, lalu melepaskan genggamannya perlahan. Dengan wajah tenang, ia berdiri. “Putri hanya kelelahan,” ucapnya singkat, sambil merapikan selimut hingga tangan kiri Yvaine tersembunyi di bawahnya.

Ia kemudian menoleh pada Cealia. “Besok pagi, setelah beliau terbangun, panggil aku.”

Cealia hanya bisa mengangguk. Lysander lalu berjalan keluar melewati Roderic, tanpa menoleh, tanpa sepatah kata pun. Suasana kamar tertinggal dalam keheningan yang menegangkan.

Roderic menatap punggung Lysander yang semakin menjauh. Alisnya berkerut, napasnya berat seolah menahan sesuatu yang mengganggu pikirannya. Dengan suara rendah namun tegas, ia berkata, “Aku akan menugaskan beberapa pengawal untuk berjaga di depan ruangan ini. Jika terjadi sesuatu, kau hanya perlu memanggil mereka.”

Cealia menunduk dalam-dalam, suaranya lembut penuh syukur. “Terima kasih, Tuan Roderic.”

Setelah itu, kesatria itu pergi, meninggalkan Cealia dalam keheningan bersama tuannya yang masih terbaring lemah. Cealia menatap Yvaine yang tertidur dengan wajah pucat, hatinya penuh kecemasan. Ia merapatkan selimut di dada sang putri, lalu duduk di kursi dekat ranjang, menemani tanpa suara hingga malam benar-benar berlalu.

Keesokan paginya, Yvaine perlahan membuka matanya. Sinar matahari menembus tirai tipis, membuat ruangan dipenuhi cahaya lembut. Ia terdiam sejenak, menyadari sesuatu yang berbeda, gaun megah yang semalam ia kenakan sudah berganti menjadi dress putih sederhana.

Kebingungan menyelinap di wajahnya. Ia menoleh ke arah meja, melihat Cealia sibuk merapikan tumpukan buku. Pelayan setianya itu mengangkat beberapa di antaranya untuk dipindahkan ke ruang penyimpanan.

Suara Yvaine terdengar lirih, sedikit serak, “Cealia…”

Gadis itu terkejut, segera menoleh dan meletakkan buku di tangannya. “Putri, Anda sudah terbangun!”

Yvaine mengangkat tubuhnya perlahan, meski kepalanya masih terasa berat. Tatapannya jatuh pada buku-buku di tangan Cealia. “Kenapa kau ada di sini? Dan… untuk apa kau membawa bukuku? Ke mana kau ingin memindahkannya?”

Cealia terdiam sejenak, lalu menunduk dalam-dalam. Suaranya terdengar hati-hati, hampir berbisik.

“Tuan Lysander yang memintaku untuk memindahkan semua buku-buku ini, Putri…”

Alis Yvaine perlahan berkerut. Tatapannya mengeras, penuh kebingungan, seolah otaknya berusaha mencari potongan ingatan yang tak juga muncul. Ia mengulang pelan, suaranya mengandung nada asing.

“Lysander…? Siapa itu Lysander?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!