Subgenre: Wanita Kuat · Second Chance · Love Healing
Tagline pendek: Kisah tentang aktris yang hidup lagi — dan menemukan cinta manis dengan CEO muda, si sponsor utama dalam karirnya
Sinopsis:
Cassia adalah aktris A-class yang hidupnya terlihat sempurna — sampai semuanya runtuh di puncak kariernya.
Cinta yang disembunyikan, jadwal padat tanpa jeda, dan skandal yang merenggut segalanya.
Namun ketika takdir memberinya kesempatan untuk hidup lagi, Cassia hanya ingin satu hal: menjauhi orang-orang toxic di sekitarnya dan pensiun jadi artis.
Ia ingin menebus hidup yang dulu tak sempat ia nikmati — dengan caranya sendiri.
Tapi siapa sangka, hidup tenang yang ia impikan justru membuka pintu ke masa lalu yang belum sepenuhnya selesai… dan pada satu sosok CEO muda yang selalu mendukungnya selama ini dan diam-diam menunggu untuk menyembuhkannya.
💫 Ayo klik dan baca sekarang — ikuti Cassia mengubah takdirnya dan menemukan cinta yang benar-benar menenangk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 - Max atau Felix, siapa yang Cassia pilih?
Ada keheningan yang panjang dan menyesakan di koridor depan unit apartemen Cassia.
Mau tak mau Cassia ikut merasa kikuk, tidak bisa berbuat apapun selain diam mengamati dua orang pria di depannya, yang masih mengeluarkan aura permusuhan.
Felix yang sudah bangun dari tempatnya terjatuh kini kelihatan sekali ia menahan emosi dengan cara mengepalkan tangannya. Max masih sama, berdiri tegak terlihat tenang, sesekali merapihkan kerahnya.
"Pak Maximillan maafkan tindakan kasar saya tadi. Lipsticknya bisa anda berikan ke saya sekarang dan pergilah. Seperti yang saya katakan sebelumnya ini sudah malam, sebaiknya anda pulang." Sekarang nada bicara Felix sudah diturunkan sedikit, sepertinya ia berhasil meredam emosinya sendiri.
"Saya maafkan. Tapi saya menolak." Jawaban tidak biasa Max mampu membuat suasana naik tegang kembali.
"Apa?!" Felix menggertakan giginya kesal.
"Lipstick ini milik Cassia dan saya juga datang ke rumah Cassia. Kenapa saya harus mendengarkan anda sementara Cassia saja tidak menyuruh saja pergi?" Kata demi kata sengaja diucapkan Max sepertinya bertujuan mengguncang emosi Felix naik lagi.
Tentu saja itu berhasil. Felix yang dikuasai amarah lagi, berbicara kepada Cassia.
"Cassia ambil lipsticknya dan minta Pak Maximillan pergi!"
Tadinya ia pasrah jadi penonton, kini harus ikut terbawa dalam medan perang. Karena sekarang dua pria itu bukan lagi sedang melakukan percakapan biasa, melainkan adu kekuasaan. Dan Cassia lah hadiah dari adu kekuasaan itu.
Kepada siapa Cassia perlu memihak?
Max tersenyum menawan saat Cassia datang ke arahnya dan mengambil lipstick di tangan
Cassia ikut tersenyum dan sedikit menyentuh tangan besar itu agak lama. Cassia ingin sedikit berakting sekarang.
"Anda punya hobi yang imut ya Cassia, tapi saya tidak masalah. Apapun yang anda tinggalkan akan saya ambil dan berikan kembali kepada Cassia." Ucap Max yang langsung menangkup tangan kecil Cassia yang menggodanya. Lalu diciuminya punggung tangan Cassia sebagai godaan balasan.
Cassia merasakan makna lain dari cara Max mengembalikan lipstickya ini. Terlebih, Max sangat mengerti apa yang diinginkan Cassia sekarang.
Yah, Cassia ingin berakting menyambut godaan Max untuk membuat Felix kesal.
"Cukup!" Felix semakin meradang marah.
Ingin sekali ia memukul Max membabi buta, namun baru selangkah ia maju tatapan tajam Max cukup mampu membuat Felix merinding. Ia mengurungkan niat berduel, memilih membujuk Cassia saja.
"Sekarang lipsticknya sudah dikembalikan kan? Pak Maximillan, saya akan membiarkan hari ini sebagai kesalahpahaman saja, jadi saya harap anda bisa pulang sekarang. Ayo Sia kita masuk ke rumah." Kali ini Felix mengatakannya dengan sedikit sopan, dan berusaha menarik tangan Cassia satu lagi. Karena yang satunya masih dalam genggaman tangan Max.
Baik Felix maupun Max tidak mau mengalah. Cassia bisa melihat tatapan sengit yang keluar dari dua pasang mata mereka berdua.
Ck! Dua pria ini benar benar! Mereka berdua pikir tanganku itu mainan yang diperebutkan apa?
Cassia melepaskan tangannya dari kedua pria itu. Mulai malas dalam keadaan seperti ini Cassia ingin mengakhirinya dengan segera.
Dengan melipat kedua tangannya di dada, Cassia mengambil alih medan perang.
"Tidak Felix. Kamu yang pulang. Akan ku hubungi kamu lagi di telepon."
Sebelum Felix sempat menyampaikan keberatannya, Cassia beralih ke Max yang sudah lebih dulu tersenyum penuh kemenangan.
"Max, sebagai ucapan terima kasih, apa anda mau mampir untuk minum sebentar?"
Bersambung
ih nusuk juga