NovelToon NovelToon
SARANG

SARANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Single Mom / Janda / Bullying di Tempat Kerja / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

"Sudah ku katakan namaku Sarah bukan sarang! " seru Sarah pada polisi yang membawanya itu.

Meski belum fasih bahasa korea, tapi dia mengucapkan dengan jelas apa yang dia katakan.

Dia masih saja harus menjelaskan pembetulan ejaan namanya pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14......Habbits

Dengan lembut, Ki Yong mengompres pipi Sarah.

"Aku bisa sendiri" ucap Sarah jelas menunjukkan raut wajah yang kesal.

"Kamu pasti kesal" ucap Ki Yong.

"Tidak" jawab Sarah kemudian membelai pipinya sendiri.

Ki Yong menatapnya.

"Jika dia kembali, ini berarti aku.... Tamat" ucapnya.

Ki Yong tak mengerti.

Sarah meringis kemudian merengek.

"Dia pasti akan mengembalikan ku ke Jeju" ucap Sarah.

Ki Yong makin tak paham.

"Lalu aku akan dikembalikan ke kampung halaman ku" lanjutnya kemudian menundukkan kepalanya di meja.

Jin Guk dan Ki Yong saling menatap. Sementara Seon Yu hanya menghela mendengar Sarah bicara seperti itu.

**

Kedai sedang tutup, Sarah dan Seon Yu membersihkan meja dan lantai.

So Min keluar dengan kepala menunduk tak berani menatap Sarah.

Da Jin menarik tangannya untuk datang mendekati Sarah.

"Katakan apa yang ingin kamu ucapkan" ucap Da Jin.

Sarah memegang erat gagang pel di tangannya.

"Maafkan aku" ucap So Min pelan.

"Lebih keras, ga kedengeran! " seru Da Jin kesal.

"Tidak apa! Aku tidak apa apa" ucap Sarah.

So Min menatapnya merasa sangat bersalah.

"Gimana ga apa apa, pipi mu merah begitu! " tunjuk Da Jin ke pipinya.

"Tidak, asal jangan memecatku karena istri mu kembali ke sini" ucap Sarah.

Da Jin terdiam, ingat dengan ucapannya saat bicara dengan Young Jae hari itu.

Dia juga merasa memang begitu, kedainya tak begitu besar, jika terlalu banyak orang hanya akan menambah pengeluaran.

**

Sarah duduk di depan kedai yang sudah tutup, Seon Yu yang akan pulang ikut duduk dulu bersamanya.

Dia menghisap rokok di hadapan Sarah yang memikirkan nasibnya.

"Tenang.... dia tak akan berani memecat mu" ucap Seon Yu kemudian menghembuskan asap dari mulut nya.

Sarah hanya melirik kemudian menghela lagi.

"Jangan menghela lagi, jika kau melakukan itu seolah dunia akan hancur besok" ucap Seon Yu.

Sarah menatap langit yang mulai menurunkan salju.

"Wahhh salju pertama tahun ini, aku melihatnya bersama mu Nuna" Seon Yu senang.

"Dingin" ucap Sarah.

"Ya, tapi tak sedingin nanti. Hari ini masih akan lebih hangat dari besok" ucap Seon Yu.

Sarah menatap Seon Yu yang menghisap rokok.

"Apa dengan merokok, tubuh mu jadi lebih hangat? " tanya Sarah.

Seon Yu menatap Sarah karena terkejut dengan pertanyaannya. Matanya yang sayu karena mengantuk membuat Seon Yu berpikir kalau dia ingin merokok seperti nya.

"Tidak! " Seon Yu berteriak melempar rokoknya.

Sarah terkejut, dia mengedipkan matanya berkali-kali karena kibasan tangan Seon Yu.

"Tidak hangat, ini juga kebiasaan buruk, saaaangat buruk. Kau dengar itu! " Seon Yu menjadi marah.

"Aku hanya tanya, kenapa mata mu melotot sampai kayak mau lompat dari sana! " Sarah membalas geraman nya.

Dia bangun dengan tangan mendorong Seon Yu.

"Sudah sana pulang! Dasar kau ini" Sarah kesal.

Seon Yu tertegun sembari mundur perlahan. Kemudian berbalik sambil tersenyum.

"Iya, aku yang bodoh, diakan hanya tanya" gumamnya seraya pulang.

**

Ki Yong memikirkan ucapan Sarah. Jin Guk memperhatikannya.

"Sepertinya kamu mikirin Sarah" tebak Jin Guk.

Ki Yong menatapnya, tapi kemudian kembali melamun, mengabaikannya.

"Kenapa dia bicara begitu ya? Apa dia datang tanpa dokumen resmi? " tanya Jin Guk ikut memikirkan.

Ki Yong menoleh lagi dengan mata membulat merasa Jin Guk bicara hal yang masuk akal untuk kasus pekerja asing seperti Sarah.

"Biasanya memang begitu, tapi ku dengar dia sudah mau 4 bulan di Seoul, lalu apa yang terjadi di Jeju sehingga dia dikirim kesini ya" Jin Guk bicara sendiri sembari memeriksa ponselnya.

Ki Yong bertopang dagu mendengarkan nya. Jin Guk melirik.

"Haha kau benar-benar penasaran tentangnya? " tanya Jin Guk.

Ki Yong kembali ke posisinya.

"Tidak, hanya saja.... aku sering melihatnya terdiam melamun menatap jalan dengan pandangan kosong sendirian. Tapi berusaha tetap tersenyum di hadapan orang lain. Aku berpikir, apa yang membuatnya menyembunyikan semua masalah nya di balik senyumannya... " Ki Yong berhenti. bicara.

".... yang manis? " Jin Guk menyempurnakan kalimat nya.

Ki Yong menghela, memalingkan wajahnya.

"Bukan begitu... " ucapnya terus menyangkal.

"Oke oke, mesk aku juga mengakui dia manis, kamu memang harus menyangkal perasaan mu dan merubahnya" ucap Jin Guk.

Ki Yong terdiam.

"Kamu ga cocok dengan wanita yang mandiri, terlebih Sarah sangat sangat mandiri, buktinya dia pergi ke negara orang lain sendirian, entah untuk memperjuangkan apa, tapi sangat mandiri dan seolah tidak takut apapun selain tidak menghasilkan uang" ucap Jin Guk.

Ki Yong menghela lagi, teringat dengan mantan kekasihnya yang juga sangat mandiri dan terganggu dengan dirinya yang selalu bersikap ingin melindungi.

**

Sarah tak bisa tidur, dia keluar dari kamar setelah berguling-guling tak karuan.

"Argghhh, kenapa ga bisa tidur!" keluhnya.

Dia menatap langit dari dalam kedai yang gelap karena memang tak menyalakan lampunya.

"Saljunya turun, benar benar turun" gumamnya kagum.

Kemudian dia menelpon kedua putrinya yang di sana masih pukul 9 malam.

"Kalian lihat! " Sarah memperlihatkan salju di luar pada mereka.

"Waahhh itu beneran hujan salju mih? " tanya mereka.

"Ya, beneran. Sekarang udah mulai musim dingin" ucapnya.

"Kamu udah punya jaket tebel Sar? " seru Anita kakaknya dari kejauhan di sana karena sedang masak.

"Belum, nanti pagi beli" ucap Sarah.

"Ada uang? " tanya Anita khawatir.

"Ada.... " jawab Sarah.

"Darimana? Kan semua kamu kirim ke sini untuk anak-anak!" seru Anita yang sekarang memperlihatkan wajahnya.

"Ada... Da Jin ngasih lebih karena katanya bulan lalu penjualan sangat bagus" jawab Sarah.

"Kemarin kamu bilang istrinya balik lagi, trus gimana? Da Jin bilang kamu balik ke Jeju? " tanya Anita.

Sarah diam.

"Kalau gitu balik aja, cari uang di sini aja, kamu kelamaan tinggal di luar negeri nanti lupa kampung halaman" ucap Anita.

"Ngga, Da Jin ga bilang apa apa, So Min juga, mereka masih butuh aku di sini" jawab Sarah percaya diri meskipun sebenarnya dia takut.

"Ya sudah, kamu yang hati hati di sana, jangan sampe kejadian waktu itu terulang, jadi kalau polisi bilang balik, balik aja ya" ucap Anita yang bagaimana pun tetap cemas.

Sarah mengangguk kemudian tersenyum. Dia menutup telponnya.

Tatapannya kosong lagi, dia menghela lagi kemudian menatap jam di dinding.

"Heuuhh, kenapa mereka membuat jam begini? Dini hari di tunjuk pada beruang yang sedang tidur. Aku malah ga bisa tidur" gumamnya.

Akhirnya, dia mempersiapkan semua barang yang akan dipakai besok. Menyiapkan semua bahan masakan yang akan dipakai.

Melap semua meja hingga benar-benar bersih. Kemudian menepuk tangannya, semua sudah siap.

"Oke, sekarang pasti Da Jin dan So Min sedang ke pasar" gumamnya.

Tapi dia malah mengantuk, dia duduk dan menundukkan kepalanya untuk tidur sebentar sampai mereka datang.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!