NovelToon NovelToon
TANTE VIVIANNA

TANTE VIVIANNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:58.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Sepeninggal kedua orang tuanya, Dennis harus menggantungkan hidupnya pada seorang janda kaya bernama Vivianna. Sehari-harinya Dennis bekerja menjadi asisten pribadi Si Tante, termasuk mengurusi pekerjaan sampai ke keperluan kencan Tante Vivianna dengan berbagai pria.
Sampai akhirnya, Dennis mengetahui motif Si Tante yang sesungguhnya sampai rela mengurusi hidup Dennis termasuk ikut campur ke kehidupan cinta pemuda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

“Enak Tante?” tanyaku agak ragu. Kalau di lidahku sih, masakanku nggak enak ya. Padahal cuma masak sup, tapi kenapa rasanya asin doang nggak berasa bumbu. Masalahnya, di rumah ini, hanya ada garam, gula dan royco. Padahal kalau lihat tutorial yutub, ada bawang putih, pala, dan bawang goreng segala. Mana daun bawangnya nggak ada.

“Bisa dimakan.” Kata Tante Vivianna sambil menyuapkan beberapa sendok sup bikinanku.

Dan aku baru menyadari kalau seharusnya kulit wortelnya dikupas dulu. Rasanya jadi agak pahit.

“Kamu nggak makan?” tanya Tante Vivianna. Herannya, dia menghabiskan semuanya.

“Nggak enak.” Kataku spontan.

“Hm.” gumam Tante Vivianna. “Rasanya lebih alami karena tidak ada campuran apa pun. Mungkin kamu terbiasa pakai bumbu instan yang kaya rasa. Kalau dulu di kampung ya rasanya begini.”

“Tante orang kampung toh?”

“Sukabumi jauh ke pedalaman.”

“Tapi kok nggak bisa masak?”

“Memangnya kalau gadis desa harus bisa masak ya? Patriarkis sekali kamu.” Tante malah berbalik bertanya padaku dengan wajah sinis.

“Ya bukan begitu, tapi nggak lazim saja.” Balasku.

Terdengar dengusannya, tanda kalau ia mengejekku. “Karena bapak saya lurah, jadi kami memiliki beberapa pembantu.” Jelasnya. “Jujur, saya hanya memasak sekali, mie instan, untuk Almarhum suami saya. Sisanya saya suruh ART.”

Aku nyengir. “Seharusnya tante tidak menghabiskannya, nanti sakit perut.”

“Saya habiskan karena kamu sudah bersusah payah.”

Tak terbayang jantungku ini rasanya hampir mencelos keluar. Kok rasanya aku bahagia banget ya? Padahal itu hanya kata-kata sederhana.

“Tante, sampai saya bisa masak, untuk sementara beli dulu ya di luar.” Tawarku. Jelas kalau Boss ku bersikap semanis ini, aku tak ingin dia merasakan makanan yang apa adanya ada apa-apanya. Rasa bersalah dalam hatiku langsung timbul soalnya. “Saya janji nggak lama-lama, seminggu saya sudah bisa beberapa macam pokoknya.”

“Kalau bahan yang fresh, di dekat komplek ada pasar, tapi bukanya malam, karena mereka rata-rata suplier.”

“Oke, ada sepeda atau motor nggak?”

“Belum ada, kalau kamu mau beli motor ya besok kita ke dealer.”katanya. “Kenapa kamu nggak pakai mobil aja?”

“Susah parkirnya, pasti tempatnya sempit. Terus, saya nggak bisa nyetir.” Kataku.

“Saya pesan online saja, saya kenal marketing showroom di-“

“Jangan yang mewah-mewah, nanti sayurnya dimahalin kalau tahu saya pake motor mewah. Yang biasa aja, tante.”

Tante Vivianna pun terdiam, sepertinya dia sedang kebingungan dengan requestku. “Kamu cari sendiri aja, nanti kalau sudah ketemu saya transfer uangnya ke salesnya.”

Aku pun tersenyum.

Kini saatnya... pekerjaan rumah.

Kalau kata ibuku, yang pertama harus dibersihkan dalam sebuah rumah adalah Kamar Mandi dan Dapur.

Aku bersih-bersih hal-hal basah sampai bajuku lembab, antara deterjen, keringat dan air muncrat. Ditambah, aku lapar lagi. Jadi selesai menyikat beranda lantai atas, aku mandi di dekat sana. Kulongok ke bawah, Tante lagi menyortir pakaian.

Oh begini ya rasanya mandi di kamar mandi yang kita bersihkan sendiri. Rasanya lebih puas ya. Sambil melihat bagian mana yang masih ada nodanya, aku pun menyabuni diriku.

“Denniiiis?” kudengar Tante berseru dari bawah.

“Iyaaa?”

“Kamu mandi?”

“Iyaaa.”

“Sudah bawa handuk kan?”

Aku pun diam.

Kebiasaan emang.

Secara di rumahku jemuran handuk ada di samping kamar mandi jadi tinggal buka pintu ulurkan tangan dan dapatlah itu handuk.

“Kamu dari rumah nggak bawa handuk?” tanya Tante Vivianna.

Aku pun mengernyit. Kan disuruh nggak bawa apa-apa dari rumah. Jadi ya hanya bawa barang seadanya.

“Nggak.” Kujawab saja begini.

Tak ada kalimat lagi dari lantai bawah.

Lalu kudengar langkah kakinya ke lantai atas, menaiki tangga. Dari bunyi langkahnya, tampaknya ia sedang mengenakan sandal rumah dengan bulu-bulu dan aksen permata yang kulihat di kamarnya tadi.

Dan pintu kamar mandiku pun diketuk.

Aku membuka pintu itu beberapa senti dan melongok. Ia mengulurkan sebuah handuk padaku. Warna pink.

“Nanti sore temani saya ke supermarket cari kebutuhan rumah ya. Sementara kamu pakai dulu handuk saya.”

Iya.” Kataku sambil mengulurkan tanganku dan mengambil handuk itu dari tangannya.

“Tadinya saya mau bilang kalau kamar mandi di atas jangan dipakai dulu karena pint-“

GUBRAKK!!

Pintu kamar mandi terlepas dari engsel dan langsung jatuh berdebam di lantai.

“...tunya sudah mau lepas, soalnya ditendang Nelson waktu itu.”

Tante Vivianna bilang begini sambil menatapku yang tidak sempat menutupi tubuhku dengan handuk pink.

Kamu berdua bertatapan, lalu menatap pintu yang lepas itu, teronggok di lantai.

“Kenapa... si Nelson bisa tendang pintu?!” aku masih kaget. Tapi harus bertanya.

“Dia selingkuh sama ART saya, saya pergoki, berantem, dan dia tendang pintu.” Tapi tatapan Tante Vivianna ke arahku. Menunduk sedikit.

Aku pun sadar kembali dan menyelimuti pinggangku dengan handuk.

“Oke, jadi itu penyebab kalian putus.” Aku cengar-cengir. “Perkakas disimpan di mana?”

“Itu dia. Saya nggak tahu pasti.” Kata Tante Vivianna sambil tersenyum padaku. Tampak di balik senyumnya ia sedang berusaha menyembunyikan kekagetannya.

Dan diriku pun menarik nafas panjang. Otakku menambahkan Kotak Perkakas set lengkap, Bor listrik, dan tangga ke dalam list belanjaan.

**

Kami menuju supermarket jam 3 sore. Aku mengetik di notes hapeku, isinya mengenai daftar belanjaan sekaligus bumbu-bumbu yang harus ada di dapur. Tak lupa perkakas kumasukkan ke dalam daftar.

“Sudah berapa lama Tante tinggal sendirian?” tanyaku.

“Sekitar 3 bulan.”

Aku mengangguk. “Om Ikhsan nggak bantuin beres-beres?”

“Dia malah ngomel-ngomel kenapa rumah saya bisa sekotor ini.” Terdengar dengusan dari Tante Vivianna. “Katanya rumah dengan penampilan beda jauh. Dan kondisi rumah adalah penampilan saya yang sesungguhnya.”

“Tapi dia bertahan sama Tante.”

“Kemarin saya putusin, saya yang nggak tahan. Dia ngomel terus. Pusing saya.”

Hal itu menjawab pertanyaan sekilas di benakku, kenapa wajah Tante sembab saat menjemputku.

Kami diam sebentar sampai Tante kembali bertanya padaku.

“Kamu orang yang seperti apa? Apa hobi kamu?”

“Saya orang biasa. Hobi saya olahraga sih. Apa pun saya jalani. Basket. Taekwondo, pencak silat, sampai Paskibraka. Saya sih pinginnya jadi TNI tapi ayah nggak suka saya jadi aparatur negara. Dia lebih suka saya jadi pengusaha seperti dirinya, atau pegawai kantoran.”

“Oh.”

“Kayaknya Tante tahu kenapa ayah saya melarang?” Aku sedikit memancing-mancingnya.

“Karena Kakak saya meninggal dalam konflik di Papua. Yang kembali ke Jakarta hanya tengkorak kepalanya.” Kata Tante. “Waktu itu saya dalam kondisi depresi ditinggal suami saya, jadi ayah kamu yang mengurus pemulangan dan pemakaman kakak saya.”

Aku berhenti berjalan beberapa lama.

Karena kaget.

Pertama, dalam kondisi depresi dia harus mendengar kabar duka lain. Apa tidak makin stress?

Kedua, aku tahu effort ayahku yang segitu besarnya pasti tidak akan diridhoi ibuku. Apa pun alasannya. Jadi kemungkinan saat membantu Tante Vivianna, dia izinnya dinas luar.

“Dan karena itu, saya harus meminum beberapa obat tambahan agar bisa tertidur. Katanya, kalau saya sadar, saya langsung teriak-teriak ngamuk.” Tante Vivianna terkekeh, tapi aku mendengar sekilas nada pedih.

“Kalau... saudara Tante yang lain, Apakah tidak ada yang bisa membantu?” tanyaku.

Tante Vivianna menghentikan langkahnya dan menatapku dengan suram. “Siapa yang mau membantu anak haram seperti saya? Selama ini hanya ada saya dan kakak saya. Kami berdua aib di keluarga kami. Derajat kami terangkat karena mantan suami saya. Saat dia meninggal, kakak saya meninggal, hilanglah cahaya hidup saya.” Katanya.

Ah, aku kini mulai mengerti.

Kenapa ayahku bisa sepeduli itu pada Tante Vivianna.

Mereka senasib.

Karena kabarnya,

Ayahku juga anak yang tidak diinginkan.

Hasil perzinahan, yang dibawa oleh  kakekku ke rumah. Nenekku awalnya enggan merawatnya. Tapi sang gundik sudah meninggal. Kabarnya ayahku mengalami siksaan di rumah itu bertubi-tubi.

Sampai sekarang, julukan anak Haram tetap tersemat dalam dirinya.

Tak ada saudara yang benar-benar peduli pada ayahku.

Seperti Pakde dan Budeku.

Karena itulah...

Ayahku mencoba membantu Tante Vivianna, sekuat tenaganya.

Dadaku rasanya sesak.

Ternyata, di balik tubuh yang menawan itu, menyimpan kesedihan yang bertumpuk-tumpuk.

Seperti Tante Vivianna yang menatapku seperti dia menatap ayahku.

Aku kini juga melihat adanya ayahku di dalam diri Tante Vivianna.

Reflek, aku mempercepat langkahku, menyusul langkahnya yang pelan.

Ia berjalan bagaikan tanpa pijakan, terasa melayang dan rapuh.

Aku memeluk pinggangnya, dan kukecup pelipisnya.

“Jangan buat saya nangis.” Ia sedikit mendorongku ke samping.

Aku menangkap tangannya dan kukecup punggung tangannya.

“Maaf.” Hanya itu yang bisa kuucapkan sore itu.

1
Reni
slalu menarik dan unik
Do You Love me?😌
Kak aku ngakak
AyAyAyli
beber bgt
p
luar biasa
Naftali Hanania
nelson si cowok bendera merah ya.....ish..males bgt ganteng tp murah.........an
Naftali Hanania
wah....dimulai ni hubungan lebih nya.....ehem
Naftali Hanania
nah....jd kepikiran deh ni...iya jg ya
SasSya
pinter Denis
memancing di danau keruh
dan boom dapat ikan 🤣😂
mamaqe
laaahhh sepemikiran kita toorr
mboke nio
siap -siap gosip meraja lela
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk sekali dayung langsung sampe qatar ya rev
Daisy🇵🇸HilVi
haaaahh kok serem sih
Daisy🇵🇸HilVi
astaga iya lagi🤦🏻‍♀️tadinya kepikiran klo hpku adalah bestiku yg selalu mengerti diriku😂😂iiiiyyyuuuhh kan jadi takut sama hp sendiri, jgn2 ada jinnya🤣
Daisy🇵🇸HilVi
pokoknya yg cuan embat aja ya den
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk wisata horor ini mah
Wiwit Duank
yeyyy akhirnyaaa...dari sehari jadi berhari² 🤭
Wiwit Duank
udah yg jelas² aja Denis gak usah aneh² kek si Yusuf..ada si Tante kok.di provokasi dikit langsung nawarin diri 😂
D_wiwied
hmmm trio opo iki, padakne arep nonton sinetron po yoo 😆😆
Emi Wash
waduh melebihi cenayang yak...
sune aja
wes kompak
ngerti kebiasaAne othor yg maha segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!