NovelToon NovelToon
KEKUATAN 9 BATU BINTANG

KEKUATAN 9 BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sunardy Pemalang

***

Thantana sangat terkejut. Ketika tiba tiba sembilan batu yang berada di telapak tangan kanannya, satu persatu menerobos masuk ke dalam tubuhnya. Melalui lengannya, seperti cahaya menembus kaca dan terhenti ketika sudah berada di dalam tubuh Thantana.

Proses ini sungguh sangat menyakitkan baginya. Hingga, sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, Thantana mengibas ibaskan lengan kanannya, sembari tangan satunya lagi mencoba menarik sisa sisa batu yang mesih melekat pada telapak tangannya itu. Namun, semakin ia menariknya, rasa sakit itu semakin menjadi jadi. Dan di titik batu ke sembilan yang menerobos masuk, pada akhirnya Thantana jatuh tak sadarkan diri kembali...?

**kita lanjut dari bab satu yuk...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunardy Pemalang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEKTE CAHAYA (Jyotisangha)

Jyotisangha atau sekte cahaya, atau bisa di sebut juga perkumpulan cahaya, terletak di tengah tengah kota Bhasnagar yang artinya kota cahaya. Sekte cahaya ini di dirikan oleh 7 orang berkekutan pecahan batu, kurang lebih seratus tahun yang lalu dan mempunyai 8 bangunan atau gedung. Di antara gedung atau bangunan itu, 7 bangunan yang lebih kecil untuk tempat belajar para siswa atau murid. Serta memiliki satu bangunan utama sebagai tempat hunian bagi keluarga pendiri Sekte cahaya tersebut, atau bisa di katakan tetua sekte. Di sekte cahaya ini, mempunyai 6 tingkatan pendidikan, dan di setiap satu bangunan adalah untuk satu tingkatan. Sedangkan bangunan ke 7 adalah untuk tempat pemusatan murid menuju kelulusan di sekte cahaya tersebut. Siswa akan di nyatakan lulus jika bisa menguasai kekuatan dari tingkat satu sampai enam, setelah menjalani beberapa tes dari ke tujuh guru di sekte itu.

Sekte cahaya yang berada di kota cahaya ini, masih berada di bawah kekuasaan kerajaan Agraanila atau kerajaan puncak angin. Yang letaknya di sebelah selatan kerajaan tersebut. Dan menjadi salah satu tempat atau pilar bagi kerajaan puncak angin. Sebab, sekte cahaya ini sudah banyak menelurkan atau membuahkan anak anak muda yang berkekuatan tanpa pecahan batu dan menjadi prajurit prajurit di kerajaan Agraanila. Bahkan banyak anak anak dari pejabat pejabat negara yang tidak memiliki kekuatan, menyekolahkan anak mereka di sekte cahaya, guna menuntut ilmu serta kekuatan di sana, sehingga nantinya bisa berguna bagi kerajaan.

Next:

Di lapangan latihan bangunan ke 6 atau kelas 6 sekte cahaya, terlihat beberapa siswa sedang berlatih olah kanuragan dan menunjukkan kekuatannya yang telah mereka pelajari dari kelas satu hingga kelas 6 ini. Terlihat ada tiga orang yang cukup menonjol di antara mereka, yang sedang berlatih di lapangan yang berbeda dari murid murid yang lain. Sebab tiga orang ini sedang berlatih dengan bertarung sungguhan antara mereka, dengan tanpa pengawasan dari gurunya. Salah satu murid yang berbadan tinggi besar dengan rambut panjang di kuncir kebelakang, meneriakan kata ejekan terhadap lawan tandingnya...?

"Hahaha.. cuma segitu saja kekuatanmu,Ekata?" ucap pemuda yang rambutnya di kuncir itu, setelah dengan mudahnya memblokir serangan cahaya yang di lancarkan oleh pemuda yang di panggil dengan nama Ekata yang artinya anak sulung itu.

Mendengar ejekan tersebut serta serangannya yang di blok, Ekata hanya tersenyum. Kemudian sekali lagi ia melompat dan menyerang pemuda berkuncir itu dengan mengeluarkan cahaya dari telapak tangannya secara beruntun.

"Wussss... wussss... slapppp... "

"Boom.."

"Duuarrr.. "

Sekali lagi, serangan serangan Ekata berhasil di blok. Bahkan serangan yang terakhir, bisa di kembalikan ke arah Ekata dengan memantulkan cahaya itu mengunakan cahaya berbentuk perisai milik pemuda berkuncir itu.

"Sialll.. hampir saja aku terkena cahaya dari seranganku sendiri, untung aku bisa menghindarinya?" gumam pemuda bernama Ekata itu.

"Hahaha.. sudahlah Ekata, kamu mengaku kalah saja dari pada aku bikin babak belur nanti?" ejek pemuda berkuncir itu sekali lagi terhadap Ekata.

"Baru satu keahlian aku tunjukkan, kamu sudah merasa menang Fazwan?" jawab Ekata, atas perkataan pemuda berkuncir yang ternyata bernama Fazwan, yang artinya tinggi itu.

"Baiklah kalau begitu! Aku akan lihat sampai dimana jika seluruh kekuatanmu kamu keluarkan. Sekarang tahan seranganku ini Ekata!" kata Fazwan kemudian. Dan dengan secepat kilat Fazwan melompat ke arah Ekata yang sejak tadi sudah bersiap dengan kuda kudanya.

"Wussss"

"Slappp"

"Srebettt"

"Srebettt"

Kilatan kilatan cahaya seperti mata pedang, keluar dari ayunan ayunan tangan Fazwan dan melayang menuju arah Etaka yang langsung menghindar serta sesekali memblok cahaya itu yang tidak bisa ia hindari.

"Dastttt.. Duarrrr...?

Terdengar suara dari cahaya yang di blok oleh Etaka itu, yang langsung hilang setelah kena blok.

Begitulah, mereka berdua Etaka dan Fazwan terus bertarung menunjukan kekuatan mereka masing masing, hasil dari belajarnya selama ini dari kelas satu hingga kelas enam. Sementara Satu temannya lagi, yang sejak tadi hanya memperhatikan mereka berdua bertarung, pada akhirnya pergi meninggalkan mereka di lapangan latih tanding tersebut. Namun baru saja beberapa langkah pemuda itu berjalan, tiba tiba...?

"Hai Ishwar. Kamu mau kemana? Mau meninggalkan kami berdua bertarung di sini, heh?" kata sebuah suara yang ternyata suara dari Etaka.

Mendengar teriakan dari temannya itu, pemuda yang bernama Ishwar ini berhenti melangkah, kemudian membalikkan badannya dan berkata...!

"Aku bukan pengawas atau wasit bagi kalian. Sebaiknya kalian tunjukkan itu di hadapan para guru nanti di kelas tujuh?"

"Halahhh..Ishwar, Ishwar! gitu saja ngambek kamu? Ya sudah, ayo kita keluar dari sini dan cari sesuatu yang menyenangkan di kota?" kata Fazwan, menimpali ucapan Ishwar yang nampaknya kecewa karena di cuekin dan di anggap seperti wasit oleh Etaka dan Fazwan.

Namun, baru saja Fazwan selesai bicara. Dari arah belakang Ishwar tiba tiba muncul seorang remaja dengan tergopoh gopoh dan menyampaikan bahwa ayah dari Fazwan datang ke sekte untuk bertemu dengan anaknya itu.

Mendengar penuturan dari pemuda tersebut, wajah Fazwan langsung berubah sumringah. "Ayah datang artinya uang jajan datang juga" pikirnya dalam hati. Kemudian ia mengajak dua temannya yaitu Ekata dan Ishwar untuk bersama sama menemui ayahnya. Tidak lama kemudian mereka bertiga sudah menghadap ayah dari Fazwan di dalam ruang tamu di gedung utama sekte cahaya itu.

Terlihat ayah dari Fazwan yang sudah menunggu anaknya itu, sedang duduk di temani guru pembimbing kelas 6 dengan wajah yang nampak gelisah.

"Ayah? Paman Rashaun? paman Rashaun?" kata Fazwan, Ekata serta Ishwar hampir bersamaan, begitu memasuki ruang tamu dan melihat ayahnya Fazwan.

Mendengar panggilan itu, ayah dari Fazwan ini, yang ternyata adalah Panglima Rashaun, segera menengok ke arah anaknya yang datang bersama dua temannya itu. Lalu menyuruh mereka bertiga untuk duduk di kursi kosong yang ada di hadapannya. Setelah tiga anak muda ini telah duduk, panglima Rashaun ini memulai berbicara terhadap anaknya.. ?

"Ayah datang kesini bukan cuma untuk menjenguk kamu Fazwan. Tapi ayah datang kesini karena ada urusan yang penting yang harus ayah sampaikan terhadap tetua sekta!" kata ayah dari Fazwan itu, terhadap anaknya.

"Maaf paman...! Memang urusan penting apa sih paman, sampai harus paman sendiri yang datang kesini?" celetuk Etaka tiba tiba, sebelum Fazwan bereaksi terhadap ucapan ayahnya.

Ayah dari Fazwan ini menoleh sesaat ke arah Ekata, kemudian melanjutkan bicaranya.

"Urusan ini penting buat di ketahui semua orang yang ada di sekte, bukan cuma tetua sekte saja, tapi juga para murid. Nanti akan saya katakan setelah tetua sekte sudah ada di sini?" jawab Rashaun, ayah dari Fazwan itu seolah menjawab pertanyaan dari Etaka.

Tidak lama kemudian, setelah panglima Rashaun itu menyelesaikan perkataannya, dari arah dalam gedung utama sekte itu, datang seorang kakek tua dengan rambut serta jenggot panjang yang sama sama sudah memutih namun masih terlihat gagah. Kakek tua ini adalah tetua sekte cahaya sekaligus pendiri sekte yang usianya sudah mencapai 135 tahun. Kakek ini bernama Ghanesh yang artinya pemimpin.

Setelah kakek Ghanesh ini sudah duduk di antara mereka, kemudian panglima Rashaun mengutarakan maksudnya datang ke sekte cahaya tersebut. Panglima Rashaun ini, mengatakan Jika kerajaan sekarang sedang dalam ancaman teror dari orang atau makhluk hitam dengan kekuatan batu hitam, yang sekarang sudah sering menampakkan diri di beberapa desa serta kota di bawah kekuasan kerajaan Agraanila. Panglima Rashaun ini memperingati pihak sekte supaya berhati hati dan waspada, khususnya bagi para siswa supaya tidak keluar dari wilayah sekte pada malam hari dan sendirian.

Begitu mendengar perkataan dari Panglima Rashaun. Fazwan, Ekata serta Ishwar sangat terkejut. Lain halnya dengan kakek Ghanesh serta guru pembimbing kelas 6 yang sepertinya sudah mengetahui akan hal tersebut, terlihat hanya manggut manggut saja, tanpa ekspresi yang berarti. Namun tetap mengapresiasi panglima Rashaun dengan rasa terimakasih yang tinggi, atas perhatiannya terhadap sekte cahaya...

*****Bersambung*****

1
Naomi Leon
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Sunardy Pemalang: Hai naomi, terimakasih atas support dan dukungannya ya di cerita aku..
Sunardy Pemalang: Makasih banyak ya, atas supportnya.. nantikan cerita selanjutnya ya.. 🙏
total 2 replies
Devan Wijaya
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Sunardy Pemalang: Hai devan, terimakasih atas support dan dukungannya di cerita aku ya..
Sunardy Pemalang: Terimakasih ya.. oke,, saya akan segera menerbitkan bab selanjutnya.. di tunggu ya..
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!