Seotang gadis masih duduk di bangku SMA terpaksa menikah karena sebuah insiden yang tidak terduga. Sonev seorang gadis yang hidup berdua dengan ibunya yang seorang buruh pabrik. Baca karya ini untuk selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umu Salma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Sonev
Pernikahan antara Sonev dan Vano sudah berjalan satu bulan. Namun mereka seperti jalan di tempat saja. Dan kehidupan.merela.berdua berjalan masing masing. Vano yang selalu jalan serta nongkrong bersama teman temannya. Wajah Vano.yang tampan menjadi incaran pada siswi di sekolah mereka maupun di tempat tongkrongan mereka.
Sedangkan Sonev sendiri sibuk dengan pekerjaannya sepulang sekolah ataupun bermain dengan kedua sahabatnya. kehidupan yang terasa monoton namun begitulah kehidupan mereka berdua.
Pak Gunawan sebagai seorang perwira polisi dengan banyaknya tugas negara, namun masih bisa menyempatkan waktunya untuk.sekedar berkumpul dengan keluarganya walaupun hanya.ketika sarapan.pagi dan makan malam.
Bu Kania, sebagai seorang guru, menjadi tauladan untuk para muridnya tapi tidak untuk Sonev. Di sekolah dan di rumah tetap saja sikapnya tidak berbeda walaupun Sonev selalu menunjukannya melalui prestasi, karena di mana bu Kania, Sonev adalah penghalang kebahagiaan putranya. Dan kasih sayang pak Gunawan menjadi terbagi dengan adanya Sonev dalam kehidupan keluarganya.
Sonev yang sudah lama.kehilangan kasih sayang dari ayah yang sudah meninggalkannya, merasa sangat bahagia karena perhatian dari pak Gunawan, walaupun tidak sepenuhnya kasih sayang di berikan pak.Gunawan terhadap Sonev, namun dengan perhatian kecil seperti mengantarkan makanan atau minuman ke tempat kerja Sonev adalah sebuah nilai plus.
Seperti sore ini, pak Gunawan baru saja selesai tugas, karena hari masih terang, pak Gunawan berencana untuk mengunjungi Sonev yang masih bekerja. Pak Gunawan mampir ke tempat penjual baso.
"Semoga saja Sonev suka dengan baso yang aku beli."
Sonev yang sedang membersihkan.daun daun kering tidak menyadari jika pak.Gunawan sudah berada di belakangnya.
"Sonev....."
Sonev menoleh ke arah suara, saat tahu yang berdiri di dekatnya adalah mertuanya, terbit senyuman di bibir. "Papah, kok Sonev tidak tahu kalau papah sudah berada di belakang Sonev, apa papah sudah lama berdiri di sana?"
"Sengaja papah tidak ingin mengganggu pekerjaan kamu nak. Apa kamu sudah makan siang tadi sepulang sekolah?"
Sonev ragu untuk menjawab pertanyaan pak.Gunawan, karena jika di jawab jujur pasti pak.Gunawan akan marah, jika di jawab dengan kebohongan ada rasa bersalah dalam hati kecil Sonev. Karena setiap pulang sekolah Somev langsung bekerja tanpa makan siang, Sonev akan makan jika.pekerjaannya sudah selesai dan itu adalah sore hari, kecui jika.kedua sahabatnya datang mereka pasti akan membawa camilan atau makanan berat untuk makan Sonev, karena mereka sangat mengerti keadaan Sonev.
Pak.Gunawan sudah tahu jawaban Sonev karena.secara diam diam pak.Gunawan selalu memperhatikan keseharian menantunya tersebut.
"Tidak usah kamu menjawabnya karena papah tahu kalau kamu belum makan siang, makanya papah membawakan kamu.makanan, semoga kamu suka dengan baso yang papah bawa ini."
Mata Sonev berbinar campur malu mendengar perkataan mertuanya tersebut. Ada Rasa bahagia, seperti ini rasanya di perlakukan dengan kasih sayang seorang ayah.
"Sonev sangat suka baso, terima kasih pah. Papah selalu tahu yang terbaik untuk Sonev."
"Karena papah menyayangi kamu seperti putei papah yang todak pernah papah miliki."
"Ayo kita makan. Di sebelah sana sepertinya enak untuk kita makan, bagaimana?"
"Baiklah pah..."
Sonev meletakan sapu yang sedari tadi di pegangnya di tempat penyimpanan sapu. Keduanya berjalan ke sebuah bangku taman. Pak Gunawan meletakan baso yang tadi di bawanya, kemudian membukanya dan di masukan ke dalam mangkok yang sengaja di beli dari tukang basonya. Sambil berbincang, keduanya makan baso yang di bawa pak Gunawan, terlihat Sonev makan denngan sangat lahap karena memang perutnya sudah minta di isi sejak tadi.
Walaupun Sonev memiliki uang jajan yang di berikan pak Gunawan, namun Sonev tidak ingin sembarangan menggunakannya, uang tersebut akan di gunakan jika ada keperluan yang sangat mendesak, untuk berjaga jaga jika dirinya suatu saat sakit, maka Sonev tidak usah khawatir karena ada tabungan.
Tidak terasa satu porsi baso sudah habis di makan Sonev. Pak Gunawan tertawa bahagia melihat Sonev perutnya sudah terisi penuh.
"Papah tidak lama ya, karena harus kembali ke kantor, masih ada urusan yang harus papah selesaikan." Pamit pak Gunawan.
"Iya pah, terima kasih basonya. Perut Sonev sampai penuh seperti ini." Sonev memegang perutnya.
"Syukurlah kalau kamu merasa kenyang, papah berangkat dulu ya."
Sonev mencium punggung tangan pak Gunawan dengan takzim. Setelah pak Gunawan pergi, Sonev kembali bekerja membersihkan daun daun yang belum selesai di sapu.
Tidak terasa pekerjaan Sonev sudah selesai, setelah membersihkan tubuhnya, Sonev bersiap untuk pulang, sebelum pulang ke rumah, Sonev akan mampir ke tempat makan langganannya untuk makan, agar jika sampai di rumah dirinya tidak harus makan lagi, karena sudah pasti bu Kania ada di rumah dan akan mendengarkan omelannya lagi. Selesai makan , Sonev memesan ojek online, dan tak lama kemudian ojek yang di pesan sudah datang kemudian melaju ke rumah suaminya.
Sampai di rumah, Sonev segera naik ke kamar atas sebelum bertemu dengan bu Kania, dan beruntung bu Kania tidak ada di lantai bawah.
"Selamat selamat..." Sonev meraba dadanya yang berdetak lebih cepat karena selamat dari omelan bu Kania.
"Apa yang selamat..?"
"Hahhh.."
Sonev terkejut mendengar suara Vano yang bertanya, Sonev pikir tidak ada Vano.karena ketika masuk kamar tadi tidak ada siapa siapa.
"Ng ng nggak ada apa apa. Sejak kapan elo berada di sana?" Sonev menutupi keterkejutannya.
"Sejak elo membuka pintu kamar."
"Waduh.."
"Apanya yang waduh?"
"Nggak apa apa, minggir gue mau ke kamar mandi, gerah badan gue, mau bersih bersih."
"Elo ngusir gue?"
"Terserah elo mau bilang apa, gue udah kegerahan mau mandi. Minggir ga?"
Soneb berkata sedikit keras, karena Vano masih menghalangi jalannya untuk ke kamar mandi.
"Bisa nggak sih elo bicara sopan, gue ini suami.elo, mau terima atau nggak."
"Terus elo mau gimana, apu gue mesti nyembah lo, begitu?"
"Ya nggak gitu juga kale, setidaknya eli ada sedikit hormat sama gue."
"Ogah, elo aja galak sama gua, mana mau gue baik baik sama elo, sekali lagi gue bilang minggir nggak, gue udah kebelet, jangan salahin gue kalau gue pipis di lantai terus eli yang bersihin."
"Ih ogah, emangnya gue pembantu lo?"
"Makanya minggir, gue mau ke kamar mandi udah kebelet, udah sampai ujung."
Karena tidak ada pergerakan dari Vano, akhirnya Sonev menerobos jalan yang di halangi Vano. Walaupun Vano ngedumel, Sonev sudah tidak peduli karena ingin segera menunaikan hajat nya.
"Ish dasar nggak tahu sopan santun."
"Bodo amat."
...****************...
Hai reader, maaf ya jika ada kesalahan typo. jangan lupa.baca terus karya ku ini. Like dan komen yang mendukung author ya. HAPPY READING. LOVE All