NovelToon NovelToon
Balasan Dari Neraka

Balasan Dari Neraka

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Horor / Pembantu / Poligami / Iblis / Dendam Kesumat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Romlah tak menyangka jika dia akan melihat suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, bahkan sahabatnya itu sudah melahirkan anak suaminya.

Di saat dia ingin bertanya kenapa keduanya berselingkuh, dia malah dianiaya oleh keduanya. Bahkan, di saat dia sedang sekarat, keduanya malah menyiramkan minyak tanah ke tubuh Romlah dan membakar tubuh wanita itu.

"Sampai mati pun aku tidak akan rela jika kalian bersatu, aku akan terus mengganggu hidup kalian," ujar Romlah ketika melihat kepergian keduanya.

Napas Romlah sudah tersenggal, dia hampir mati. Di saat wanita itu meregang nyawa, iblis datang dengan segala rayuannya.

"Jangan takut, aku akan membantu kamu membalas dendam. Cukup katakan iya, setelah kamu mati, kamu akan menjadi budakku dan aku akan membantu kamu untuk membalas dendam."

Balasan seperti apa yang dijanjikan oleh iblis?

Yuk baca ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BDN Bab 8

Inah baru saja merasakan kebahagiaan karena mendapatkan harta paksaan dari Romlah, dia tidak mau kalau perbuatannya itu diketahui oleh orang lain. Apalagi diketahui oleh Trisno.

Tadi malam saja dia sudah bisa menyingkirkan Romlah, wanita itu jadi berpikir untuk menyingkirkan bapaknya. Karena dengan seperti itu hubungannya dengan Sugeng akan aman.

Selain itu harta yang sudah dia dapatkan akan bisa dinikmati bersama dengan Sugeng, putrinya dan juga mertuanya. Di saat sedang berpikir dengan begitu keras, tiba-tiba saja terbersit di otaknya untuk meracuni pria itu.

"Kira-kira, racun apa yang bisa membunuhnya dengan cepat?"

Inah berpikir harus meracuni pria tua itu dengan racun yang tidak berbau, tetapi sangat ampuh dan bisa langsung membunuh pria itu.

Inah jadi teringat kalau di pabrik ada sianida, cairan yang biasa digunakan untuk kepentingan pabrik. Wanita itu tersenyum dan mengambil beberapa tetes sianida, lalu memasukkannya ke dalam minuman yang sudah dibeli.

Alhasil pria itu kini tidak sadarkan diri, bukan karena pingsan, tetapi karena memang sudah tidak bernyawa.

"Yang, apa yang kamu berikan sampai-sampai dia pingsan seperti ini?"

Sugeng merasa takut juga ketika melihat pria tua itu dia sadarkan diri, walaupun memang dia ingin lepas dari pria itu itu dan juga Romlah, tetapi tetap saja ada rasa takut yang begitu besar di dalam hatinya.

"Dia itu bukan pingsan, Sayang. Tapi mati," jelas Inah tanpa rasa bersalah sama sekali.

Wanita itu memang terlihat cantik dan juga anggun, tetapi benar-benar seperti iblis dalam bentuk manusia. Dia sudah tidak memiliki hati, dia dengan teganya membunuh Romlah dan juga Trisno.

"Hah? Apa kamu bilang?" tanya Sugeng dengan begitu kaget dan juga takut.

"Sudahlah, tidak perlu takut dan juga kaget seperti itu. Toh tadi malam saja kita sudah membunuh Romlah, jadi sudah sewajarnya kita juga bunuh bapaknya."

"Tapi, Sayang. Bagaimana dengan mayatnya? Aku sungguh takut," ujar Sugeng.

"Halah! Nggak usah takut, naikin ajak ke atas gerobak. Tutupin pake kain, terus kita buang ke jurang."

"Tapi ini udah pagi hari, takutnya nanti malah ada yang lihat."

"Ya udah, nanti malam aja kita buang mayatnya ke jurang. Setelah itu, kita jual saja rumah dan juga pabrik yang ada di sini."

"Kenapa harus dijual, Sayang? Sayang banget pabriknya loh, lagi berkembang."

"Tidak apa-apa, kita jual saja semua aset berharga milik Romlah dan juga pria tua itu. Yang di kota juga kita jual saja, nanti kita bikin usaha yang baru."

"Terus, bagaimana kalau nanti ada yang bertanya tentang keberadaan Romlah dan juga pria tua itu?"

"Bilang saja mereka pergi dan mengalami kecelakaan, hanya jasad Trisno yang ketemu, sedangkan jasadnya Romlah tidak ditemukan."

Sugeng tersenyum penuh kelicikan mendengar ide dari istri keduanya itu, menurutnya ide dari istrinya itu sangatlah luar biasa.

"Kamu benar, kalau begitu mayat pria tua itu jangan dibuang. Kita bikin aja seolah dia kecelakaan di pinggir jurang, bagaimana?"

"Boleh, semuanya harus diatur dengan secara baik. Jangan sampai ada yang mengetahui kalau kita adalah pelakunya?"

"Gampang," ujar Sugeng dengan penuh percaya diri.

Pada malam harinya Sugeng dan juga Inah langsung membawa pergi jenazah Trisno menggunakan mobil pria itu, mereka melajukan mobil itu menuju tepi jurang yang lumayan jauh dari desa itu.

Setelah sampai di pinggir jurang, Sugeng memindahkan Trisno di bangku balik kemudi. Setelah itu, keduanya keluar dari mobil dan menyiramkan bensin pada mobil tersebut.

Keduanya tersenyum penuh kelicikan, lalu menyalakan korek kayu dan melemparkannya pada mobil itu. Mobil itu langsung terbakar, bahkan terdengar suara ledakan yang cukup kencang.

Sugeng dan juga Inah hampir terkena apinya, tetapi keduanya dengan cepat berlari. Bahkan mereka bersembunyi karena takut ada orang yang lewat dan melihat apa yang sudah terjadi.

"Kita pulangnya gimana, Mas? Masa jalan kaki!"

"Jalan kaki dululah, mencoba menjauh dari sini. Kalau kita diam di sini, takutnya nanti malah ada orang yang curiga."

"Benar juga, kita jalan kaki aja dulu. Nyari tempat buat menginap, besok baru pulang."

Walaupun berjalan kaki pasti akan sangat melelahkan, tetapi tidak ada cara lain. Cape sebentar untuk mendapatkan hasil yang luar biasa tidak apa, karena toh nantinya mereka akan mendapatkan kemewahan yang sudah lama diimpikan.

"Ya," jawab Sugeng.

Keesokan harinya di dekat jurang sangat ramai dengan warga yang melihat mobil ringsek dengan tubuh Trisno yang gosong, polisi juga bahkan ada di sana.

Tentunya karena mendapatkan laporan dari warga, saat polisi sedang melakukan pemeriksaan di TKP, Sugeng datang dan pura-pura bersedih.

Dia berkata kepada polisi kalau dia dan juga istrinya sudah janji temu untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, tetapi sepertinya sebelum istrinya dan juga ayah mertuanya sampai di rumah malah terjadi kecelakaan di jalan.

Polisi sempat mencari keberadaan Romlah Yang dilaporkan menghilang ke jurang, sayangnya polisi mengatakan kalau tubuh Romlah sepertinya hanyut ke sungai yang arusnya sangat deras.

Kalau untuk selamat sangatlah mustahil, karena jurangnya sangat dalam. Banyak bebatuan besar di sana, bisa saja tubuh wanita itu hancur pada saat jatuh ke dasar jurang.

"Kapan kita akan menjual semua aset milik Romlah?" tanya Inah setelah sebulan kematian Romlah dan juga Trisno.

Kini mereka sudah ada di ibu kota, sudah sebulan mereka tinggal di sana. Wati juga ikut pulang ke kota, mereka mengadakan tahlilan untuk kepergian keduanya.

"Jangan ngaco, belum empat puluh hari. Nanti kalau udah empat puluh hari baru kita urus semuanya, jangan sekarang."

"Iya," jawab Inah dengan wajah cemberut.

Setelah dua bulan kematian Romlah dan juga Trisno, Sugeng langsung menjual seluruh aset milik istri pertamanya. Lalu, dia membeli rumah yang mewah di kota dan juga membuat usaha sendiri. Restoran mewah di pusat kota.

"Mas, anak kita rewel terus loh. Aku capek banget ngurusin dia, disusui juga gak mau. Apa besok cari pengasuh aja ya?"

"Iya, cari aja. Kamu jangan sampai kelelahan, nanti Mas juga yang rugi. Gak ada yang manjain," jawab Sugeng.

"Minati aja, dia masih muda tapi udah pengalaman. Udah beberapa kali jadi pengasuh," ujar Wati yang memperhatikan obrolan keduanya.

"Perawan tua yang cantik itu ya, Bu?"

"Iya, yang kerja jadi pengasuh di dekat rumah Romlah dulu. Kebetulan kemarin ibu dengar dia mau berhenti, anak yang dia asuh udah sd. Udah gak perlu pengasuh lagi," jelas Wati.

"Dia aja, Bu. Kita udah kenal dia, udah sering tegur sapa kalau dia ngasih anak lewat depan rumah Romlah dulu."

"Iya, Ibu ke sana sekarang."

Wati langsung pergi untuk mengajak Minati bekerja menjadi pengasuh di sana, saat wanita itu datang ke rumah Sugeng yang baru, Minati memakai kaos yang ketat dipadupadankan dengan celana legging.

Lekuk tubuhnya sampai tercetak jelas, Sugeng sampai menatap wanita itu tanpa berkedip. Inah yang melihat hal itu langsung mencubit perut Sugeng dengan kencang.

"Aduh! kenapa kamu cubit aku? Sakit tau," kesal Sugeng.

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh bisa bisanya perawat kaya gini🤣🤣cuma ada di novel...
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bukan terlalu lagi itumah, udh bener bener bener bener bener jahat tingkat paling atas mentok😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
santai Inah, kamu ada temen nya🤣🤣akuuu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
iiiii Inah ni lemot bngy🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mampus di tolak🤣🤣🤣semoga aja Ajeng salah satu dari rencana nya Romlah, semoga aja Ajeng ga mw di ajak nikah, eh tapi gapapa Deng nikah aja, nanti minta semua aset Sugeng, terus terlantarin🤣
Reni
kapokkkk keadaan nya sama seperti dulu pas kamu sibuk merebut Sugeng , sakit kan sama bahkan lebih sakit yg dikhianati, dirampok hartanya , dibunuh
Reni
yeeeee akhirnya kebagian juga tu Wati ibu mertua lucnut
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cowo gapunya duit aja banyak gaya😡😡
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
gila
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mulai
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
makanya jangan jahat🤣🤣🤣mampus tuh
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Sugeng, aku jatoh aja waktu itu di jait 14 jaitan sembuh nya sebulanan baru ga ngeluarin darah😭 belum kering, apalagi itu operasi tetew, gila kali itu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
jahat bngt si sugeng
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
wkwkwk🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah giliran menantu siri aja inget
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan anak sialan kamu itu yang bikin Romlah jadi jwlek
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hayoloh😈😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
sasaran baru nih🤣🤣🤣Sugeng oh Sugeng, liat aja tanggal mainnya😎😝
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
lah Sugeng ni agak lain emang, makanya bantuin lah😡😡😡😡kasian baru operasi tetew
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!