NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Jodoh Pilihan Untuk Sang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sylvia Rosyta

Di hari pernikahannya, Farhan Bashir Akhtar dipermalukan oleh calon istrinya yang kabur tanpa penjelasan. Sejak saat itu, Farhan menutup rapat pintu hatinya dan menganggap cinta sebagai luka yang menyakitkan. Ia tumbuh menjadi CEO arogan yang dingin pada setiap perempuan.

Hingga sang ayah menjodohkannya dengan Kinara Hasya Dzafina—gadis sederhana yang tumbuh dalam lingkungan pesantren. Pertemuan mereka bagai dua dunia yang bertolak belakang. Farhan menolak terikat pada cinta, sementara Kinara hanya ingin menjadi istri yang baik untuknya.

Dalam pernikahan tanpa rasa cinta itu, mampukah Kinara mencairkan hati sang CEO yang membeku? Atau justru keduanya akan tenggelam dalam luka masa lalu yang belum terobati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Dan di sanalah Kinara melihat sosok itu. Seorang pria dengan setelan jas hitam berdiri membelakanginya. Bahunya kokoh namun dalam diamnya, Kinara bisa merasakan badai yang berputar di dalam dada pria itu. Tatapannya tertuju ke depan, ke arah mihrab. Tapi matanya, meski Kinara tak melihat wajahnya sepenuhnya, ia tahu kalau tatapan mata laki laki itu terlihat kosong. Kosong dan penuh amarah.

Seolah dunia telah mengkhianatinya. Seolah hidup tak lagi menyisakan apa pun untuk ia percayai. Kinara bahkan dapat merasakan hawa dingin darinya, begitu menusuk dan menyedihkan di saat yang sama. Entah keberanian dari mana yang ia dapatkan saat kakinya mulai melangkah untuk mendekati pria itu.

Selangkah, dua langkah, tiga langkah.

Semakin dekat Kinara berjalan, semakin ia merasakan getaran emosi yang terpancar dari tubuh pria itu, sebuah campuran antara luka, benci, dan kehilangan.

Tiba-tiba, Sebuah bisikan terdengar. Pelan tapi jelas seperti suara yang langsung menyentuh hatinya tanpa melewati telinga.

“Bimbing dia pulang, Kinara.”

Kinara tertegun. Ia menoleh ke sekeliling tapi tidak ada siapa pun. Namun suara itu kembali terdengar, kali ini lebih dekat dan lebih jelas.

“Kau yang akan membawanya pulang, Kinara.”

Degup jantung Kinara semakin cepat. Tangannya bergetar tanpa alasan. Seolah kata-kata itu sengaja ditujukan padanya. Rasa penasarannya mengalahkan ketakutannya. Kinara melangkah lebih dekat lagi. Hanya tinggal beberapa langkah sebelum ia bisa menyentuh pria itu.

“Siapa kamu? Kenapa kamu ada disini sendirian?” gumam Kinara pelan dalam mimpinya.

Pria itu seakan mendengarnya. Bahunya menegang sementara kepalanya bergerak pelan. Dan saat ia menoleh, Kinara melihatnya. Wajah laki laki itu sungguh tampan, tapi tertutup dinding tak terlihat yang begitu tebal. Sorot matanya tajam, begitu tajam hingga menusuk langsung ke lubuk hatinya.

Mata seorang pria yang kehilangan kepercayaannya pada dunia. Mata seseorang yang sudah lama tidak percaya pada cinta. Namun tepat saat pandangan mereka bertemu,

BRAK!

Kinara terbangun dengan napas terengah-engah. Dadanya naik turun dengan cepat, seolah ia baru saja berlari jauh. Sajadah di bawahnya terasa dingin, sementara keringat dingin mulai merembes di pelipisnya. Tangannya refleks menekan dadanya, tempat dimana jantungnya masih berdegup kencang seakan ingin melompat keluar.

“A-apa itu tadi?”

Suaranya lirih dan bergetar.

Matanya menyapu seluruh ruangan, memastikan bahwa ia kembali ke dunia nyata. Kamarnya tetap sama, sederhana, tenang, dan penuh aura damai. Berbeda jauh dengan masjid dengan aura dingin dalam mimpinya.

Namun perasaan itu tidak juga pergi. Gambaran wajah laki-laki misterius itu tertanam jelas dalam benak Kinara. Tatapan laki laki itu masih terasa di balik kelopak mata Kinara yang panas.

Kinara menutup matanya, mencoba menarik napas panjang untuk menenangkan dirinya.

Apa mungkin mimpi itu adalah petunjuk?

Hatinya bergumam pelan,

“Apa itu artinya aku memang harus membantunya, ya tuhan?”

Kinara menggigit bibir bawahnya. Sebuah rasa takut menyusup, tapi bukan untuk dirinya sendiri, melainkan takut bahwa pria dalam mimpinya yang mungkin saja Farhan, telah begitu tenggelam dalam rasa sakitnya hingga laki laki itu sulit menemukan jalan pulangnya kembali.

Namun bisikan itu terdengar lagi di kepalanya.

Bukan suara asing, bukan pula suara mengancam.

“Kau yang akan membawanya pulang, Kinara.”

Kinara membuka matanya. Pandangannya terlihat kosong, tapi tekad yang tadinya samar kini mulai terbentuk pelan. Jika Allah benar-benar memberi petunjuk maka ia ingin menjadi hamba yang percaya dan mengikuti titah-Nya.

Tangan Kinara meremas ujung sajadahnya. Ia menatap langit-langit kamarnya, lalu berbisik pelan.

“Insyaa Allah, kalau ini jalan yang engkau pilihkan untukku Ya Rab, maka aku akan menerimanya.”

Tentu, masih ada takut. Masih ada ragu.

Masih ada pertanyaan yang belum bisa ia jawab. Tapi untuk pertama kali sejak lamaran itu datang, Kinara merasakan satu hal:

Harapan.

Harapan bahwa mungkin Allah memang sedang menuliskan sesuatu yang indah untuknya dan untuk pria dengan tatapan mata yang penuh luka itu. Kinara kembali membaringkan dirinya, kali ini di atas kasur. Ia menarik selimut hingga ke dadanya dan menatap jendela yang memperlihatkan bulan yang masih menggantung di langit.

“Mudah-mudahan aku bisa kuat menjalani takdir yang sudah engkau tetapkan untukku, Ya Rabbi.” ucap Kinara dengan lirih sebelum akhirnya menutup matanya.

Dan dengan debar jantungnya yang belum sepenuhnya mereda, Kinara pun kembali terlelap, membawa bersama benih keberanian yang baru saja tumbuh di dalam hatinya. Satu langkah kecil telah ia ambil malam ini. Langkah yang akan mengubah seluruh hidupnya. Langkah menuju ke kehidupan Farhan. Langkah menuju takdir yang belum ia kenal namun kini mulai ia terima.

Cahaya matahari pagi menyelinap melalui pohon mangga yang tumbuh tepat di depan kamar Kinara. Burung-burung kecil bersahutan seolah ikut mengisi ketenangan pondok pesantren Darul Qur’an Al-Majid. Udara yang segar menyapa kulitnya ketika ia membuka jendela kamarnya. Namun ketenangan di luar tidak sepenuhnya mampu menenangkan gelombang yang bergejolak halus dalam hati Kinara.

Malam tadi ia bermimpi. Mimpi yang terasa terlalu nyata, terlalu pas dengan keputusan besar yang kini berada di tangannya. Bisikan itu seperti masih terdengar lembut di telinganya.

“Kau yang akan membawanya pulang, Kinara.”

Seakan Allah telah menjawab istikharahnya dengan bahasa yang tidak semua orang bisa mengerti, tapi ia memahaminya. Kinara menarik napas panjang. Hari ini, ia harus memberi jawaban. Hari yang mungkin akan menjadi awal perjalanan baru dalam hidupnya.

Ia merapikan jilbabnya, memastikan setiap sudutnya rapi seperti biasanya. Namun kali ini, bukan untuk tampil sempurna di depan orang lain, melainkan sebagai upaya untuk menguatkan dirinya sendiri. Setelah merasa siap, Kinara melangkah keluar. Suara kajian yang sedang berlangsung dari arah aula santri putra terdengar samar. Ia tahu Abi-nya sedang memberikan ilmu pengetahuan di sana. Langkahnya pelan, tapi pasti. Setiap hentakan kaki di tanah seolah menegaskan tekad yang baru Kinara tumbuhkan di dalam hatinya.

Sesampainya di dekat aula, ia memilih menunggu sampai kajian selesai. Kinara melihat dari kejauhan ayahnya, Ustadz Yusuf yang tengah berdiri dengan ciri khasnya. Suaranya tegas namun tetap lembut, penuh kasih dalam setiap untaian nasihat yang ia berikan kepada para santrinya.

Dan ketika kajian selesai, para santri putra bergiliran menyalami ustadz mereka sebelum kembali ke kelas masing-masing. Di sela kerumunan itu, Ustadz Yusuf melihat sosok putrinya berdiri menunggunya di bawah pohon besar.

Senyum hangat muncul di wajahnya.

“Kinara? Ada apa, Nak?” tanya ustadz Yusuf sambil melangkah mendekat.

Kinara menunduk sedikit, meremas ujung gamisnya. Ada rasa gugup yang tidak bisa ia sembunyikan, namun ia tetap mencoba tampak tenang.

“Abi, Kinara ingin bicara sebentar. Ada yang harus Kinara sampaikan.” ucap Kinara dengan penuh sopan santun.

1
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Membina rumah tangga yang berselimut ketenangan dan keberkahan ialah dambaan setiap keluarga.
Untuk mencapainya, Allah subhanahu wata'ala telah memberi pedoman dalam Al-Qur'an, dan Rasulullah SAW telah menjadi tauladan untuk meraih keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bahwasannya keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah berarti menciptakan rumah tangga yang tenang (sakinah), penuh cinta (mawaddah), dan kasih sayang (warahmah) dengan landasan kuat pada keimanan dan ketaqwaan,
dapat tercapai jika suami istri saling memenuhi peran dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya...😊
✦͙͙͙*͙❥⃝🅚𝖎𝖐𝖎💋ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ♫·♪·♬
Masyaallah Tabarakallah.
Aku ikut terharu membaca Bab22 ini, hati jadi ikut bergetar...👍/Whimper//Cry/
☘️🍀Author Sylvia🍀☘️: pelan pelan berproses jadi lebih baik🤭
total 3 replies
Agunk Setyawan
kabunya calon istri Farhan alasanya apa ya thor
Agunk Setyawan: ow,, ok lanjutkan thor
total 3 replies
Putri_a_s
jangan dulu ya, karena suami kamu masih belum siap secara mental dan fisik.
Putri_a_s
gimana Farhan, istri kamu memang terbaik kan buat kamu?😄
Putri_a_s
nah gitu dong minta maaf🤭
Putri_a_s
apa yang kamu rasakan itu wajar Farhan, Pepet aja Kinara sampai hati kamu siap menerimanya.
Putri_a_s
tenang kok bang, Kinara nggak bakal kemana mana.
Putri_a_s
nggak usah takut ataupun menutup pintu hati kamu untuk menerima perasaan itu, Farhan.
Putri_a_s
buka telinga kamu baik baik Farhan, sekarang kamu bisa menilai sendiri, Kinara itu wanita yang seperti apa.
Putri_a_s
akhirnya kamu bisa merasakan hal itu Farhan, istri kamu memang baik banget dan nggak ada tandingannya di dunia ini.
Yuni Avita
mimpi buruk Farhan
Yuni Avita
dengerin tuh Farhan, Kinara aja doain kamu supaya bisa berubah. masa kamu nggak bisa jadi imam sholat buat dia?!
Yuni Avita
gemes banget lihat Farhan 😄
Yuni Avita
malah kesel sendiri kan lu Farhan 🤣
Yuni Avita
jangan ingkari ucapan kamu lho Farhan, kamu kan udah nolak buat sentuh Kinara malam ini🤣🤣🤣
Yuni Avita
suami dingin sedang terpesona dengan kecantikan istrinya sendiri 🤣🤣🤣
Yuni Avita
seharusnya dengan cobaan itu, kamu bisa bangkit dan menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, Farhan.
Yuni Avita
jangan salahkan tuhan kl hidup kamu berantakan. Farhan. mungkin kamu sudah terlalu jauh darinya sehingga tuhan pun mengujimu dengan cobaan seperti itu.
Yuni Avita
sama tuhan aja kamu nggak percaya, ya pantas aja kamu diuji dengan cobaan seperti itu Farhan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!