Banyak yang bilang orang baru akan kalah dengan orang lama. Nyatanya nasib Zema sangat berbeda.
Menikah dengan sahabat masa kecilnya justru membuat luka yang cukup dalam dan membuatnya sedikit trauma dengan pernikahan.
Dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang membuat Zema akhirnya sadar. Terkadang orang yang dikenal lebih lama bisa saja kalah dengan orang baru yang hadir dihidup kita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Zema tak ingin bersikap lunak, meski pada Luthfi sekalipun. Dia benci pengkhianat. Dia masih bisa memafkan kesalahan yang lain, tapi tidak dengan pengkhianatan.
Baginya Luthfi juga berkhianat padanya dan membuatnya harus bersikap tegas.
"Tolong beri aku waktu Zem. Aku tahu masalah ini seperti menyimpan sebuah bom waktu yang suatu saat pasti akan meledak dengan cepat. Aku butuh waktu—"
"Aku sedang tidak bernegosiasi Luth. Kau tahu aku benci pengkhianatan. Dan saat ini posisimu hanya bisa menjawab atau diam selamanya. Sebab aku akan mencari kebenaran itu dengan tanganku sendiri."
Setelah mengatakan hal itu, Zema memilih berlalu dari sana. Entah Luthfi akan menjelaskannya dengan benar atau memilih bungkam.
Yang jelas, dia tetap akan memata-matai Luthfi, jadi saat lelaki itu menjelaskan dan ternyata masih berbohong, dia akan mengungkapkannya langsung.
.
.
Zema kembali dijemput oleh Atta yang terlihat biasa saja. Sepertinya Luthfi belum memberitahu suaminya tentang pertemuan mereka tadi.
Dia akan bersabar dan tak ingin membuat keributan, meski jujur dia sedikit membatasi diri dengan Atta.
"Zema, bukannya biasanya kamu akan libur kalau baru pulang dari proyek?" tanya Atta ketika dia melihat jika Zema terlihat biasa saja saat dijemput dirinya.
Padahal Atta sudah berpikir wajah Zema akan berbinar karena dijemput olehnya. Sesuatu yang tak pernah dia lakukan selama ini.
"Proyek ini banyak kendala Ta. Lagi pula aku pulang bukan untuk liburan, ini murni karena harus laporan."
Sebenarnya Zema diberikan waktu libur dua hari dari kantornya, tapi ia menolak sebab dirinya akan merasa gelisah jika di rumah dengan pikirannya yang sedang kacau seperti ini.
Dalam perjalanan, dia yang biasanya cerewet dan bertanya banyak hal pada Atta memilih diam dan sibuk membuka media sosial miliknya di ponsel barunya. Ponsel dan case yang sama dengan miliknya, karena tak ingin membuat Atta curiga.
Tiba-tiba Intan mengirim pesan diponsel barunya. [Coba kamu lihat media sosial milik Kenzie_leo]
Karena penasaran dia lalu mencari nama itu. Leo apa mungkin nama anaknya?
Sayangnya akun baru itu ternyata di privat, membuat Zema tak bisa masuk begitu saja di akun barunya.
Kenzie pasti sengaja menyembunyikan diri darinya. Entah apa alasannya.
Apa dia marah karena ternyata Atta menikah dengannya?
Lalu? Dirinya berniat balas dendam? Di sini bukankah dia yang salah? Dia yang meninggalkan Atta.
Zema kemudian ingat, jika Kenzie meninggalkan Atta karena harus berobat, entah sakit apa dia. Sampai saat ini dirinya bahkan tak pernah tahu.
"Zem!" panggil Atta keras membuat Zema sedikit berjengit.
"Ada apa Ta?"
"Kamu melamun? Apa kamu yakin tak ingin memeriksakan diri?"
"Aku ngga sakit. Aku hanya lelah."
Zema di sambut oleh ibu dan anaknya yang tengah asyik bermain di ruang keluarga. Saat ini ibu mertua serta adik iparnya kembali datang.
"Zem, Mamah mau ajak kalian makan malam di luar, ayo cepat bersiap!" ajak ibu mertuanya.
Dia lantas melirik sang suami yang tak memberitahunya.
Melihat Zema yang seakan enggan, Femi lantas menggandeng tangannya untuk duduk.
"Lusa hari ulang tahun kamu kan? Mamah minta maaf, kalau mamah enggak bisa merayakannya karena mamah harus ke luar kota."
"Terima kasih atas perhatian mamah."
Femi lantas melirik putranya. "Mamah mau ajak Leora juga. Soalnya mamah udah beli tiketnya. Bolehkan?"
Sekarang Zema menyadari jika keluarga suaminya seakan menjauhkan Leora darinya. Dulu dia pasti akan mengabulkan permintaan mertuanya karena tidak enak hati, tapi tidak sekarang.
Misinya adalah mendekatkan diri dengan Leora dan acara ulang tahunnya bisa dia gunakan untuk bersama dengan putrinya.
"Maaf mah, aku berencana merayakan ulang tahun di Bali bersama dengan Leora dan Atta. Jadi tiket mamah nanti aku ganti saja ya?" jawab Zema pura-pura sedih.
"Mamah mau ajak Ara ke Bali?" tanya Leora antusias.
Zema lalu mengangguk. Terlihat bocah lima tahun itu terlihat senang.
Femi memandang gugup ke arah Zema, lalu memandang putranya.
Atta yang bingung juga tak bisa menjawab apa-apa.
"Bali? Kenapa tiba-tiba ke Bali Zem? Itu sangat pemborosan," sela Kamila yang membuat Femi tersenyum tipis.
Dia merasa lega karena besannya secara tak langsung telah membantunya.
"Tiket itu pemberian dari kantor untuk hadiah ulang tahun serta kinerjaku. Lagi pula tak bisa diuangkan, jadi aku pergunakan saja bu. Sejak menikah aku ngga pernah ke mana-mana. Bahkan acara kantor pun aku selalu absen, karena Atta katanya ngga suka acara yang terlalu ramai," jelas Zema pada ibunya yang sekaligus menghentikan niat Kamila untuk menyelanya.
Dia juga berhasil membuat Atta tersindir.
Mereka benar-benar tak bisa berkutik dengan penjelasan Zema. Meski Zema sibuk menatap Leora yang sedang mewarnai bukunya.
Dia memperhatikan jika mereka saling melirik.
"Kenapa kakak ngga pergi saja berdua dengan mas Atta? Kalian kan ngga pernah bulan madu. Hitung-hitung bulan madu ke dua," sela Jiny yang seakan membuat angin segar untuk Femi.
Namun sayang saran dari Jiny justru membuat Atta mendelik padanya.
"Jangankan bulan madu, kami pergi bertiga saja belum pernah, lagi pula sayang tiketnya. Tau sendiri kamu tiket pesawat ke bali mahalnya minta ampun, apa lagi ini pesawat bisnis. Kalau mamah kan cuma tiket kereta api, jadi ngga apalah di batalin."
Mereka benar-benar kehabisan cara membujuk Zema.
Zema sendiri heran ke mana mertuanya akan pergi membawa putrinya. Apa ibu mertuanya akan membawa Leora bertemu dengan Kenzie?
Sebenarnya di mana Kenzie tinggal selama ini?
.
.
.
Lanjut
jgn lma* up nya y k
terimakasih Thor ...
makin seru dan bikin penasaran ceritanya.
semangat buat up lagi ya Thor ...💪