Perjalanan Leanor Bersama Sistem Pertanian

" Bu Titin apakah kamu menilai bagaimana hasilnya?" Ucap kepala sekolah pak Joni.

" Sudah pak, nilainya sempurna 100 persen jawabannya benar, salah sudah memeriksanya berkali-kali." Ucap Bu Titin benar-benar takjub Leanor membuktikan omongannya, itu berarti ia bisa mengikuti kelasnya.

Semua murid yang mendengarnya juga tidak percaya, termasuk Vita ia tidak percaya mengapa Leanor menjawabnya dengan benar, ia sudah mati-matian belajar belum tentu mendapatkan nilai sempurna.

"Tidak mungkin, ini pasti palsu." ucap vita agak keras semua mata tertuju ke arahnya, setelah itu baru Vita tersadar dari pikirannya yang kacau.

" Bu Titin baru saja aku berbicara dengan mu tadi pagi, sekarang sudah terjadi untung saja aku mengerjakan ujian di hadapan semua orang, jadi bu Titin orang seperti itu kamu yang urus!" Ucap Lea kepada ibu Titin, kepala sekolah juga mendengar apa yang di katakan oleh Vita.

" Vita apa maksudmu, mengatakan seperti itu apa kamu melihat Leanor mencontek atau menyalin dari catatan kecil, semua orang menjadi saksinya di sini." Kata bu titin dengan tegas, ia juga sudah memperhatikan murid yang satu ini, juga termasuk pintar tapi tidak bisa di katakan jenius.

" Bukan begitu maksudku bu." Kata Vita cemas wajahnya sudah memucat.

Semua siswa bersorak bersama untuk menyoraki Vita..

" Wuu huuu mungkin ia tidak terima, karena ia merasa pintar sudah membanggakan sana sini sampai masuk ke genk jenius, tapi hari ia melihat ada orang yang mengalahkannya, tentu ia tidak terima" ucap Ririn dan di sorakan oleh yang lainnya.

"Woo huuu wooo huuu"

" Diam " ucap bu Titin " mengapa kalian semua ribut apa kalian tidak lihat di sini masih ada Kepala sekolah" kata bu titin dengan sesikit marah.

" Maaf bu guru" ucap mereka semua, setelah itu kelas kembali hening.

" Semuanya kerjakan kalian kembali dan kamu Vita jika tidak terima ada orang yang lebih pintar, seharusnya jadikan motivasi untuk dirimu sendiri. Karena di atas langit masih ada langit yang lebih tinggi lagi, apa kau paham Vita!" Ucap bu titin lebih tegas lagi.

" Iya bu saya paham" ucap vita, ia kembali menundukkan kepalanya, tangannya terkepal kuat menahan amarah atau malu hanya dia yang tahu.

" Dan kamu Leanor kepala sekolah meminta mu ke kantor untuk mengikuti ujian mata pelajaran yang lainnya, supaya kamu bisa masuk kelas kembali di setiap mata pelajaran." Ucap Bu Titin kepada Leanor.

"Mengapa tidak disini saja bu, di sini sudah di sediakan semuanya, hanya tinggal ujian saja?" Ucap Leanor, sebenarnya ia malas sekali berjalan ke arah kantor.

" Kalau di sini hanya mengganggu konsentrasi anak-anak yang lainnya, jangan khawatir dengan gosip yang merusak reputasi mu, karena ada pengawas yang berpengalaman juga ada cctv yang mengawasi mu." Ucap bu Titin lagi, tidak mau berdebat lagi dengan Leanor.

" Baik bu, nanti aku kekantor setelah makan, aku merasa lapar setelah otak terkuras, apa boleh aku boleh makan di kelas bu, apa tidak menggangu konsentrasi yang lainnya." Ucap Lea lagi, ia benar lapar karena ia belum sarapan dari pagi. Jika tidak makan mungkin ia akan pingsan karena kelaparan.

"Untuk hari ini aku perbolehkan, tapi lain kali tidak boleh, makan saja di bangku belakang" ucap bu Titin lalu ia kembali ke meja tempat duduknya.

Begitu pula dengan Leanor ia kembali ketempat duduknya bersama Rara. Ia langsung minum air spiritual dalam botol minumnya. Untuk mengembalikan otaknya yang terkuras, setelah itu ia makan sandwich yang sudah ia beli dari sistem. Ia membagikan makanan dengan Rara teman sebangkunya itu, awalnya Rara mau menerima karena paksaan dari Lea akhirnya ia menerima makanan tersebut.

Setelah makan ia izin pamit kepada bu Titin untuk ke kantor kepala sekolah, untuk mengikuti ujian mata pelajaran yang lainnya.

" Lea semangattt kamu pasti bisa!" Ucap Ririn sambil menyemangati Leanor, begitu pula dengan yang lainya menyemangati dirinya.

Lea kembali memasang maskernya diwajahnya juga Hoodie besarnya menutupi seluruh tubuhnya juga rambutnya yang panjang dengan tudung Hoodienya, ia tidak mau menarik perhatian dari siswa-siswi lain saat ia keluar.

Beberapa menit kemudian ia sampai di kantor Kepala sekolah pak Joni, ternyata disana semuanya sudah di siapkan. Leanor hanya langsung mengikuti ujian untuk mempersingkat waktu. Pengawas nya hanya Kepala sekolah sendiri saja, tetapi cctv ada di setiap sudut yang mengawasi Leanor ujian.

Setelah hari memasuki siang waktu istirahat Lea menyelesaikan semua ujiannya, guru mata pelajaran yang bersangkutan sudah memeriksa hasil jawaban Lea, ia mendapatkan nilai sempurna. Kepala sekolah tidak lagi meragukan kata-kata Lea bahwa ia memang belajar di rumah.

" Selamat Lea kamu mendapatkan nilai sempurna, pasti sulit buat kamu saat sakit dan waktu istirahat mu di rumah kamu masih menyempatkan untuk belajar." Ucap kepala sekolah dengan angga tapi juga sedikit rasa bersalah, siswanya ia berikan waktu istirahat karena sakit, tapi masih belajar dirumah murid mana yang sanggup mengerjakan seperti itu.

"Terimakasih pak!, itu memang tugasku sebagai murid untuk belajar dengan sungguh-sungguh, aku tahu juga sulit buat bapak memberikan ku cuti selama itu, jadi aku membuktikan bahwa keputusan bapak tidak salah memberikan aku istirahat di rumah, karena aku tetap tidak menyia-nyiakan waktuku, jadi bapak tidak kesulitan lagi menjawab keluhan dari pihak atas tentang masalahku." Ucap Lea sambil menjelaskan kepada pak Joni dan ia sangat berterimakasih kepada bak Joni karena kebaikannya ia dapat mengambil cuti lama.

Bapak Joni dan guru lain terharu mendengarkan penjelasannya dari Lea, ternyata muridnya ini sangat pengertian jarang sekali murid yang memikirkan kesulitan pihak sekolah.

"Terimakasih Lea, kamu memang baik kembali lah ke kelasmu dan belajarlah sungguh untuk menempuh ujian akhir jangan pernah berhenti untuk belajar." Ucap kepala sekolah lagi.

Setelah itu Lea kembali ruangan kelasnya disana teman-temannya sudah menanti sedangkan siswa lain sudah pergi istirahat untuk makan ke kantin. Begitu pula dengan Vita ia juga sudah tidak di kelas pasti mencari genk barunya.

" Lea kamu kembali, bagaimana apa ujiannya berhasil?" Ucap Adel saat Lea masuk kedalam kelasnya.

" Berhasil, apa kalian tidak istirahat atau makan ke kantin." Ucap Lea karena masih melihat temannya itu disini, termasuk Rara teman barunya, biasanya Rara memang tidak pernah makan di kantin.

" Kami menunggu mu!, kita makan bersama-sama ke kantin." Sambung Ririn, mereka berdua memang menunggu Lea untuk makan bersama.

" Aku makan dikelas saja soalnya aku membawa bekal makan siang, kalian saja kekantin." Ucap Lea lalu ia kembali duduk dikursinya.