NovelToon NovelToon
PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

PERGI DENGAN SEKEPING HARAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ranimukerje

Istri kedua itu memang penilaiannya akan selalu buruk tapi tidak banyak orang tau kalau derita menjadi yang kedua itu tak kalah menyakitkannya dengan istri pertama yang selalu memasang wajah melas memohon simpati dari banyak orang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranimukerje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Keputusan wisnu

Nara bangun dan langsung mencari keberadaan febri.

"Kenapa kamu biarin febri pergi mas?" Teriak nara tanpa perduli dengan adanya kedua orangtua wisnu di sana.

Melihat bagaimana nara memperlakukan putranya tentu saja dewi meradang tapi cekelan ditangannya membuat dewi harus menahan diri karena lewat tatapan mata yang lim berikan sudah berhasil membuat dewi paham.

"Buat apa aku tahan dia ra, aku ga kenal dan lagian buat apa juga dia tetap disini."

"Buat apa kata mu? Kamu pura pura ga ngerti apa emang b*doh sih mas." Nara masih dengan nada tingginya dan itu sukses membuat lim jadi ikut meradang dibuatnya.

"Nara, saya tau kamu sedang emosi tapi saya tidak membenarkan perlakuan kamu terhadap wisnu. Selain dia suami kamu juga wisnu itu anak saya. Saya bisa marah kalau anak saya diperlakukan seperti tadi."

Nara diam, matanya bergerak gelisah dan tetes demi tetes membasahi pipinya.

"Mas, aku udah bilang kalau febri itu yang akan bantu kita jadi ibu pengganti. Dia udah dateng tapi kenapa kamu biarin dia pergi, kamu ga tau gimana sulitnya aku buat bikin dia datang. Bahkan aku sampe rela melukai diri ku sendiri."

Antara marah juga iba, wisnu menatap mata istrinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Seandainya orang tau, wisnu sudah mulai lelah dengan semuanya tapi tetap bertahan karena cintanya pasa sang istri.

"Ra, aku udah bilang ke kamu. Sering malah, pernikahan kita bukan tentang anak, aku ga papa kalau memang tuhan tidak mentakdirkan kita untuk memilikinya asal kamu sehat dan tidak jadi seperti ini."

Suara wisnu terdengar menyayat hati bahkan dewi pun ikut tersayat hatinya. Sisi lain dalam hati dewi tentu tak bisa menerima kalau seandainya wisnu benar benar tidak memiliki keturunan. Kalau mau bersuara pun sekarang bukan waktu yang tepat karena kondisi sedang tidak kondusif yang malah membuat semuanya jadi lebih sulit.

"Mas, cari febri. Bawa dia kesini, aku capek sama tuntutan mama mu sama omongan orang yang selalu merendahkan aku hanya karena kondisi ku yang susah hamil."

"Ra"

Nara menggeleng, air mata sudah basah dan kini tangan yang dipasang jarum infus sudah ditarik paksa. Nara mengamuk dengan sisa tenaga yang dimilikinya.

"Ra berhenti." Mohon wisnu dengan nada frustasi bercampur panik.

Lim kusuma dan sang istri hanya berdiri, menjadi penonton dalam diam yang mereka pilih. Bukan tak mau ikut ambil tindakan hanya saja mereka seperti baru melihat kenyataan bagaimana wanita yang jadi menantu mereka sejak beberapa tahun terakhir. Penuh drama dan begitu ...... Pandai bermain dengan keadaan.

"Papa pulang nu, sekalian minta perawat juga dokter buat kesini."

Keputusan untuk pergi ternyata membuat nara meradang.

"Lihat, orang tua mu ga perduli sama aku mas. Ga pernah mau perduli mereka anggap aku apa sebenarnya. Jahat mereka utu jahat ke aku mas."

Tuduhan demi tuduhan nara layangkan pada mertuanya tapi lim kusuma tetap erat menggenggam tangan gemetar istrinya. Dewi menahan marah yang siap meledak tapi karena genggaman suaminya lah ia masih mampu diam.

"Nara dengar, saya enggan bukan berarti tak perduli. Selama kamu menjadi menantu keluarga ini sikap saya memang lebih memihak pada dewi ibunya wisnu karena memang sepatutnya begitu dan wisnu pun bersikap demikian ke kamu. Hanya agar tidak sering terjadi cekcok makanya saya seperti tidak menganggap kamu."

Seharusnya kalimat yang keluar dari wajah tegas lim kusuma bisa nara jadikan jawaban tapi sepertinya tidak begitu. Nara yang memang akan selalu tidak puas saat keinginannya belum tercapai tetap pada amarahnya yang berkobar.

"Papa bela istri papa yang terus nyakitin aku. Mama ga kasih restu sejak awal dan sekarang ribut cari istri baru buat mas wisnu."

Nah, nara melempar kesalahan pada dewi padahal dewi sudah berhenti melakukan ide gilanya itu karena peringatan yang suaminya berikan tapi beberapa bulan terakhir yang gencar justru nara sendiri. Nara sibuk memaksa suaminya untuk mau menikah dengan gadis pilihan nara sendiri walau wisnu terus menolak dan mengatakan anak bukan prioritas utamanya.

"Cukup ra." Bentak wisnu keras.

Dirinya dipaksa untuk terus bersabar demi cinta tapi kali ini wisnu marah. Marah karena lagi lagi orangtuanya tidak dihargai.

"Kamu bentak aku mas? Kamu ga sayang aku lagi kamu pilih orangtua mu sekarang. Jahat kamu jahat mas."

Wisnu memejamkan mata. Melirik kerah ayah ibunya yang diam mematung dengan tangan saling terpaut. Pemandangan yang membuat hati wisnu makin sakit, kedua orangtuanya sedang saling menguatkan satu sama lain.

"Pa, maaf. Papa pulang aja sama mama, disini ...... Biar aku yang urus."

Lim mengangguk mengerti.

"Ayo sayang."

Suara sang suami membuyarkan lamunan dewi. Kejadian didepan matanya membuat dunia dewi makin runtuh, putra yang disayangi sekaligus ia banggakan seperti kertas rapuh dihancurkan oleh cinta yang nyatanya tak menjanjikan sebuah kebahagiaan.

Dengan penuh paksaan, nara menurut saat perawat memasang kembali jarum infus yang tadi dilepas paksa. Wisnu duduk dengan kepala menunduk, lelah sekali sekaligus muak. Berulang kali wisnu membuang napas guna meredam emosi yang masih bercokol didalam dadanya.

"Mas" panggil nara masih dengan nada suara penuh ketidakpuasan.

"Kamu mau aku menikah lagi? Dengan wanita pilihan mu itu?"

Nara membelalakkan mata dan gurat bahagia tercetak jelas sekali. Sekali anggukan mantap sebagai jawaban.

"Jangan menyesali apapun setelah ini, aku tak akan mundur dan tak akan lagi perduli dengan mau mu. Aku dengan keputusan ku setelah ini jangan meminta berhenti, ra."

Wisnu bangkit. Pergi dari ruang rawat istrinya dengan beban berat yang menghimpit dadanya, terasa sesak apalagi saat melihat raut bahagia yang tercetak jelas diwajah nara. Udara malam di taman rumah sakit yang jadi saksi bagaimana berisiknya kepala wisnu saat ini ditambah banyaknya kenyataan yang selama ini coba ia abaikan.

"Kamu seperti tidak mencintai ku lagi ra, yang tidak bisa ku bayangkan kamu malah dengan suka rela menyodorkan aku suaminya pada wanita lain dengan alasan anak. Kamu ga berfikir kalau aku sudah terlanjur masuk yang ada malah melukai mu tanpa kamu sadari, cinta lain bisa saja tumbuh dihati ku. NANTI"

Wisnu menggeram frustasi.

#Happyreading

1
Anonymous
Syukkaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!