Di saat kedua sahabatnya telah menikah, Davin masih saja setia pada status jomblonya. hingga pada suatu malam ia menghadiri perayaan adik perempuannya di sebuah hotel. perayaan atas kelulusan adik perempuannya yang resmi menyandang gelar sarjana. Tapi siapa sangka malam itu terjadi accident yang berada diluar kendali Davin, pria itu secara sadar meniduri rekan seangkatan adiknya, dan gadis itu tak lain adalah adik kandung dari sahabat baiknya, Arga Brahmana. sehingga mau tak mau Davin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi, Faradila.
Akankah pernikahan yang disebabkan oleh one night stand tersebut bisa bertahan atau justru berakhir begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8.
Sepeninggal Davin, Dila duduk termenung di sofa ruang tengah. Ia terpikir akan nasib rumah tangganya bersama Davin. Apakah sebaiknya ia bersikap lebih baik pada pria itu, atau ia tetap mempertahankan sikapnya saat ini hingga pada akhirnya Davin sendirilah yang akan menyerah?.
Dila benar-benar dilema dengan jalan hidupnya sendiri. Di satu sisi ia tak mau menjadi istri durhaka kepada pria yang telah resmi menikahinya, namun di sisi lain kenangan manis bersama Sandi selalu terlintas di benaknya. Apalagi Sandi sudah berjanji akan melamarnya setelah kembali ke tanah air nanti.
"Ya Tuhan...apa yang harus aku lakukan sekarang? Sungguh, aku bingung dengan takdir ini." Gumam Dila seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.
Terlalu banyak pikiran membuat kepala Dila tiba-tiba terasa berdenyut. Gadis itu nampak memijat keningnya guna meredakan rasa sakit pada kepalanya.
Sore harinya.
Dila memutuskan turun ke dapur untuk memasak, karena kebetulan siang tadi Davin bukan hanya membelikan makan siang untuknya, tapi Davin juga mampir ke sebuah supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan untuk mengisi stok di kulkas.
Berbagai macam menu makanan telah tersaji di meja makan, dan semuanya merupakan hasil masakan Dila. Meskipun terlahir dari keluarga berada namun Dila bukanlah gadis manja yang apa-apa selalu mengandalkan pembantu. Gadis itu bahkan sangat pandai memasak.
Setelah menyajikan hasil masakannya di atas meja, Dila kembali ke kamar untuk membersihkan tubuhnya. Baru beberapa saat Dila kembali ke kamar, Davin kembali dari kantor. Secara tidak sengaja menghirup aroma masakan Davin lantas berlalu menuju meja makan. Davin dibuat takjub menyaksikan begitu banyak menu makanan yang kini tersaji di atas meja.
"Apa Dila yang memasak semua ini?." Batin Davin.
Davin berlalu menuju lantai atas, hendak ke kamarnya. Pria itu sudah merasa sangat gerah hingga setibanya di kamar Davin berencana untuk segera mandi. Setibanya di kamarnya, siapa sangka Davin justru di sambut oleh pemandangan yang mampu membuat pria itu meneguk ludahnya dengan susah payah.
"Mas Davin..." Bukan hanya Dila yang terkejut dengan keberadaan Davin, pria itu pun tak kalah terkejutnya mendapati Dila keluar dari kamar mandi miliknya, dengan penampilan hanya mengenakan selembar handuk menutupi tubuh pol-osnya. Dila dibuat salah tingkah dengan keberadaan Davin.
"Aku hanya ingin mengambil sampo, soalnya stok sampo di kamar mandi aku sudah habis, mas." Dila menambahkan, menunjukkan benda digenggaman tangannya pada Davin. Tentunya niat Dila agar Davin tidak berpikir yang bukan-bukan tentang dirinya saat kedapatan berada di kamar pria itu tanpa izin.
"Mas lupa memberitahukan padamu kalau stok sabun, sampo dan juga beberapa keperluan mandi lainnya ada di laci kamar mandi, tepatnya di laci paling bawah." Davin sama sekali tidak merasa keberatan jika Dila memasuki kamarnya, sehingga Davin lebih memilih memberitahukan tempat penyimpanan stok keperluan mandi ketimbang bertanya tentang alasan Dila berada di kamarnya.
"Baik, mas." Setelahnya, Dila segera pamit kembali ke kamarnya.
"Tunggu!."
"Ada apa, mas?." Dila menoleh.
"Apa tadi kamu memasak?." Pertanyaan Davin dijawab Dila dengan anggukan kepala.
"Kamu tidak perlu memasak, Delivery saja!." Bukannya tak senang di masakin oleh sang istri, tetapi Davin tidak ingin sampai Dila merasa kerepotan. Davin cukup tahu diri jika wanita yang dinikahinya tersebut berasal dari keluarga berada, yang belum tentu merasa nyaman dengan rutinitas di dapur.
"Mas tidak perlu khawatir! Hasil masakan aku masih aman untuk di konsumsi, tidak akan membuat mas sampai keracunan." Dila berpikir Davin meragukan hasil masakannya.
"Bukan begitu, mas hanya tidak ingin kamu merasa kerepotan." Davin Lantas mengoreksi maksud dari ucapannya agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Aku sama sekali tidak merasa seperti itu." Balas Dila, sebelum kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya. Sedangkan Davin langsung menanggalkan pakaian kerjanya dan berlalu menuju kamar mandi. Hari ini ia bukan hanya di disibukkan dengan rutinitasnya di kantor, melainkan juga dengan kegiatannya mencari rumah yang pas untuk ditinggali bersama sang istri. Kebetulan besok weekend, Davin pun berencana mengajak Dila untuk melihat-lihat rumah baru tersebut.
Selesai mandi Davin keluar kamar dan secara kebetulan Dila pun baru saja keluar dari kamarnya. Davin memalingkan pandangan pada Dila dan begitu pun sebaliknya, hingga pandangan mereka terkunci untuk beberapa saat.
"Mengingat kamu sudah memasak, sebaiknya kita segera turun untuk makan malam!." Ajak Davin dan Dila pun mengangguk mengiyakan.
"Kelihatannya semua menunya enak." Komentar Davin melihat menu masakan di atas meja.
"Tentu saja. semua ini sesuai dengan resep yang pernah diajarkan oleh mamah." Kata Dila dengan penuh percaya diri.
Davin dibuat tertarik dengan pengakuan yang terucap dari mulut istrinya itu.
"Memangnya sebelum menikah, kamu sering memasak?." Tanya Davin seakan tak percaya jika istrinya itu mau turun langsung ke dapur.
"Tentu saja...mas mau di masakin apa olehku? Tinggal bilang saja, aku akan memasaknya buat mas Davin." Davin melebarkan senyum mendengarnya. Bagaimana tidak, istrinya itu terlihat begitu sesumbar atas kemampuannya dalam memasak.
"Pandai memasak memang tidak diharuskan bagi semua wanita, tetapi wanita yang pandai memasak merupakan wanita yang spesial. Begitu kata mamah." Tutur Dila kala teringat ucapan ibunya saat pertama kali mengajaknya turun langsung di dapur.
"Bukan hanya martabak saja ada yang spesial, wanita juga begitu rupanya....?" Balas Davin di sisa senyumnya. Sungguh, Davin tidak menyangka jika faktanya Dila pandai memasak, apalagi semua masakan istrinya itu terasa pas di lidahnya.
Entah sadar atau tidak, Dila langsung melebarkan senyum mendengar kalimat gurauan Davin. "Mas bisa saja." Tanpa disadari oleh Dila senyumannya mampu membuat Davin terkesima, pria itu bahkan sampai tidak berkedip untuk waktu yang cukup lama.
"Cantik..." Puji Davin dalam hati.
Sesaat kemudian, Davin baru teringat akan rencananya yang ingin mengajak Dila mengunjungi rumah baru mereka.
"Rencananya besok mas ingin mengajak kamu mengunjungi rumah baru kita. Semoga kamu suka dengan pilihan, mas." Beritahu Davin.
"Seperti yang aku bilang, selagi bukan tinggal di kolong jembatan, aku pasti suka." jawab Dila sebelum kembali menyuap Makanan ke dalam mulutnya.
Dulunya Davin berpikir dan beranggapan jika adik dari sahabat baiknya tersebut merupakan gadis manja, tetapi setelah mengenal Dila lebih dekat Davin baru menyadari jika semua anggapannya itu salah. Meskipun terlahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga berada, Dila sangat jauh dari sifat manja. Paras yang cantik, cerdas, pandai memasak, dan mungkin masih banyak lagi kelebihan Dila yang belum diketahui oleh Davin. Maka tak heran jika Sandi begitu tergila-gila pada sosok wanita cantik yang kini telah resmi menjadi istrinya tersebut. Davin mengetahui informasi tersebut dari adiknya, Rifa. Bukan hanya Rifa sebenarnya, bahkan hampir semua alumni seangkatan mereka tahu seberapa besarnya cinta sandi pada Dila, semua itu terlihat jelas dari cara Sandi memperlakukan Dila.
akibat iri,hampir hilang masa depan kan...
Davin ayo selidiki siapa yang melaporkan kalau Dila ada di dalam kamar mu??? bisa dilaporkan balik lho atas pencemaran nama baik,atau gak di kasi sanksi dikantor...
tanpa menncari fau siapa pasangan Davin
dan Dilla
tp siaapp2 yaa ujungnya kmu yg maluuu