NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Astaghfirullah, ibu ..." Lirih Syifa dengan hati yang terluka.

Setelah melempar baju-baju kotor itu, Rita dengan santainya melenggang pergi begitu saja tanpa merasa bersalah sedikitpun. Berbeda dengan Harun yang bisa mengerti dengan kondisi menantunya sehingga ia rela sepulang dari sawah menyapu halaman rumah dan menyirami tanaman.

"Fani, mau kemana kamu?" tanya Harun saat melihat putrinya berdandan menor, memakai high heels serta menenteng tas ditangannya.

"Mau maen sama temen, Pak."

"Teman yang mana? pria atau wanita?"

"Wanita, Pak. Teman-teman circle ku dulu."

"Apakah mereka teman-temanmu yang suka ngajakin kamu mabuk itu?"

"Hmm, bu-bukan, Pak." jawabnya dusta.

"Bener??"

"Bapak nggak percaya sama aku?"

Harun meletakkan sapunya, ia mendekat ke arah Fani.

"Karena bapak curiga dengan cara kamu berpenampilan seperti wanita yang nggak bener,"

"Nggak bener gimana? Bapak iihhh ...??"

"Udah sekarang kamu masuk lagi ke rumah! karena bapak tidak mengizinkanmu pergi!"

"What? bapak ingin mengurungku?"

"Di rumah banyak kerjaan! disaat Syifa harus istirahat, maka kamu lah yang seharusnya menggantikan dia! Bukan malah pergi keluyuran yang nggak jelas!"

"Tapi, Pak? Teman-temanku sudah pada nungguin dari tadi, Masa iya sudah ditungguin malah nggak jadi?"

"Pokoknya bapak nggak ngizinin kamu pergi, masuk rumah lagi!"

"Ibu ... Bapak jahat, Bu ..." Adunya dengan teriak.

Merasa di panggil oleh putrinya, Rita langsung keluar rumah menghampiri "Fani, ada apa teriak, teriak?"

"Ini Bapak, Bu. Tidak mengizinkanku untuk jalan sama teman-temanku,"

"Kalau bapak tidak mengizinkan, maka ibu yang mengizinkan, sana kamu pergi!"

"Yeaay ... Ibu dari dulu memang sayang aku," ungkapnya dengan senang.

"Tidak bisa! di rumah ini kepala keluarganya adalah Bapak bukan Ibu!"

"Tapi ibu juga punya hak untuk mengizinkan anak-anak pergi!" jawab Rita tegas melawan suaminya.

"Keputusan valid tetaplah di tangan bapak, kalau kalian masih nekat, maka siap-siap saja uang nafkah dari bapak stop mulai dari sekarang!"

"Bapak nggak bisa gitu dong?! Apa masalahnya sih cuma ngizinin Fani pergi cari kesenangan bersama teman-temannya? Mengingat dia baru ada masalah dengan suaminya, kalau Fani terlalu menderita ibu takut Fani jadi stress nanti,"

"Ini nih, sikap ibu yang selalu salah dalam mendidik Fani, makanya dia jadi bertingkah seenaknya tanpa memperdulikan orang lain dan juga hidupnya sendiri jadi berantakan. Kali ini bapak nggak bisa diam terus!"

"Berantakan gimana, Pak?" Sahut Fani.

"Sering ribut sama suamimu, bentar-bentar pulang kesini dan ini yang paling fatal sampe Nak Prio membiarkanmu begitu saja tanpa dijemput kesini."

"Apabila di jemput pun aku juga ogah kembali ke rumahnya mas Prio, harus ngerjain semua pekerjaan rumah lah, sering di atur-atur lah, nggak boleh gitu, nggak boleh gini, ah capekkkk ..."

"Fani, dengar baik-baik! Dalam Islam itu seorang istri wajib taat pada suaminya selagi perintahnya tidak melanggar agama maka kamu wajib nurut dan bakti padanya! Dan menurut bapak, Nak Prio itu baik kok, mungkin kamu aja yang susah dibimbing??"

"Wajib taat? Oh No! Itu namanya penjajahan suami terhadap istri."

"Terserah! Bapak capek berdebat dengan kalian terus, mending sekarang bapak baca Qur'an saja!"

"Ya udah sana! Tapi aku tetap mau pergi!" kata Fani.

"Sekalinya kamu berani melangkahkan kaki keluar dari rumah ini, maka jangan kembali! bapak nggak mau punya anak yang susah diatur!" ujarnya lalu masuk ke dalam rumah begitu saja.

"Ibu, gimana ini?"

"Ibu nggak bisa bantu, untuk kali ini mau tidak mau kamu harus nurut dengan perintah bapak."

"Ah ibu, kalau aku nggak jadi pergi, teman-temanku pasti kecewa, Bu?!"

"Biarkan! pokoknya ibu nggak mau uang belanja ibu di stop oleh bapak."

"Ibuuuuu ..."

"Terserah! Tinggal kamu pilih mau tetap pergi tapi tidak boleh kembali, atau tetap dirumah saja duduk manis?!"

"Ya udah, ternyata ibu sama saja dengan bapak, huhhh ..." gerutunya sambil memasuki kamarnya kembali.

~

Di kamarnya Syifa menahan kesakitan fisik dan juga hati, seharian ia tidak kemasukan nasi sedikit pun ke mulutnya, ia hanya bisa makan sepotong roti, madu dan juga susu, tapi asupan itu tak cukup membuatnya kembali fit bisa melakukan aktivitas apapun.

"Syifa, mana bajuku apakah sudah dicuci?" tanya Rita dengan keras.

"Maaf, belum Bu. Saya belum bisa bangun dari ranjang ini, bahkan untuk sholat saja saya harus sambil duduk dengan bertayamum, Demi Allah badan saya sangat lemah, Bu."

"Dasar menantu tak berguna! sungguh saya menyesal sudah merestui pernikahanmu dengan Fahri, huhhh ..." rutuknya semakin kasar dan menyakitkan.

Syifa terdiam, ia tak menjawab ucapan sang ibu mertua, ia membenamkan wajahnya ke dalam bantal sambil menangis perih atas sikap buruk Rita selama ini.

"Gimana kondisi Syifa, Bu?" tanya Harun saat melihat istrinya keluar dari kamar Syifa.

"Dia masih manja, nggak mau mengerjakan tugas-tugasnya lagi! tahu gini mending Syifa nggak usah hamil saja! Dasar ngrepotin!"

"Astaghfirullah, Bu? Emang ibu dulu nggak seperti itu apa?? waktu hamil Fahri dulu ibu juga gitu, malah lebih ngrepotin karena ngidam minta makan di restoran terus setiap hari, sampe uang tabungan bapak terkuras hanya untuk menuruti keinginan ibu saja yang sebenarnya bukan keinginannya si janin, ingat nggak sih??"

"Tapi kan ibu masih mau jalan kesana kemari, nggak gendong ranjang seperti Syifa itu,"

"Bawaan janin itu beda-beda, nggak bisa dibandingin, Bu!"

"Halah, itu pasti cuma akal-akalannya Syifa aja yang ingin bebas dari tugas di rumah ini, ibu tahu kok itu!"

"Jangan suka bersuudzon! Bapak rasa Syifa bukan wanita seperti itu,"

"Belaaa terooooossssss, jangan-jangan bapak diam-diam ..."

"Hust! Jangan berkata sembarangan! Lebih baik sana ibu masak buat makan nanti malam!" sambar Harun memperingatkan Rita.

"Assalamualaikum, aku pulang ..." Ucap salam Fahri saat memasuki rumahnya.

"Wa'alaikumussalam. Fahri, hari ini istrimu masih belum mau keluar kamar, dia dari tadi belum makan nasi, coba tawarin makanan apa yang dia ingini?"

"Iya, Pak. Aku masuk kamar dulu."

"Heum."

"Syifa ..." panggil Fahri dengan lembut sambil mencium keningnya.

"Mas, sudah pulang? Alhamdulillah." jawab Syifa juga langsung mencium punggung tangan suaminya.

Tanpa sengaja Fahri melihat mata Syifa sembab karena terlalu sering menangis.

"Kamu habis nangis, Sayang?"

Syifa tidak menjawab, ia hanya bisa menundukkan kepalanya sambil mengingat semua ucapan Rita yang begitu menyakitkan padanya.

"Syifa, apakah ibu dan dek Fani masih berbuat buruk padamu?"

Seketika Syifa menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami sambil menangis meluapkan kesakitannya.

"Mas tahu, air mata kamu ini pasti ulah dari ibu ataupun dek Fani. Kalau memang dengan tinggal disini kamu tersiksa terus, lebih baik besok kita cari kontrakan saja, jujur Mas ikut sakit apabila setiap hari harus melihat kamu nangis gini, Sayang?"

"Aku nggak bisa apa-apa, Mas. Maaf, kalau disisi Mas aku juga banyak merepotkan, hiks ..."

"Ngomong apa sih, Sayang? Kamu kan lagi hamil mengandung buah hati kita berdua, jadi apapun yang kamu rasakan, otomatis mas harus tanggung jawab ikut merasakannya juga," tenangkan Fahri sambil menyeka lembut air mata Syifa yang jatuh membasahi pipi.

"..."

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!