NovelToon NovelToon
Pengganggu

Pengganggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Penyesalan Suami / Berbaikan
Popularitas:43.6k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Setting Latar 1970

Demi menebus hutang ayahnya, Asha menikah dengan putra kedua Juragan Karto, Adam. Pria yang hanya pernah sekali dua kali dia lihat.

Ia berharap cinta bisa tumbuh setelah akad, tapi harapan itu hancur saat tahu hati Adam telah dimiliki Juwita — kakak iparnya sendiri.
Di rumah itu, cinta dalam hati bersembunyi di balik sopan santun keluarga.

Asha ingin mempertahankan pernikahannya, sementara Juwita tampak seperti ingin menjadi ratu satu-satunya dikediaman itu.

Saat cinta dan harga diri dipertaruhkan, siapa yang akan tersisa tanpa luka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa, Kaget? 08

Eugggh

Asha menggeliat, meregangkan otot-otot tangan, leher, dan pinggangnya yang terasa pegal karena duduk dan mengerjakan tugas pembukuan yang diberikan kepadanya. Ia tidak menyangka bahwa pekerjaan ini terasa menyenangkan. Mungkin karena dengan mengerjakan hal tersebut dia jadi tidak banyak berinteraksi dengan Adam.

"Wah tidak terasa sudah sore,"ucapnya lirih.

Jam menunjuk pada angka 5. Asha tidak menyangka baha waktu berjalan dengan sangat cepat. Dia menghentikan pekerjaannya dan masuk ke kamar untuk mandi lalu bersiap makan malam.

Namun sebelum masuk ke kamar, dia mendengar suara ibu mertuanya yang ada di dalam. Pintu kamar juga tidak tertutup jadi Asha bisa melihat dan mendengar dengan jelas apa yang Sugiyanti katakan.

"Kamu kok masih tidur sih, Dam. Kan ibu menyuruh kamu untuk menemani Asha pergi ke rumah nya?" ucap Sugiyanti. Nada bicaranya terdengar marah.

"Bu, aku sudah bilang ke dia, tapi katanya tidak perlu. Katanya dia bisa mengunjungi orangtuanya kapan saja, ya sudah kan. Aku tidak mau memaksanya,"sahut Adam. Dia tampak enggan menjawab ucapan sang ibu.

"Kamu pasti seperti ini, bicara dengan nada enggan sehingga Asha pun juga tidak mau pergi. Kamu ini benar-benat ya, Dam."

Tok tok tok

Asha mengetuk pintu yang sudah terbuka. Dia merasa tidak sopan jika langsung bicara atau masuk. Maka dari itu lebih baik mengetuk pintu sebagai tanda keberadaan dirinya.

Dua pasang mata itu pun serempak melihat ke arah sumber suara. Adam tampak langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, sedangkan Sugi memilih untuk berjalan dan menghampiri menantu keduanya.

"Maaf ya, Sha. Maafkan Adam yang sikapnya sepeti itu,"ucap Sugi. Dia merasa bersalah dengan sikap anaknya ke menantunya itu.

"Tidak Bu, Mas Adam tidak bersalah. Mas Adam sudah menawarkan kepada saya, tapi memang saya yang tidak ingin. Jadi jangan menyalahkan Mas Adam, Bu. Karena saya yang tidak mau. Dan maaf tadi saya tidak sengaja mendengar apa yang Ibu bicarakan dengan Mas Adam."

Asha bicara sambil menundukkan wajahnya. Meski hubungannya dengan Adam kacau, tapi dia tidak mau ada orang yang disalahkan terhadap sesuatu yang tidak dia lakukan. Dan kali ini orang itu Adam.

"Fyuuuh, benar seperti itu, Sha?" tanya Sugi kepada menantunya. Ia menghela nafasnya panjang. Dan sepertinya pertanyaan itu masih lah menggantung, "Kamu tidak sedang melindungi suami mu itu kan?"

"Benar Bu, saya yang menolak dan saya tidak sedang melindungi Mas Adam. Mas Adam memang tidak salah,"ucapnya pelan tapi pasti.

Sugi memijit keningnya yang tiba-tiba merasa berdenyut. Ia merasa bahwa menantunya kali ini sangat dewasa dan sangat berbanding terbalik dengan putranya yang masih sangat kekanak-kanakan. Padahal usianya lebih tua Adam 3 tahun dibanding Asha.

"Baiklah kalau begitu. Sekarang mandi dan siap-siap buat sholat magrib. Setelah itu datang ke ruang makan untuk makan malam ya, Nak. Lalu kau Adam, berbuat baiklah terhadap istrimu."

Ucapan Sugi begitu lembut kepada Asha tapi keras kepada Adam. Semua itu karena sikap Adam yang sungguh keterlaluan. Apalagi ketika Sugi mengingat tentang kedekatan antara Adam dan Juwita di taman belakang tadi.

Adam sungguh keterlaluan. Dia seolah tidak peduli dengan keberadaan Asha dan tetap berbuat seperti saat belum menikah.

Meski demikian, Sugi juga tidak bisa terlalu keras dengan putranya. Pernikahan ini adalah keinginannya dan sang suami, dan Adam sama sekali tidak menginginkannya. Tapi seperti Juragan Karto, Sugi sangat berharap Asha bisa menggerakkan hati Adam.

"Senang kan kamu, dibela ibu terus. Dan aku lihat Bapak juga menyukaimu. Wah hebat, kamu menggeser posisi anak kandung,"cibir Adam. Dia berkata demikian sambil mengeraskan suara kaset yang tengah diputarnya pada tape recorder.

"Kenapa? Kamu tidak suka? Yang jelas aku tidak menjilat kepada bapak dan ibu. Yang aku lakukan hanya melakukan apa yang aku bisa. Dan seharusnya kamu senang, karena istrimu dipercaya dan bisa diandalkan. Lalu kalau kamu iri, maka lakukanlah sesuatu yang berguna."

"K-kau!"

Emosi Adam seketika meluap mendengar apa yang diucapkan oleh Asha. Dia rasanya ingin mengejar Asha dan membungkam mulut wanita itu. Tapi Asha sudah lebih dulu berlalu, masuk ke kamar mandi, sehingga Adam hanya bisa meluapkan rasa kesalnya dengan memukul kasurnya.

"Dasar sok, baru begitu saja sudah sombong kamu!" ucap Adam dengan berteriak agar Asha yang ada di kamar mandi mendengarnya.

Tapi Asha bersikap tak acuh, dia hanya tersenyum sinis sambil terus mengguyur tubuhnya dengan air.

"Aah segarnya. Dia benar-benar seperti bocah yang mainannya diambil. Ternyata umur tidak bisa menjadi tolok kedewasaan seseorang. Haah, nasib nasih, harus menikahi otak bocah seperti dia."

Asha mengeluh di bawah guyuran air dingin, tapi hanya sesaat dia seperti itu. Detik selanjutnya dia mengepalkan telapak tangannya dan kembali bertekad. Hal yang membuatnya kembali semangat adalah ketika mengingat keluarganya, jika keluarganya baik-baik saja maka dia pun akan terus berusaha untuk baik-baik saja.

"Ah sial, aku lupa membawa baju ganti,"ucapnya kesal. Karena terburu-buru masuk ke kamar mandi tadi, Asha hanya menyahut handuk saja dan tidak terpikir untuk membawa baju ganti.

Dia berdiam sejenak di dalam kamar mandi, namun tangannya sudah menggenggam handle pintu. Ia ingin keluar tapi ragu. Ini adalah penampilan yang cukup canggung karena tubuhnya hanya berbalut handuk.

"Sial, aku benar-benar sial hari ini. Semua itu gara-gara suami sialan macam Adam. Suami yang aku harap bisa hidup bersama tapi tidak mungkin karena hatinya sepenuhnya dikuasai oleh Juwita. Haaah, kenapa sih aku harus terjebak di sini."

Baru tadi Asha merasa semangat, sekarang dia sudah merasa lelah lagi mengingat fakta bahwa suaminya menyukai kakak iparnya.

"Ah bodoh amat, aku akan keluar begini. Mari bersikap berani, Sha."

Asha memejamkan matanya sejenak, mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Setelah itu dia menekan handle pintu sehingga pintu itu terbuka. Dengan perlahan dan langkah yang berani, Asha keluar dari kemar mandi hanya dengan tubuh telanjangg yang berbalut handuk.

Tulang selangka miliknya jelas terlihat, handuk yang tidak besar dan panjang itu membuat paha miliknya terpampang jelas.

Sreeet

"Ke-kenapa kamu keluar dengan penampilan begitu? Kamu mau menggodaku ya?" pekik Adam. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika melihat Asha keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk.

"Diiih, siapa juga yang mau menggoda mu. Malas sekali rasanya menggoda suami yang hatinya masih dipenuhi oleh wanita lain."

Ups!

"Apa?Apa yang kamu katakan hah?"

Drap drap drap

Dugh!

Asha terkejut ketika tiba-tiba Adam sudah ada di depannya dan memegang kedua bahunya. Mata Adam tampak menyala, membuat Asha sedikit bergidik. Tapi saat ini bukan waktunya untuk takut. Dengan berani, Asha menatap balik Adam dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.

"Kenapa? Kaget ya karena aku tahu? Kamu, kamu menyukai Mbak Juwita kan? Apa aku salah?"

Doeeeng

TBC

1
GiZaNyA
hahaha.. good Adam... emang harus dibikin seneng dulu itu si Bimo... baru nanti digrebek... mudah2an Adam bilang ke Bapaknya untuk ngikutin kemana pun Bimo pergi.. biar cepat selesai masalahnya...
dewi rofiqoh
Bimo pasti klo preman Suruhannya berhasil
Eni Istiarsi
salah cari lawan Bang! 😄
Esther Lestari
Adi masih baik hati gak menghabisi nyawa para penjahat itu
Dew666
🍒🍒🍒🍒
GiZaNyA
mantaappp... bikin orang orang suruhan Bimo bilang misi udah mau selesai terus minta bayaran sisanya ke Bimo... biar langsung dibekukan sama polisi...
GiZaNyA
dasar si Bimo.. tunggu aja nanti pembalasan si Adam kaya gimana...
Dewi kunti
typo nya bertebaran,bnyk kata yg hurufnya kurang🙏
lin
pngen tau lngkah apa yg akan Adam ambil, belajar lah menggunakan logika jgn trllu baik , sayangi nyawa dan istri Lo sendiri, klo gak diselesaikan hdup Lo dalam bahaya terus jdi bertindak lah💪
dewi rofiqoh
Adam dan asha jadi sulit percaya dengan orang lain, secara mereka sengaja disakiti oleh orang terdekat bahkan masih saudara sendiri
Eni Istiarsi
wajar jika Adam dan Asha menjadi tidak mudah percaya pada orang disekitarnya.karena nyata bahkan kakak kandungnya sendiripun ingin melenyapkannya
dewi rofiqoh
Jangan sena dulu nomor! Keinginanmu tak sesuai ekspektasi 🤭🤭,kare author tak merestui 🤭🤭
marie_shitie💤💤
ini nmnya sahabat setia dan mau melakukan apa pun
Aas Jamilah82
eh Juwi jangan marah sama Asha harusnya kamu marah Sama othor yg menjodohkan kamu Sama bimo🤣🤣,
lin
untuk jodohnya adam bkn juwita, si bimo sm juwita pasangan serasi sama2 jahat dan gk bersyukur, smga aj Adam cerita sm org tuanya tp secara diam2 ttg kelakuan kk nya Sklian ksih bukti trus msukin penjara, klo dibiarin ketiga kalinya blm tntu adam sm asha selamat mskipun ada adi yg ngebantu💪👍
Esther Lestari
gak sabar menunggu Bimo jatuh karena kejahatannya😁
Dew666
🍭🍭🍭🍭
dewi rofiqoh
Sock sudah pasti,... Bagaimanapun juga mengetahui bahwa saudaranya sendiri yang tega mencelakainya bahkan berusaha menghilangkan nyawanya. Sabar dam... Setelah ini berpikir jernih dan jangan gegabah. Cari bukti kejahatan bimo
biby
ceritakan sj sm bapakmu dam. setidakx urang tuamu tau kelakuan kakaknu
Dewi kunti
perbuatan 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!