NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:33.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 : Teringat Sang Ayah

...🪞Selamat Membaca🪞...

Lagi-lagi Hulya kembali teringat percakapan singkatnya dengan Amar dulu.

"Papa ini kenapa sih? Ngomongin Marchel mulu, emangnya papa segitu ngebet ya jadiin dia menantu?" protes Hulya pada Amar, yang membuat pria itu terkekeh.

"Jika anak papa ada dua dan perempuan keduanya, papa pasti akan menjadikan dia menantu. Dia anak yang baik, tanggung jawab dan juga mapan. Papa mengenalnya semenjak dia kecil, dia memang keras tetapi hatinya begitu baik Nak, apa kamu tidak menyadari, kalau dia jatuh hati padamu sejak lama?"

"Papa ini jangan banyak bicara lagi, dia itu jauh lebih tua dariku Pa, lebih cocok menjadi pamanku." Amar kembali tertawa.

"Yang lebih tua itu yang bisa mengerti dan mengimbangi sikap manja kamu ini." Amar mencubit ujung hidung Hulya.

"Nanti kamu akan mengerti Nak, seorang suami itu akan menjadi tempat pulang bagi istri. Banyak di luaran sana, istri yang menderita setelah menikah, mendapat kekerasan, kekejaman, kehinaan dan penderitaan lain dari suaminya. Papa tidak ingin kamu begitu, Papa hanya ingin kamu bahagia dan Marchel adalah pria yang tepat untuk menggantikan Papa dalam menjaga kamu," lanjut Amar.

"Coba kamu bayangkan, kamu nanti sakit dan tidak bisa melakukan apapun sendiri, kamu butuh perhatian serta kasih sayang tapi suamimu cuek dan tidak peduli, dia hanya memberikan kamu materi saja tanpa perhatian, apa yang akan kamu lakukan? Kamu tidak akan bisa hidup tanpa cinta dan kasih sayang, Nak."

"Sudahlah Papa, lebih baik Papa tidur dan jangan mikir aneh lagi. Aku tidak mau menikah, titik."

Hulya menangis mengingat perkataan Amar, selama ini Amar sangat ingin melihat dia bersanding dengan Marchel dan sekarang semua sudah terwujud tapi Amar sudah tiada. Hulya menghapus air matanya dan memasuki kamar lalu menutup pintu serta gorden, dia tidak melihat Marchel di dalam kamar itu lagi.

"Loh, dia ke mana?" gumamnya.

Hulya keluar dari kamar, mencari keberadaan Marchel dan pelayan mengatakan, Marchel ada di kamar lain.

Hulya memasuki kamar tempat di mana suaminya berada. Pintu tidak dikunci, Hulya melihat Marchel tidur tanpa mengenakan baju dan hanya memakai celana santai panjang berwarna hitam.

Lampu kamar juga dimatikan dan pencahayaan hanya dari lampu tidur. Hulya menutup pintu kamar dan mendekati Marchel, dia berdiri di samping ranjang lalu menatap lekat wajah tampan yang tidur dengan damai tersebut.

“Aku yakin, pilihan papa pasti tidak pernah salah, aku akan menerima semuanya. Lagian aku bisa apa selain pasrah?” kata Hulya dalam hatinya.

Hulya duduk di tepi kasur, membuat Marchel terbangun karena merasakan pergerakan di tempat tidur, dia dengan spontan duduk dan menatap Hulya dengan bingung.

"Ada apa, Hulya? Ada yang sakit?" tanya Marchel kaget, karena mata Hulya merah seperti habis menangis, dia takut jika istrinya itu sakit.

"Kenapa tidur di sini?" tanya Hulya kembali dengan suara serak.

"Aku hanya ingin kamu istirahat dengan tenang saja, aku tidak ingin menganggumu."

"Aku sedih Marchel, apa kamu tidak ingin memelukku untuk menghilangkan rasa sedih ini?" Marchel menghidupkan lampu kamar, wajah Hulya terlihat jelas. Rona merah jelas memenuhi wajah istrinya itu.

Marchel membawa Hulya dalam pelukannya, memberikan rasa nyaman dan hangat pada Hulya.

"Kamu sedih karena aku, aku sadar itu."

"Aku menerima pernikahan ini, Marchel. Aku ini istrimu dan kamu suamiku, seharusnya kita menghabiskan malam bersama, bukan tidur pisah kamar seperti ini." Marchel tersenyum, hatinya menghangat saat Hulya berkata seperti itu. Hulya sendiri merasa seperti istri durhaka ketika membiarkan suaminya tidur terpisah setelah pernikahan.

"Apa aku tidak salah dengar?"

"Aku memang belum mencintaimu tapi kamu bisa membuat aku jatuh cinta dengan caramu, bukan."

"Tentu, aku pasti bisa membuatmu jatuh cinta padaku."

"Ayo kita ke kamar, masa malam pertama kita tidak romantis, kan harusnya kita mesra-mesraan, peluk-pelukkan dan—" Hulya tersenyum genit lalu mencolek dagu Marchel yang membuat Marchel terkekeh.

"Membuat keturunan yang banyak," sambung Marchel. Mereka berdua tertawa seakan beban sebelumnya tidak pernah ada.

...***...

Marchel baru keluar dari kamar mandi dan terpana saat melihat Hulya mengenakan lingerie berwarna merah menyala— begitu pas dan menyatu di tubuh Hulya yang putih bersih.

Marchel mendekati Hulya dengan langkah pelan, matanya sama sekali tidak beralih dari tubuh istrinya itu.

"Cantik," lirihnya nyaris tak terdengar sama sekali, Hulya sudah memantapkan hati untuk memberikan seluruh hidupnya pada Marchel, bagaimana pun juga, dia tidak akan bisa lari.

Mau sampai kapan dia akan menghindari suaminya sendiri?

Hulya berdiri di samping tempat tidur, kedua tangannya memegang ujung gaun malam tipis itu dengan gugup, untuk pertama kalinya, Hulya mengenakan gaun tipis menerawang seperti ini di depan seorang pria.

Marchel sangat dekat dengannya, merangkul pinggang ramping Hulya sehingga tubuh depan mereka saling bertabrakan, pria itu bisa merasakan bongkahan kenyal milik Hulya di dadanya.

"Aku memang tidak salah dalam memilih pasangan, seperti yang pernah aku katakan padamu, aku akan menetapkan takdirku sendiri bersamamu, Hulya." Marchel berkata pelan namun tegas di telinga istrinya.

"Kau bebas dengan semuanya, tapi satu hal yang aku inginkan, tolong jangan berlaku kasar lagi padaku, semua masalah bisa diselesaikan tanpa kekerasan, bukan." Marchel mengapit dagu Hulya dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Maafkan aku, aku hanya tidak bisa melihat pria lain mendekatimu." Hulya tersenyum manis, dia mengerti akan hal itu. Wajar jika Marchel merasa cemburu karena posisi Marchel adalah suaminya walau Hulya tidak tahu selama ini.

Marchel menghirup aroma tubuh Hulya yang begitu harum, tempat pertama bersarang bibirnya adalah leher Hulya. Merinding, mungkin itu reaksi dari tubuh Hulya. Ini adalah pengalaman pertama, begitu juga dengan Marchel.

Walaupun seorang mafia dan menetap di negara bebas, dia tidak pernah menyentuh wanita mana pun. Karena baginya, menjaga diri sebelum menikah adalah sesuatu yang penting, dia sama sekali tidak menyukai seks bebas.

Marchel menjaga dirinya untuk sang istri, karena wanita yang bisa menaikkan libidonya hanyalah Hulya.

Marchel beralih ke wajah istrinya— menciumi setiap inci wajah cantik itu perlahan, mulai dari kening, kedua mata, pipi, hidung, dagu lalu bibir ranum yang sangat kenyal nan menggoda.

Bibir Marchel menempel sempurna di bibir Hulya, mereka memejamkan mata untuk merasakan nikmat dari ciuman tersebut. Dengan perlahan, Marchel membuka mulutnya dan mengecup basah bibir istrinya itu, Hulya pun mengikuti, dia memberikan akses pada Marchel agar lidah hangat itu bisa masuk ke dalam mulutnya.

Tak butuh waktu lama, lidah Marchel mengabsen deretan gigi putih Hulya, bermain di dinding mulutnya dan membelit lidah Hulya dengan sempurna. Ciuman basah membuat mereka terbuai, Marchel menekan tengkuk Hulya untuk memperdalam ciuman mereka.

Lidah Marchel masih menari di dalam mulut Hulya, dia terus memberikan rangsangan. Tangannya tidak lagi berada di tengkuk sang istrinya, melainkan di kedua bongkahan empuk Hulya di bawah sana. Sedangkan tangan Hulya mengalung indah di leher Marchel.

...🪞Bersambung🪞...

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!