Aku yang membiayai acara mudik suami ku, karena aku mendapat kan cuti lebaran pada H-1. Sehingga aku tidak bisa ikut suami ku mudik pada lebaran kali ini, tapi hadiah yang dia berikan pada ku setelah kembali dari mudik nya sangat mengejutkan, yaitu seorang madu. Dengan tega nya suami ku membawa istri muda nya tinggal di rumah warisan dari orang tua mu, aku tidak bisa menerima nya.
Aku menghentikan biaya bulanan sekaligus biaya pengobatan untuk mertua ku yang sedang sakit di kampung karena ternyata pernikahan kedua suami ku di dukung penuh oleh keluarga nya. Begitu pun dengan biaya kuliah adik ipar ku, tidak akan ku biar kan orang- orang yang sudah menghianati ku menikmati harta ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leni Anita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Perkataan ibu mertua ku di seberang sana menambah perih luka di hati ku, ibarat nya sudah luka dan kini di siram lagi dengan asam cuka.
"Hallo Rin, kau masih di sana kan?" Suara ibu mertua ku di seberang sana memanggil nama ku.
"Iya bu!" Jawab ku singkat
"Ibu sengaja minta Randi menikah lagi, karena dia adalah satu - satu nya anak lelaki ibu, ibu dan bapak pengen punya cucu dari Randi. Sementara kau belum juga bisa memberikan cucu untuk kami!" Ibu mertua berbicara dengan lancar tanpa memikirkan perasan ku.
"Bu, aku dan mas Randi sudah berusaha bahkan kami sudah memeriksa kan diri ke dokter. Semua nya baik - baik saja, mungkin Tuhan memang belum mempercayai kami mengasuh seorang anak. Aku tidak bisa melawan kuasa Allah bu!" Aku berkata dengan air mata yang kembali mengalir dengan deras.
"Alaahhh, itu pasti kamu nya yang mandul. Lihat saja sebentar lagi Mia pasti hamil!" Ibu mertua ku berkata dengan enteng nya.
"Ya Allah bu, bisa - bisa nya ibu bicara seperti itu, bagai mana jika hal ini menimpa anak perempuan ibu!" Aku kecewa dan sakit hati mendengar ucapan ibu mertua ku.
"Anak perempuan ku semua subur, bukti nya Hera sekarang sudah punya dua anak. Begitu pun dengan Kinan, dia pasti subur seperti ku!" Ibu mertua ku memuji kedua anak perempuan nya.
"Bu, semua nya bisa di bicarakan baik -baik, kenapa ibu tega menikah kan mas Randi tanpa seizin ku!" Aku kecewa dengan sikap ibu mertua ku, dia mendukung kesalahan anak nya sepenuh nya.
"Tidak ada guna nya bicara pada mu yang tidak bisa memberi ibu cucu, sekarang tugas mu menerima Mia sebagai istri nya Randi. Kamu bisa fokus bekerja tanpa memikirkan anak lagi, Kami akan mempunyai cucu dari Mia!" Lagi dan lagi ibu mertua berbicara yang membuat aku semakin terluka.
"Tapi bu,,,,,!"
"Tidak ada tapi - tapian Rin, mulai sekarang perlakukan Mia dengan baik, biar bagai mana pun dia juga istri nya Randi sama seperti mu. Dia memiliki hak yang sama seperti mu, ibu tidak mau dengar Mia mengeluh. Awas saja jika ibu sampai mendengar Mia mengeluh karena diri mu, maka kau akan kehilangan semua hak mu sebagai istri nya Randi!" ibu Mertua ku berkata sambil mengancam ku.
Aku tidak sanggup lagi mendengar ucapan dari ibu mertua ku yang semakin membuat aku terluka. Aku pun segera memutuskan sambungan telepon ku dengan nya secara sepihak.
Ponsel ku kembali berdering, aku melihat ibu mertua ku kembali menelepon ku. Aku biarkan saja hingga panggilan itu berakhir, aku tidak sanggup lagi mendengar semua ucapan nya yang semakin membuat ku terluka.
"Ya Allah, apa salah ku sehingga suami ku dan keluarga nya tega berbuat seperti ini pada ku?" Aku terduduk lemas sambil berurai air mata.
Malam ini aku mengunci pintu kamar ku dari dalam, aku tidak ingin jika mas Randi masuk ke dalam kamar ku. Melihat diri nya akan semakin membuat ku terluka, aku bahkan melewati makan malam.
Aku tetap tidak bisa tidur hingga menjelang dini hari, aku baru bisa tertidur menjelang waktu subuh. Baru saja tertidur sebentar, azan subuh sudah berkumandang. Aku segera bangun dan melaksanakan kewajiban ku, aku memohon pada Allah agar aku bisa melewati semua ujian dan cobaan ini.
Aku segera mandi dan bersiap, aku harus berangkat bekerja seperti biasa nya. Aku sengaja tidak memasak buat sarapan pagi ini, selama ini aku selalu memasak sendiri sarapan untuk ku dan mas Randi. Bi Sri biasanya datang menjelang aku berangkat ke kantor, tapi pagi ini aku terlalu kecewa dengan mas Randi sehingga aku sengaja tidak membuat sarapan untuk nya.
Toh sekarang di rumah ini ada istri baru nya, biar dia yang menyiap kan sarapan untuk suami nya dan juga diri nya sendiri. Mas Randi belum masuk bekerja hari ini, besok jadwal sekolah baru di mulai.
Aku turun dari atas dengan pakaian yang sudah rapi, aku berangkat lebih pagi dari biasa nya karena aku akan sarapan di dalam perjalanan saja. Mengenai urusan perut mas Randi dan istri kedua nya, itu bukan urusan ku.
"Loh dek, pagi banget berangkat nya!" Mas Randi menyapa ku ketika aku turun dari lantai atas.
"Aku ada meeting!" Jawab ku singkat.
"Sarapan buat mas dan Mia mana dek? kamu gak bikin sarapan?" Benar dugaan ku, mas Randi menanyakan sarapan untuk nya dan juga gundik nya.
"Mas, aku sibuk mau berangkat kerja. Mas Randi bisa minta sarapan sama istri baru mas. Di sini bukan aku aja istri mas!" Aku menjawab pertanyaan mas Randi dengan ketus.
"Mia itu kecapean dek, dia harus istirahat!" Mas Randi membela istri kedua nya.
Perkataan mas Randi sukses membuat hati ku semakin terluka, dia mengatakan bahwa Mia kecapean. Dia sengaja memberi tahu ku tentang aktivitas mereka semalam, aku benci mendengar nya.
"Jangan mengganggu ku mas, aku sibuk!" Aku segera berjalan keluar rumah tanpa mau mendengar kan apa yang di katakan oleh suami ku.
Aku memanasi mobil ku sebentar lalu aku segera pergi dari rumah, aku malas berlama- lama bertemu dengan mas Randi dan juga istri kedua nya.
Aku menghentikan mobil ku di pinggir jalan, di mana ada lapak penjual berbagai macam jenis sarapan pagi. Aku memesan satu porsi bubur ayam untuk sarapan ku pagi ini.
Sambil menikmati sarapan ku, aku memikirkan bagai mana cara nya membalas perbuatan mas Randi dan keluarga nya. Rasa sakit yang mereka berikan pada ku telah mengubah ku menjadi sosok wanita yang di penuhi oleh dendam.
'Sudah cukup mas, selama ini aku lah yang menopang kehidupan mu dan juga keluarga mu. Tapi, ini adalah balasan yang kalian berikan pada ku, kita akan berpisah mas. Tapi sebelum nya aku ingin melihat kau dan keluarga mu menderita, setelah aku puas melihat nya aku akan segera membuang mu!' Batin ku di dalam hati.
Aku bukan lah wanita yang berhati malaikat, yang bisa menerima setiap perbuatan jahat mereka dan membalas nya dengan kebaikan. Aku akan melawan mas Randi beserta gundik nya dan juga keluarga nya.
Selama ini mereka bergantung pada ku, biaya kuliah Kinan, biaya pengobatan bapak mertua, kebutuhan sehari-hari mereka di kampung semua nya berasal dari uang ku. Termasuk semua kebutuhan mas Randi juga berasal dari ku, gaji mas Randi sebagai Guru Pegawai Negeri tidak bisa menutupi itu semua.
Aku tidak pernah menerima sepeser pun gaji mas Randi, semua nya di habis kan untuk diri nya sendiri. Mas Randi adalah orang yang memiliki gengsi tinggi, dia ke sekolah memakai mobil ku yang di beli oleh orang tua ku dulu. Sementara aku ke kantor mengunakan mobil yang di siap kan oleh kantor sebagai fasilitas untuk ku.
"Baik lah mas, hari ini pembalasan ku akan di mulai!" Guman ku sambil tersenyum.
Aku berangkat ke kantor dengan perasan lebih tenang, aku tidak akan menangisi semua ini lagi. Kau dan keluarga mu beserta gundik mu akan segera menerima pembalasan dari ku.