Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.
Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.
Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.
Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.
***
-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
| Marvel mulai jatuh cinta?
Setelah beberapa minggu berjalan, mereka sudah bisa menerima kenyataan bahwa mereka adalah sepasang suami-istri walau dalam rumah masih terus mengomel dan banyak bicara, mereka menikmati masa-masa itu. Walau sering mengomel gesya masih menjaga kata-kata yang keluar dari mulut nya agar tak menyinggung, ia tak ingin keluarga nya akan hancur seperti yang terjadi pada ayah dan bundanya.
Malam itu adalah malam terindah dilangit. langit memancarkan bulan terang, bintang-bintang yang gemerlapan dan kembang api yang di letuskan oleh mahasiswa mahasiswi yang baru saja wisuda. Malam itu juga membuat bendungan sangat ramai pengunjung seperti orang yang berkumpul melihat kembang api dilangit pada bulan Desember.
Di tempat yang sepi, duduk lah kedua orang remaja di kursi kayu taman yang dekat dengan bendungan itu. Angin sepoi-sepoi menerpa rambut panjang seorang gadis yang kulit nya sebening salju.
"Cantik yah? ".
"Cantik, kan kembang api".
"Tapi nggak secantik kamu.... ".
"Najis, marvel!. Kamu makin hari semakin aneh tau! Aku kan jadi takut, apa jangan-jangan kamu mulai ada rasa yah sama aku? ".
"Najis! Nggak akan, hati aku hanya untuk cinta pertama aku adalah wanita yang sekolah nya bareng aku".
"Jadi, sampai sekarang nggak terjawab yah cintanya? Kasian.... ".
"Iya tapi sekarang ganti nya kamu.... ".
"Ihh! ". Gesya memukuli pundak marvel dengan sebal namun senyuman terukir dari bibir nya.
Marvel tertawa tipis dan merangkul pundak istrinya. "Kamu harus tetap bahagia gesya, aku tahu ayah dan bunda kamu sangat sayang sama kamu. Seharusnya kamu mendapatkan laki-laki yang sayangnya sama seperti orang tua mu".
"Aku kasih tahu yah, kamu nggak akan pernah berhasil! ".
"Aku tahu.... ". Lirih marvel, ia menurunkan tangan nya dan memegangi jaket nya. "Bukannya aku emang nggak pernah berhasil? Jadi nggak usah di herankan lagi, kalau kamu ingin mencari yang lebih baik cari saja. Inti nya, kita boleh mencintai namun kita tidak boleh egois, kita harus membiarkan orang itu mencintai pilihan nya".
Gesya terdiam dan ingin meralihkan pembicaraan nya. "Mmm, lupakan!. Lagipula pada akhirnya hanyalah kita yang bisa menerima diri sendiri, kamu tidak boleh berkecil hati.... ".
Seketika angin yang tadinya hanya sepoi-sepoi kini berubah menjadi angin yang mengguncang semua pohon, karena angin itu mata gesya kesusupan kotoran. "Aduh! ".
"Kenapa? ".
"Mata gue pedih! Kayak mau keluar kayak nya kemasukkan kotoran karena angin tadi.... ".
"Coba sini gue lihat.... ".
Marvel mendekati mata gesya, gesya seakan-akan tak bisa bergerak. Semuanya terasa hening.
Jantung marvel berdebar kencang, matanya berpapasan dengan mata gadis didepannya. Berbeda dengan gesya, jantung nya tak berdebar namun ia terlihat gugup.
Di sisi lain, ada seorang gadis berambut gelombang cokelat yang berfoto-foto di sekitar bendungan, tanpa sengaja ia ikut memotret adegan romantis yang ada di samping bagian belakang nya. "(Tunggu? Ini siapa yah?) ".
Ia mencermati kedua orang itu dan sadar itu adalah lelaki yang diincar nya selama bertahun-tahun untuk mendapatkan hatinya. Dengan tegas ia berbalik badan dan menghampiri mereka. "Marvel! ".
Pandangan keduanya beralih ke perempuan yang hendak mendekat. "Zurra? Ka-".
_SSRINKK!_
Perempuan itu dengan lantang menyiram wajah marvel yang hendak berdiri dengan air berbotol yang ia bawa. Gesya yang tak terima membalas itu dengan mendorong tubuh zurra hingga terhuyung ke belakangan.
"Maksudnya apa yah? ". Geram gesya.
"Maksud lo juga apa?! Lo mau ngajak ribut? ".
"Lo yang ngajak ribut, datang-datang kok langsung nyiram orang kayak gitu? ".
Zurra bangkit berdiri dan mendorong pundak gesya. "Dasar pelakor! Ngapain lo dekat-dekat marvel? Marvel itu punya gue duluan! ".
"Masa?! Buktinya sekarang dia jadi suami gue! Lo nggak usah ngaku-ngaku! ".
"Ck!. Dasar cowok brengsek! Lo pikir gue nggak cape ngejar lo dan sekarang gue malah terima ini? ". Bentak zurra ingin mendekati marvel namun di halang oleh sang gadis yang sedang bertengkar dengan nya.
"Heh! Santai dong! ". Ujar gesya tenang tapi terdengar mengancam, ia membalas dorongan perempuan itu. "Lo sebenernya siapa? Pacar suami gue? Atau hanya orang yang sok-sok memiliki? . Berani juga lo bilang suami gue brengsek! ".
"Dia emang brengsek! ".
"Lo juga brengsek, anj*ng! ".
"Udah-udah.... ". Ucap marvel menarik tangan gesya ke sisinya. "Zurra mendingan sekarang kamu pulang! ".
"Jelasin ke gue dulu ini maksudnya apa?! Kamu itu adalah milik ak-".
"Aku bukan milik kamu! ". Bentak marvel tegas. "Kamu jangan datang terus buat suasana jadi kacau yah?! ".
"Jahat kamu! Kenapa kamu nggak pernah peka?! ".
"Aku peka, zur!. Tapi ada satu laki-laki yang lebih mencintai kamu.... ".
Zurra membeku, matanya mulai berkaca-kaca. "Okey! Kalau itu mau kamu aku bakalan mengalah! Tapi jangan sampai kamu menyesali perbuatan kamu!. Aku nggak akan lupain kamu seumur hidup aku marvel, kamu ingat itu baik-baik!".
Zurra pergi meninggalkan cinta pertamanya dengan gadis yang tak ia kenal, hatinya terasa dendam sebab cinta nya yang berlangsung selama tak hanya satu tahun tak di terima.
Gadis yang masih marah itu mengambil jaket cardigan panjang milik marvel dan menyuruh nya untuk memakai jaket itu karena hari semakin malan dan semakin dingin. "Siapa sih perempuan itu? Apa kamu pernah menolak nya? Atau dia yang adalah cinta pertamamu? ".
"Bukan, dia zurra adalah orang yang selalu ngejar aku semenjak SMP tapi aku tolak".
"Pantes dia kelihatan marah dan dendam banget! Hati-hati kalau ketemu dia lagi pura-pura nggak lihat aja. Dingin nggak airnya? ".
Gesya mengambil tissue dari tas nya untuk mengelap air yang habis di lontarkan oleh perempuan tadi.
"Nggak per-". Ia ingin menolak namun gesya sudah tak menghiraukan kata-kata nya lagi.
Lagi dan lagi jantung marvel berdebar kencang, ia berharap tak ada yang mendengar detak jantung nya itu.
"Nah!. Gini kan enak dilihat".
Marvel menunduk merasa canggung, sebelum nya ia belum pernah merasa canggung yang berlebihan saat dekat dengan istri nya.
"Makasih yah? ".
Gesya bingung. "Makasih? Makasih buat apa?".
"Yah, makasih udah belain aku tadi, padahal aura labrak nya kamu nggak terlalu kelihatan".
"Tumben banget bilang makasih".
"Emang salah? Engga kan? ".
Istrinya memerhatikan pipinya yang memerah, "itu kok pipinya merah gitu?".
"Masa sih?, anjir lah!. Engg kayaknya karena suhunya udah tambah ekstrim ". Jawabnya dengan terbata-bata.
"Pulang aja yuk! Besok kan kamu harus kesekolah".
"Padahal langit nya masih indah banget, tunggu dikit lagi yah? ".
"10 menit aja yah? ".
"Iya! ".
Keduanya duduk kembali, baru beberapa detik ponsel gesya berdering. Ponselnya selalu sibuk begitu juga orang yang ada dikontak nya.
"Siapa yang nelpon? Ganggu aja! ".
Setelah mengangkat telepon nya, suara tangisan dari sahabat nya terdengar lirih dan hampir tak terdengar.
"Halo, ziv?. Ada apa kok kamu nangis? ".
"Aku dijodohin, sya!!! ".
"Hah? Serius? Sama crush mu itu yah? ".
"Bukan! Kalau sama Crush nggak mungkin aku nangis kayak gini".
"Tentu bisa, ziva!. Kan nangis terharu.... ".
"Gila lo yah? Orang lagi sedih gini jangan bercanda dong! ".
"Terus kalau bukan sama varo sama siapa lagi?".
"Lo harus kesini, biar gue bisa-".
Telepon itu dimatikan.
"Halo? , halo?, kok mati sih? ".
"Kenapa sahabat mu? ".
"Aku juga nggak tahu, vel!. Kayaknya aku harus kesana, rumahnya nggak agak jauh juga dari sini. Antarin aku kesana yah? ".
"Yaudah ayo.... ".
•Ziva real life•
"Kamu mau ngapain lagi ziva?! ". Bentak sang ayah menarik baju anak perempuan nya.
"Aku hanya pengen bebas papa! Aku nggak mau hidup ku kayak gini terus! Aku-".
_PPLAKK!!_
Ayah nya memukuli keras tubuh ziva menggunakan besi. "Udah mulai membantah kamu? Kamu tahu apa?! Ini demi perusahaan ayah yang sudah kamu hancurkan, ziva!".
"Aku nggak bisa terima pah! Ini sudah seperti ayah menjual aku ke lelaki yang papa pilih itu! Ziva nggak mau! ".
"Kamu nurut saja! Jangan kamu hanya jadi anak pembawa sial untuk keluarga ini! Dasar pembunuh! ".
"Ziva tahu mama meninggal karena ziva, tapi aku udah berusaha jadi anak yang berguna di keluarga ini dan berusaha untuk tidak menjadi anak yang membebankan keluarga ini, tapi apa? Pengorbanan aku hanya dianggap sepeleh! Mau aku lakukan apa yang kalian mau juga aku nggak pernah dianggap!".
"Kamu memang nggak pantas untuk dianggap! Gara-gara kamu keluarga kita hancur! Gara-gara kamu keluarga kita jadi susah! ".
"Benar itu!. Gara-gara kamu juga Cita-cita aku jadi terhalang! Kenapa mama harus melahirkan anak yang nggak berguna seperti kamu?! ". Salah satu kakaknya mendorong kursi roda nya dari dalam rumah.
Disemak-semak gesya dan marvel mengintip apa yang terjadi saat itu juga. "(Jadi selama ini kakak-kakak nya ikutan membully?) ". Batin gesya.
"MATI SAJA KAMU, MATI! ". Sang ayah dengan teganya melontarkan perkataan itu, yang membuat hati ziva sakit.
Saat keempat kakak laki-laki nya ingin menganiaya salah-satu adik perempuan mereka itu, perbuatan tersebut langsung dicegah oleh seorang gadis muda, yaitu Celine. "Tega sekali kalian ingin memukuli Ziva!. Dia adalah adik perempuan kalian! ".
"Kamu bukan anggota keluarga kami!. Tidak usah ikut campur kalau kamu nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi".
"Memang aku bukan anggota keluarga kalian semua, tapi aku ini adalah sahabat Ziva! Salah kalau aku ingin membelah sahabat aku sendiri? ".
"Kamu adalah sahabat, atau dalang dari semuanya? ". Lirih gesya menatap tajam celine. "(Ziva, selama ini kamu sudah dekat dengan dalang terbesar. Celine, mau sampai kapan kamu berpura-pura?) ".
"Kok ngomong gitu?. Sya, jangan bilang kamu tahu banyak? ".
"Aku emang tahu banyak, makanya aku nggak terlalu mendekati celine. Sekarang aku diam dulu, aku tahu celine akan memanfaatkan waktu dimana beliau akan membuat sebuah konflik besar dalam persahabatan kita. Aku nggak ingin kita ikut campur sekarang, cara terbaik adalah pulang ke rumah! ".
"Kamu nggak ketemu Ziva dulu?. Kenapa kamu harus sembunyikan ini semua? Apa sebenarnya rencana celine? ".
Gesya mendorong tubuh marvel hingga terduduk di tanah. "Nggak usah kepo!. Kamu bukan siapa-siapa! Ayo pulang bunda ku masang CCTV dikamar kita jadi ketahuan kalau kita pulang nya kemalaman! ".
"Pantes kamu nggak mau pisah ranjang,ada CCTV ternyata. terus dirumah itu makai AC Sentral yah? Dingin banget!".
"Matamu picek? Kamu nggak lihat ada belasan AC yang dipasang dirumah? Kalau pakai AC Sentral yang ada lampu dirumah kelap-kelip karena nggak mampu bawa listrik nya! ".
"Santai! ".
"Santai gimana?! Pertanyaan mu itu bikin baku hantam! ".
"Nggak sopan yah ngomong kayak gitu ke suami, gue kan hanya pengen nanya aja.... ".
"Yang masuk akal! Pulang sekarang juga atau motormu ku buang ke jurang pembuangan tai tikus situ?! ".
"Nggeh! Yok lah! Piye to, dari tadi marah-marah mulu.... ".
Agar tak ketahuan, mereka berdua berjalan jongkok agar tak terlihat oleh orang-orang yang masih sibuk memaki dan membelah. Perjalanan mereka menempuh jarak panjang dan hanya terdapat pepohonan dan jalan angker, didepan mereka telah tumbang satu pohon beringin dan hanya tersisa jalan berbelok sebelah kanan. Marvel terlihat was-was untuk melewati jalan yang satu-satunya bisa mereka lewati.
"Pohonnya tiba-tiba banget tumbangnya, tadi nggak kayak gini, atau karena angin tadi? Disitu jalan pintas kan? Lewat disitu aja kalau begitu.... ".
"Itu memang jalan pintas, sya. Tapi jalan itu....".
"Jalan angker? Gue pikir laki-laki nggak percaya sama yang kayak gituan, udah nggak apa-apa lewat aja disitu! ".
"Kalau terjadi apa-apa jangan salahin gue! ".
"Serah! ".
Motor tersebut berbelok melewati jalan yang satu-satunya tersedia untuk dilewati, marvel lega karena tidak ada yang menghalangi saat dipertengahan, baru saja ingin menuju kota ada sebuah mobil dan beberapa gerombolan motor dengan plat yang marvel kenali tepat.
"Sya! Turun! ". Perintah marvel pada gesya yang masih kebingungan.
"Turun? Buat apa? Terus ini lagi ada pemakaman yah? Kok rame banget? ".
"Turun sekarang juga gesya! Cepat sebelum mereka lihat kamu! Sembunyi ketempat yang nggak bisa ditemukan! ".
"(Maksudnya, Marvel?.) ". Batin gesya. "Aku bisa sembunyi tapi pasti akan ada orang yang bisa temukan aku! ".
"Nggak usah banyak bi-".
"HAHAHA! ". Suara tertawa itu terdengar menggelegar di hutan belantara sepi. "Marvel, marvel, ketua geng Argos Rozegeng. Kamu sendiri yang sudah berjanji kepada kami bahwa jalan ini adalah jalur kami dan nggak bisa geng kalian yang nggak tahu diri itu masuk ke kawasan kami! ".
Gesya ingin kunjung turun dari motor, namun marvel mencegah nya untuk turun. "Jangan turun gesya! Bahaya! ".
"Jadi aku harus gimana? Lebih bahaya aku turun? atau terus bersama dengan kamu disini? ".
"Apa yang kamu mau, athlas?. Kami lewat kesini karena jalan disana terhalang pohon! ".
"Kamu boleh lewat disini, tapi perempuan yang kamu bawa itu serahkan pada kami! ".
"Jangan harap kalian bisa sentuh dia! ".
Tanpa basa basi dan hanya tersenyum sinis, athlas menyuruh satu orang untuk merebut gadis itu. Sebelum dirinya di tarik turun dari motor, marvel mencekram erat tangan nya.
"Kalian mau ngapain?! Jangan sentuh gue! ". Geram gesya.
"Ikut kami! ".
"Ha? Apa? Kalian mau minta tanda tangan gue? ".
"Sinting! Ikut kami! ".
Marvel dan suruhan athlas saling merebut gesya, athlas akhirnya ikut campur tangan suruhan nya itu. "Kamu sudah melanggar janji marvel! Serahkan wanita itu! ".
"Kalian boleh minta apa saja! Asalkan bukan istri gue yang jadi taruhan! ".
"Tapi aku mau dia, bangsat! ".
Perebutan itu semakin sengit, yang tadinya hanya dua orang yang merebut kini sudah bertambah menjadi banyak, dan pada sisi itu marvel berusaha sendirian untuk meraih gesya kepelukan nya.
"Marvel! Penting kan diri kamu! ".
"Aku lebih penting kan kamu gesya! ".
"Lepaskan aku marvel! ".
Athlas mulai tersenyum puas. Perlahan marvel melepaskan tangan gesya. "Sekarang!".
_PPLAKK!!_
Gesya menendang satu persatu orang yang menahan dirinya dan kabur kedalam hutan. Sementara marvel berkelahi dengan musuh geng bebuyutan sendirian. Pikiran nya terus bercabang-cabang, ia memikirkan bagaimana kalau gesya hilang didalam hutan.
"JANC*K!, ZERO CARI WANITA ITU SEKARANG JUGA!. JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!".
Perkataan itu menusuk telinga gadis yang kini di incar, membuat nya tak yakin tak akan ditemukan. Ia bersembunyi dibalik pohon rindang besar. "Aku harus telepon seseorang, tunggu seperti nya anggasta pernah ngasih aku nomor nya, aku harus minta tolong kedia".
Gesya tambah gelisah, telepon nya tak pernah diangkat dan seperti nya pertarungan diatas sudah sangat berbahaya untuk marvel karena athlas membawa sebuah pisau kecil terlihat dari kantung bajunya, setelah menelpon ke tiga kalinya telepon itu di jawab.
"Halo! Anggasta! Tolong in marvel! ".
"Tolongin apa? Gue lagi mandi! ".
"Marvel hampir mati! ".
"Lo ngomong apa, gesya?. Udah kayak pakai bahasa Sanskerta gue nggak ngerti! A-"
_TUT...TUT...TUT..._
"Habis lah! Jaringan disini nggak normal,sekarang harus gimana?".
"Cantik....kamu dimana?".
Jantung nya perlahan tak berdetak,tubuhnya terasa beku seperti air yang habis keluar dari kulkas selama beberapa minggu.
"Nggak usah takut atuh neng!. Saya bisa jaga kok!".
"(Najis! Om-om!. Gantengan marvel!)".
Pria itu ingin mendekati tempat gesya bersembunyi, "ZERO! BUBAR ADA POLISI JALAN KESINI!". namun panggilan dari ketuanya hendak membuat langkah nya terhenti dan berlari balik menaiki motor nya.
Gesya lega, nafasnya tidak teratur. "Huff selamat, keadaan marvel gimana sekarang? ".
Ia kembali mendengar suara polisi malam mengejar sekelompok geng motor yang adalah termasuk geng rival dari suaminya. Memastikan sudah aman baru ia kembali keatas. Ia hampir tak tahu arah jalan pulang, untungnya senter dari ponsel nya dapat menyinari jalan kemana harus ia tempui.
"Marvel! Are you okay? ". Gesya menghampiri suaminya yang lemah memegangi perutnya.
Marvel bersandar ke satu pohon dipinggiran jalan, menahan sesak nafasnya yang tersengal-sengal.
"Marvel! Lo nggak bakalan mati disini kan? ".
"Gu-gua nggak apa-apa, lo baik-baik aja? ".
"Marvel! Lo baru aja di tusuk! Jangan khawatirkan gue! ". Ucapnya seraya mengelus perut marvel yang bercucuran darah, air matanya mulai mengalir.
"Jangan nangis, sya. Gue nggak suka lihat kamu nangis ".
"Jadi ekspresi ku harus gimana? Masa gembira, kan nggak mungkin!. Lo masih kuat bawa motor kan? ".
"Gue nggak bisa, gue mau disini aja. Gue nggak kuat bawa motor".
"Yaudah, aku yang bawa motor yah? Masih sanggup berdiri kan? Atau mau aku gendong?".
"Ck!. Mau copy kata-kata gue? ".
"Pinjam aja. Ayo naik".
Motor itu digas kencang, seperti nya gesya hendak mengeluarkan jiwa-jiwa balapan nya. Sepanjang jalan aman, geng rival sudah tak berada didaerah itu hingga mereka sampai ketempat tujuan. Yang dibuat heran, yang mengejar geng rival tersebut ada dua mobil dan didalamnya ada dua orang, yang satunya pengemudi dan yang satunya hanya ikutan saja, padahal pak polisi melihat marvel sedang terluka namun tak ada satupun yang turun untuk menolong nya.
~Rumah sakit~
"Hanya ada satu cara".
"Apa hanya satu saja? Tapi apa itu? ". Tanya gesya.
"Operasi.... ".
"Nggak ad-".
"Langsung saja dokter".
Gesya memasang raut wajah khawatir, bukan karena takut marvel dioperasi, namun ia takut uang yang ada didompet nya habis.
"Seriusan? Tapi, vel. Ini bukan operasi kecil-kecilan uangnya juga nggak kecil-kecilan! ". Bisik gesya.
"Lu mau gue mati? ".
"Hii! Yaudah deh! Tapi pakai uang lu yah! ".
Gadis itu tersenyum lebar kearah dokter. "Hehehe, dokter seperti nya marvel setuju. Jadi boleh langsung dilakukan sekarang kan?".
"Tentu aja boleh. Tapi sebelum nya sudah daftar nama?".
"Sudah dokter. Tadi baru masuk langsung ke kasir buat daftar.... ".
"Baik!. Suster cepat larikan pasien ke ruang operasi, panggil beberapa orang rumah sakit untuk melakukan operasi!".
Beberapa suster kini masuk kedalam ruang operasi. Sehabis itulah hati gesya gelisah, ia ingin menelpon tante jasmine tapi ia masih berfikir tiga kali, apakah jasmine akan peduli? Bagi jasmine setelah menikahkan keponakan nya mereka akan lepas tangan.
"Permisi, kak. Kakak kenal keluarga dari pasien lelaki bernama marvel? Kami butuh tanda tangan dari keluarga".
"Eh saya yang akan tanda tangan".
"Mohon maaf tapi apa kakak adalah keluarga dari marvel so-".
"Lambat banget sih! Saya istri nya! ". Geramnya seraya merampas berkas yang harus ia tanda tangani. "Orang lagi pusing begini malah banyak tanya! Kenapa nggak sekalian nanya nama nenek moyang nya?! ".
"O-oh i-iya kak! Maaf kan atas ketidaknyamanan nya. Soalnya saya lihat-lihat kakak masih muda".
"Tau nggak dengan yang namanya awet muda? Udah daripada suster bikin saya tambah naik darah rendah darah mending suster pergi dari hadapan saya sekarang juga! Pergi! ".
Suster itu berjalan ketakutan meninggal kan gesya yang menahan emosinya.
"Huff, sabar-sabar. Sekarang aku harus mikir gimana caranya untuk bayar semuanya.... aku nggak mungkin minta tolong sama anggota nya, ini udah malam banget".
Sementara berfikir, gesya melirik seorang pria berjalan dengan anak perempuan cantik sekitar berumur dua tahun.
"Olin mau ayah bawa jalan-jalan kemana?".
Anak tersebut menunjuk-nunjuk ke kursi disamping mereka, anak itu belum bisa berbicara secara sempurna. Sang ayah kemudian duduk pada kursi yang ditunjuk anaknya, dan memangku nya. "Olin doakan bunda selamat, yah?. Nanti kalau bunda sudah sembuh olin bisa jalan-jalan bareng bunda".
Mata gesya berkaca-kaca, melihat ayah dari anak itu sudah tua dan mulai memiliki keriput serta rambut putih. Namun, walau sudah keriput tak ada satu pun keriput yang dapat menghalangi ketampanan nya dan tetap terlihat beribawa.
"(Bagaimana keadaan ayah dan bunda akhir-akhir ini? ) ". Benaknya memikirkan ayah dan bunda.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, gesya masih menunggu operasi suaminya selesai meskipun matanya mulai mengantuk. Ponsel nya berdering, ternyata yang menelpon adalah pembantunya di jakarta selatan.
"Halo, ada apa bi? Tumben jam segini belum tidur.... ".
"Non juga kenapa belum tidur? Bibi baru bisa buka ponsel sekarang, karena bibi lihat non gesya online jadi bibi telepon".
"Oalah, terus ayah sama bunda udah tidur? ".
"Udah, non. Tapi mereka pisah kamar lagi".
Hati gesya kelabu mendegar itu seperti keadaan cuaca dikota yang ia tinggali. "Mereka ada masalah apa lagi? Kasih tahu mereka, gesya nggak suka mereka pisah ranjang! ".
"Saya harus gimana lagi atuh, non?. Saya bukan siapa-siapa dan nggak berhak dirumah ini, saya hanya sekedar orang yang datang untuk jadi pembantu disini. Akhir-akhir ini juga tuan sama nyonya suka berantem, bibi jadi agak perasaan tinggal disini.... ".
"Maafkan orang tua saya yah, bi?. Aku juga nggak tahu harus berbuat apalagi. Udah dulu yah? Gesya mau tidur, lain kali kasih kabar tentang ayah bunda lagi okey? ".
"Iya, non. Selamat malam".
"Malam.... ".
Gesya menyandarkan kepalanya ke penyandar kursi, air matanya mulai jatuh setetes demi setetes diruangan yang sudah gelap dan tersisa satu lilin yang di nyalakan. "(Aku ingin tahu keadaan rumah ku sekarang. Punya orang tua sering berantem itu sakit, yah?. Tetapi bagaimana keadaan Marvel yang kehilangan peran orang tua sejak kecil?. Kalau aku menjadi marvel aku tidak akan menyayangi keluarga ku yang tak pernah menjadi rumah untuk ku) ".
Satu lilin saja bisa menerangi satu ruangan, mengapa satu keluarga tidak dapat menerangi satu hati?. Mungkin lilin bisa padam, tetapi bukankah memang pepatah nya sesuatu yang datang pasti akan pergi? Lilin juga seperti itu, lilin juga ada batas untuk menerangi. Luka itu bukanlah yang memiliki suara, sebab air mata jatuh tanpa suara.
Sedikit bicara tentang cinta Cerlyne dan Dirgantara, Cerlyne mempunyai masa muda dengan cinta berliku-liku. Kisah cinta cerlyne hebat, tak pernah ambil debat, namun pada akhirnya berpisah. Itulah fakta dari sesuatu yang datang pasti akan pergi, ia mencintai kekasih nya namun ia pula yang melepaskan nya karena desakan pernikahan nya dengan dirgantara. Paling penting adalah kita boleh mencintai dunia namun kita perlu terlebih dahulu mencintai diri sendiri.
________________________________ _____
*Bagaimana reaksi kalian?. Kalau ada koreksi jangan lupa berkomentar yah! 📩. Dan Terima kasih sudah membaca, jangan lupa juga like dan vote untuk meninggalkan jejak👣.
Temukan saya di:
Tiktok: @yihana_123
Instagram: @yihana_123
Facebook: @Yihana Gicel