NovelToon NovelToon
Jurus Terakhir Tuanku

Jurus Terakhir Tuanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah sejarah
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: HARJUANTO

JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU

​Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
​Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.

​Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".

​Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.

​Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?

​Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU

BAB 7: LEMBAH KACA DAN RAHASIA JIWA YANG TERBELAH

1. Gerbang Lembah Kaca

Setelah beberapa hari bergerak ke arah timur, Pangeran Sultan Sati dan Fatimah tiba di tujuan mereka: Lembah Kaca.

Lembah itu dinamakan demikian karena permukaannya ditutupi oleh lapisan mineral kristal yang memantulkan cahaya matahari, menciptakan ilusi optik yang memusingkan dan membuatnya sulit dilacak. Fatimah harus menggunakan teknik spiritual khusus untuk memandu mereka masuk tanpa tersesat dalam pantulan.

"Lembah Kaca ini dulunya adalah tempat rahasia Klan Umbul Sari Jember untuk menyimpan pengetahuan," jelas Fatimah sambil menunjuk ke sebuah celah sempit yang tersembunyi di balik formasi batu. "Hanya orang dengan darah keturunan utama yang bisa membuka gerbang ini."

Fatimah memotong jarinya dengan belati kecil, meneteskan darahnya ke sebuah lempengan kristal. Seketika, celah batu itu terbuka, memperlihatkan lorong gelap.

"Ayo cepat. Raziqin akan segera menyadari leluconmu," desak Fatimah.

Saat mereka melangkah masuk, Pangeran Sultan Sati merasakan hawa dingin yang kuat, jauh lebih intens daripada hawa dingin Gua Es. Batu giok di dadanya berdenyut liar, menyerap Qi yang sangat terkonsentrasi dari lembah itu.

"Ini Qi Yin Murni," kata Pangeran Sultan Sati, terkejut. "Jauh lebih murni daripada Qi Yin Mutlak yang kubuat."

"Tepat. Leluhur kami menggunakan tempat ini untuk menciptakan Yin Mutlak, tetapi mereka gagal mengendalikannya. Mereka menyadari bahwa Jurus Terakhir Klan Pangeran Sultan Sati adalah satu-satunya cara untuk menyeimbangkan Qi Yin Murni ini," jelas Fatimah.

2. Ruangan Kunci dan Kebenaran yang Menyakitkan

Mereka tiba di sebuah ruangan bundar yang dindingnya terbuat dari kristal gelap. Di tengah ruangan, terdapat sebuah podium batu kristal dengan lekukan berbentuk batu giok. Di atas podium, tidak ada harta karun, melainkan hanya sebuah bejana kristal berisi cairan hitam pekat yang tampak berputar-putar.

"Ini adalah tempatnya. Bejana itu berisi esensi Qi Yin Murni. Dan di dasar lekukan itu, ada kunci spiritual yang hanya bisa diaktifkan oleh Batu Giok Kutukan Jiwa," kata Fatimah.

Pangeran Sultan Sati mendekati podium. Ia merasakan bejana itu memanggilnya, seolah-olah Qi di dalamnya adalah bagian dari dirinya.

Ia meletakkan tangannya di atas lekukan. Ia bisa merasakan kunci spiritual itu. Ia harus menekan Batu Giok itu ke sana.

"Fatimah, jika aku membuka ini, apa yang akan terjadi?"

"Kutukan Jiwa akan terlepas dari tubuhmu, dan Qi Yin Murni di bejana akan mengisi tempatnya. Kau akan menjadi kultivator Yin Murni, dan kau akan mendapatkan kekuatan yang tak tertandingi... tapi tanpa kutukan ledakan," janji Fatimah.

Tanpa kutukan ledakan. Itu berarti aku bisa menjadi Master Kultivasi sejati.

Pangeran Sultan Sati melepaskan jubahnya, memperlihatkan Batu Giok putih yang tertanam di dadanya. Ia menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk menekan batu giok itu ke lekukan.

Tiba-tiba, Jin yang sedang tidur di bahunya melompat dan mengeluarkan desisan tajam ke arah Fatimah.

Pangeran Sultan Sati terkejut. "Jin, ada apa?"

Jin terus mendesis, mencakar lengan Pangeran Sultan Sati.

"Jin hanya takut pada tempat baru, Sati. Jangan dengarkan dia. Cepat lakukan!" desak Fatimah, suaranya terdengar sedikit tegang.

Pangeran Sultan Sati ragu. Ia menoleh ke Fatimah. Wajah Fatimah di balik cadar tampak tenang, tetapi matanya memancarkan ketegangan yang asing.

"Fatimah," kata Pangeran Sultan Sati. "Katakan padaku satu hal. Mengapa Jendral Zhuo menyebut aku Pangeran Sultan Sati? Ayahku adalah Tuanku. Tuankuadalah nama klan."

Fatimah tampak terkejut. Ia terlihat seperti sedang mencari-cari jawaban. "Mereka mungkin salah mengira, Sati. Itu hanya kebingungan nama klanku."

"Tidak," Pangeran Sultan Sati menggeleng. "Ayahku selalu disebut Tuanku. Lin Tua memanggilku Tuanku. Nama klanku adalah Tuanku. Aku tidak pernah menyebut diriku Pangeran Sultan Sati sampai... sampai aku menyentuh Batu Giok itu."

Tiba-tiba, Pangeran Sultan Sati menyadari sesuatu yang mengerikan. Ia menyentuh luka lama di pelipisnya.

3. Bayangan Kedua Tuanku

"Ketika Jendral Zhuo mengatakan 'Jurus Terakhir Tuanku... itu adalah Kutukan Jiwa', dia tidak hanya berbicara tentang teknik," bisik Pangeran Sultan Sati, matanya melebar. "Dia berbicara tentang Jiwa."

"Sati, apa yang kau bicarakan? Cepat!" Fatimah mendesak, mengambil langkah maju.

Pangeran Sultan Sati mengangkat tangannya, mencegah Fatimah mendekat. "Kau tahu, Fatimah. Kau tahu mengapa nama klan yang dibantai tujuh tahun lalu adalah Tuanku, tetapi semua orang kini memanggil pewarisnya Pangeran Sultan Sati."

"Karena... karena itu adalah nama pewarisnya!"

"Tidak!" teriak Pangeran Sultan Sati. "Aku adalah Tuanku. Seorang anak yang tidak memiliki akar spiritual, yang disembunyikan di sumur kering. Aku diselamatkan oleh Lin Kai, dan aku menghabiskan tujuh tahun mencoba berkultivasi tanpa hasil. Aku adalah pewaris yang lemah dan tidak berguna."

Ia menunjuk Batu Giok di dadanya. "Ketika aku menyentuh batu giok ini, jiwaku hancur. Bukan karena ledakan, tetapi karena Batu Giok itu menanam jiwa lain ke dalam diriku."

Ia menatap Fatimah dengan mata keemasan yang penuh penderitaan. "Jurus Terakhir Tuanku bukan hanya teknik. Itu adalah ritual membelah jiwa. Ayahku, Tuanku, tahu bahwa klan akan dihancurkan. Dia menanam esensi kekuatan, Qi Yin Mutlak, dan jiwanya yang paling kuat—Jiwa Yang Dominan—ke dalam Batu Giok itu."

"Aku, Tuankuyang lemah, hanyalah cangkang. Jiwa yang kuat dan mendominasi yang mengambil alih tubuhku, yang membunuh Jendral Zhuo, yang menantang Sultan Raziqin, adalah Bayangan Jiwa Ayahku. Jiwa itu adalah Pangeran Sultan Sati!"

Pangeran Sultan Sati hanyalah bayangan Tuankuyang kedua.

Pangeran Sultan Sati merasakan sakit di kepalanya. Jiwa aslinya, Tuankuyang lemah, kini mulai melawan dominasi "Pangeran Sultan Sati"—bayangan yang diciptakan oleh batu giok itu.

"Kau tahu ini, Fatimah. Kau tahu bahwa kunci spiritual ini tidak akan melepaskan kutukan. Itu akan menghapus jiwa Tuankuyang lemah ini, meninggalkan Pangeran Sultan Sati—jiwa yang kuat dan penuh kebencian—untuk dikuasai," teriak Pangeran Sultan Sati.

4. Pengkhianatan Terakhir dan Pertarungan Tiga Jiwa

Fatimah melepaskan cadarnya. Wajahnya tidak lagi lembut, tetapi dipenuhi kekejaman yang licik.

"Sangat cerdas, Tuanku," katanya, tidak lagi memanggilnya Sati. "Kau terlalu lemah untuk mengetahuinya, tetapi Pangeran Sultan Sati, bayangan itu, terlalu kuat dan dibutakan oleh balas dendam untuk peduli. Kutukan Jiwa hanya akan berakhir jika Jiwa yang Lemah—dirimu—dihancurkan."

"Kau pengkhianat!" teriak Pangeran Sultan Sati. "Kau bekerja untuk Raziqin!"

"Tidak. Aku bekerja untuk diriku sendiri," Fatimah tersenyum kejam. "Aku tahu Raziqin akan datang. Aku hanya perlu memastikan kau membuka Harta Karun Jember. Ketika kau menekan batu giok itu, jiwa lemahmu akan mati, Pangeran Sultan Sati (jiwa kuat) akan bebas, dan Qi Yin Murni akan memenuhi tubuh itu.

Lalu, aku akan dengan mudah mengendalikan Pangeran Sultan Sati yang baru ini."

Tiba-tiba, suara tawa menggelegar memenuhi Lembah Kaca.

"Sangat menarik, Fatimah. Pengkhianatanmu tidak pernah mengecewakan,"

Di pintu masuk, berdiri Sultan Raziqin, dengan aura Raja Kultivasi yang mendominasi. Di belakangnya, berdiri Tetua Wuyan dari Klan Naga Hitam.

"Kakak!" Fatimah terkejut.

"Aku membiarkanmu melarikan diri, Fatimah. Aku tahu kau akan membawaku ke sini. Aku juga tahu kebenaran tentang Batu Giok itu. Pangeran Sultan Sati adalah jiwa yang terbelah. Dan aku tidak akan membiarkanmu mengendalikan jiwa terkuat di Daratan Xianwu!" teriak Sultan Raziqin.

Sultan Raziqin dan Tetua Wuyan segera menyerang Fatimah. Pertarungan pecah di ruangan kristal.

Pangeran Sultan Sati (Tuanku) jatuh berlutut, menahan rasa sakit di kepalanya. Dua jiwa bertarung di dalam dirinya.

Pangeran Sultan Sati (Bayangan): "Tuanku! Biarkan aku mengendalikan! Mereka akan membunuh kita! Aku akan menghancurkan mereka semua!"

Tuanku(Jiwa Asli): "Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu membunuhku! Aku tidak ingin menjadi alat pembalasan siapa pun!"

Di luar, Sultan Raziqin berhadapan dengan Fatimah. "Kau ingin mengkhianati klan kita, Fatimah? Ambil Qi Yin Murni ini!"

Sultan Raziqin mengeluarkan Qi hangatnya, melawan Qi lembut Fatimah. Tetua Wuyan menembakkan Cakar Pembakar Jiwa ke arah Fatimah.

Fatimah menjerit, perisai spiritualnya retak.

5. Pengendalian Ganda

Pangeran Sultan Sati (Tuanku) tahu, inilah saatnya. Ia harus mengambil alih. Ia tidak ingin mati, dan ia tidak ingin menjadi alat siapa pun.

"Aku... adalah Tuanku! Aku adalah pewaris yang selamat! Aku tidak lemah!" teriaknya.

Ia mengambil tongkat Lin Kai dan memfokuskan sisa Qi Yin Mutlak yang ia pelajari. Ia tidak menekan batu giok itu. Ia menggunakan tongkatnya, dan dengan sentuhan ujungnya, ia menembakkan Qi Yin Mutlak ke bejana Qi Yin Murni.

BUUUM!

Qi Yin Murni di bejana itu meledak, tetapi tidak ke arahnya. Qi itu melesat ke langit-langit, menghancurkan formasi kristal di atas mereka.

Pangeran Sultan Sati (Tuanku) tidak lagi mengandalkan Batu Giok. Ia sekarang mengandalkan tongkatnya.

"Fatimah, jika kau ingin selamat, lari!" teriak Tuanku.

Fatimah melihat kesempatan itu. Ia melompat dari pertempuran.

Sultan Raziqin dan Tetua Wuyan berbalik, terkejut.

Tuanku berdiri tegak. Ia tidak lagi sepenuhnya Pangeran Sultan Sati, tetapi bukan juga Tuanku yang lemah. Ia adalah gabungan: Jiwa Pangeran Sultan Sati yang kuat, kini terikat dan terkunci oleh kehendak Tuanku yang keras kepala.

"Sultan Raziqin," kata Tuanku. Suaranya adalah campuran gema dua jiwa. "Aku bukan lagi kunci. Aku adalah masalah baru kalian."

"Kau berani menantangku, Master Kultivasi yang lemah!?" teriak Sultan Raziqin.

"Aku bukan Master Kultivasi," balas Tuanku, Jin masih berdiri di bahunya, melengkungkan punggungnya. "Aku adalah Tuanku yang baru. Dan Kutukan Jiwa ini... akan menjadi Jurus Terakhirku yang sejati!"

— AKHIR BAB 7 —

1
checangel_
الأحد
Tak ada lagi kata terucap 👍🙏
Salsabila Aini
Pangeran Sultan Sati mengabaikan ancaman, fokus pada Batu Giok Putih yang Dingin. Deskripsi energi batu itu—"energi purba... bukan Qi, bukan spiritual"—adalah plot device yang sangat kuat. Ini mengindikasikan bahwa tindakan bodoh di mata musuh sebenarnya adalah taruhan terakhir Pangeran Sultan Sati untuk mendapatkan kekuatan yang melampaui sistem kultivasi biasa, yang berpotensi membalikkan keadaan.
◇HARJUANTO◇: Fokus pada Giok Dingin! Musuh meremehkan, tapi mereka tidak tahu 'taruhan terakhir' ini akan membalikkan segalanya. 💥
total 3 replies
Salsabila Aini
Jendral Zhuo melihat tindakan Pangeran Sultan Sati (mengangkat batu giok) sebagai "keputusan yang bodoh," tetapi ia dan para kultivatornya justru menikmati momen tersebut sebagai penutup sejarah yang sempurna. Ini menunjukkan adanya konflik kekuasaan yang berdarah dan rasa dendam yang puas.
Salsabila Aini
(Lembah Siluman yang biasanya hening) berlawanan dengan situasi (ketegangan mematikan), menandakan bahwa sebuah peristiwa besar yang mengubah keadaan sedang terjadi.
arex²
Jenderal Zhuo tahu jurus itu palsu karena 'Kami sudah mengambilnya tujuh tahun lalu.' Pertanyaannya, selama 7 tahun itu, apakah dia sempat mencoba jurus ini di salah satu anak buahnya? 🧐 Dasar Jenderal penuh eksperimen!
arex²
Kutukan Jiwa: Memberimu kekuatan tak tertandingi... selama tiga menit. Ini jurus yang cocok banget buat orang yang dikejar deadline atau buru-buru ke toilet. Cepet, kuat, habis itu modar. 😂
Berkah Langit
Pangeran Sultan Sati tidak menjawab Jenderal Zhuo. Keheningan-nya itu menunjukkan apa? Apakah dia tahu Jurus Terakhir itu palsu, ataukah dia sedang menghitung risiko meledak setelah tiga menit?
Berkah Langit
Kalau roh leluhur yang memaksa jurus masuk ke tubuh, itu artinya para leluhur Pangeran juga ingin dia menang, meskipun konsekuensinya kematian. Sebuah pengorbanan yang menyayat hati. 💔
Berkah Langit
Konsep 'Jurus itu tidak tertulis di kertas' tapi tersimpan di batu giok Relik Jiwa sungguh filosofis. Apakah ini metafora bahwa kekuatan sejati berasal dari warisan/jiwa leluhur, bukan dari pembelajaran biasa?
Salsabila Aini
Tiga menit kekuatan tak tertandingi... lalu meledak menjadi ketiadaan. Sumpah, ini plot twist paling mahal! Apakah ada cara Pangeran Sultan Sati bisa 'mematikan' jurus itu di detik ke-179? Harus ada!
Salsabila Aini
Jenderal Zhuo ini level jahatnya sudah di tahap mana ya? Setelah mengambil Gulungan (palsu), dia membiarkan Pangeran memegang batu giok yang isinya Kutukan Jiwa. Ini rencana pembunuhan paling cerdas dan paling sadis!
Salsabila Aini
Jurus Terakhir 'Kutukan Jiwa' yang tersimpan di Relik Jiwa? Konsep yang sangat keren! Ini jauh lebih brutal daripada sekadar jurus di kertas. Jadi, kekuatan Pangeran Sultan Sati sebanding dengan bom waktu tiga menit?
checangel_
Tapi membuat marah seseorang itu tak baik lah /Shy//Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Tepat sekali! Humor untuk membangun, bukan menjatuhkan. 👍
total 1 replies
checangel_
Ujung dunia dimana ya?🤔/Facepalm/
checangel_: @Salsabila Aini , ..... Alright, cukup reader ini mengerti saja dan jangan terlalu diambil hati, takutnya nanti ujung dunia itu menjadi sebuah teka-teki 🤧, usai sudah topik ini teruntuk Dua Kakak yang selalu reader ini nanti 😄, sudah ya jangan dilanjutkan lagi, cukup diresapi dan menjauh pergi karena ini adalah perdebatan yang tak boleh terjadi /Sob//Pray/

Terima kasih penjelasan ujung dunianya, sekian dan dimengerti 🤝
total 6 replies
checangel_
😂😂Candaanmu loh Fat /Facepalm/
◇HARJUANTO◇: Fatimah memang pemecah ketegangan terbaik! 🤣
total 1 replies
arex²
Kalau jurusnya sekuat itu, pantes bentengnya diserbu rame-rame. Musuhnya nggak mau duel 1 lawan 1 kayak di film.
arex²
Bulan darah, klan-klan besar, teknik pamungkas… berasa baca resep kehancuran maksimal.
arex²
Sembilan lapisan langit dibelah… tapi hati gebetan tetap tidak bisa dibuka. Sad.
arex²
Klan lain bukan musuhan, tapi takut… berarti ini versi fantasi dari ‘lawan yang takut comeback mantan.
arex²
Cerita ini level tegangnya 90%, tapi nama ‘Jurus Pamungkas Tuanku’ bikin aku senyum 10%.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!