NovelToon NovelToon
PANASNYA CINTA MASS ADI

PANASNYA CINTA MASS ADI

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ELLIYANA

" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.

Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.

Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.

" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#6 berasa di manja.

Adalah kurang lebih setengah jam kami duduk di ruang tamu, aku yang awalnya canggung akhirnya bisa adaptasi dengan Vega walau kaku dan aku merasa ada sekat tinggi yang membatasi kami.

" Udah mau magrib yuk kita mandi abis itu dandan cantik" ajak Vega " iyuhh hehehe " di sambut kekehan centil oleh iren

Aku yang biasa mengerjakan lima waktu tidak ingin melewati waktu ku untuk menghadap sang maha pencipta, " Ga gue mau shalat " ucap ku membuat Vega langsung menatap ku sambil tersenyum manis.

" Ohh...lo mau shalat" aku mengangguk.

" Yaudah lo kesana belok kiri di situ ada kamar mandi dan di sebelahnya ruang shalat" ucap Vega menunjuk ke arah dinding yang sebelahnya seperti ada lorong.

Sebelum melangkah sempat aku lihat iren dan Vega, mulutku udah gatel mau nanya apa mereka nggak shalat tapi kemudian ku urungkan. Aku lanjut jalan menuju lorong yang di tunjuk Vega, begitu masuk justru aku malah kebingungan ada beberapa pintu dan semua pintu tertutup nggak mungkin kan aku buka satu persatu.

Aku berdiri pas di depan salah satu pintu, " Tiara mau ngapain" tiba-tiba mas Adi sudah di belakang ku, aku yang kaget sontak memegang dada kemudian berbalik, ku lihat muka mas Adi basah kayak orang baru cuci muka.

" Ara mau shalat Mas " jawab ku menunduk.

" Oh...itu kamar mandi dan ini ruang shalat " ucap nya menunjuk pintu bersebrangan, kemudian menunjuk pintu yang di depan kami. " ini ruang shalat nya ".

" yaudah cepetan " katanya santai.

" Iya mas.." kataku mengangguk langsung jalan menuju kamar mandi, sampai di dalam kamar mandi aku tidak langsung berwudhu tapi aku bersandar di daun pintu yang sudah tertutup rapat, sumpah jantung ku nggak aman setiap kali berhadapan dengan mas Adi dan harus aku akui itu sudah aku rasakan dari semasa aku masih di kampung.

Dari sekian polemik yang melanda jiwa aku tersadar akan kewajiban tidak ingin melewati waktu aku segera berwudhu, setelahnya aku menuju ruang shalat yang letaknya berseberangan.

Mas Adi sudah ada di dalam Dia duduk membelakangi dengan memakai kopiah hitam, sepintas aku melirik bagus lah mas Adi tidak menyadari kehadiran ku.

Sedang aku kebingungan mencari cari di mana letak mukena, " mukenah nya di lemari itu" tunjuk nya kesudut.

Dengan dada berdesir malu, aku melihat arah yang mas Adi tunjuk. " iya mas" jawab ku kaku, memang ada lemari di sana tidak ingin membuang waktu aku segera menuju lemari untuk mengambil mukena.

Aku mengenakan mukena, " Kamu makin cantik Tiara" ucap mas Adi yang ternyata masih menatap ku, aku rasanya mau meleleh dengar pujiannya

Fiks aku shalat di imami mas Adi, bacaan ayat-ayat yang dia lantunkan begitu sempurna menyentuh kedalaman jiwa ku. Aku hampir gagal fokus nyaris nggak khusyuk karena fikiran ku bercabang cabang entah kemana-mana sampai shalat selesai mas Adi masih duduk ya mungkin dia sedang berdoa, fikir ku.

Aku berfikir Ini lah kesempatan ku menghindar, dengan cepat aku kembali melipat mukena dan menyimpan nya kedalam lemari, aku harus cepat sebelum mas Adi menyelesaikan sesi doanya.

Tau-tau begitu sampai pintu, " Tiara tunggu" mas Adi memanggil, langkah ku saat itu juga berhenti seperti maling ketangkap basah.

Aku memejamkan mata, dadaku berdesir hebat ternyata aku salah perhitungan. terpaksa aku berbalik dengan jantung berdebar, " iya Mas ada apa?" tanya ku mencoba meredam perasaan gugup.

" Kamu ikut Vega ke pesta?" tanya nya sambil melepas kopiah dari atas kepalanya.

" iya mas" jawabku terpana lihat dia menyugar rambut kebelakang ada nilai plus yang bikin mataku tidak bisa berpaling darinya.

Eh...Tau taunya mas Adi sudah di depan ku, " Kamu makin cantik sayang" ucapnya mengoda dengan kedua tangan memegang bahuku, demi apapun rasanya aku mau pingsan.

Aku terdiam dengan lutut yang semakin gemetar kata sayang itu dulu pernah ku dengar beberapa kali tidak kini ku dengar lagi dan itu keluar dari bibir yang sama, " Mas kangen banget sama kamu" katanya tepat di telinga ku, hembusan nafasnya membuat bulu kuduk ku meremang.

Aku menggigit bibir bawahku, seluruh tubuh ku rasanya sulit untuk bergerak detak jantung ku juga sudah tidak seperti biasa dan rasanya abis ini aku harus kerumah sakit buat periksa sebelum penyakit jantung ini membunuh ku lebih awal.

" Cepat susul Vega. Dandan yang cantik dan cup .." ucap mas Adi kembali mencuri ciuman dari ku biar cuma nempel tapi rasanya aku udah kayak terbang ke langit tujuh.

Aku mematung mas Adi pergi begitu saja, membiarkan aku yang masih mematung otak ku mendadak lemot lambat mencerna kejadian barusan, " Tiara ..Tiara..." suara panggilan menyadarkan aku.

" Ya ampun rupanya lo masih di sini, gimana udah selesai shalatnya?" tanya Vega dan aku cuma mengangguk sambil melihat apa yang ada di tangannya.

" Nih jangan kebanyakan bengong ntar lo kesambet setan baru tau lo " katanya menyodorkan apa yang dia bawa, aku cuma nyengir sambil menerima yang dia kasih

" Mandi gih ..oh...ya gue lupa di atas iren masih mandi. Lo mandi di kamar ini ya biar cepat soalnya acara mulai jam delapan" ucap Vega tergesa menggiring aku kedepan salah satu pintu yang tidak jauh dari ruang shalat.

" Kreek..." Vega membuka pintu.

" Udah sana lo mandi gue perhatiin dari tadi Lo kebanyakan bengong" ucap Vega bikin aku speechless malu tertunduk.

" Yaudah aku mandi " kataku langsung masuk.

" Ee...jangan lupa tutup pintu ntar masuk buaya darat mau lo di perkosa " kata Vega fulgar sambil ketawa keras, bikin aku langsung kelabakan setengah mati dengar ucapannya.

" Astaghfirullah perkosa" batinku bergegas langsung menutup pintu rapat, nafas ku ngos ngosan Vega berhasil bikin aku gemeteran masih ku dengar suara tawa Vega setelah pintu aku tutup.

Aku melihat sekeliling kamar ada tempat tidur besar dan di kamar itu juga ada lemari besar meja hias beserta peralatan perempuan, entah kamar siapa aku juga nggak tahu tapi yang pasti pemilik kamar seorang perempuan yang telaten karena semua nya tertata rapi.

Teringat akan pergi ke pesta aku langsung masuk ke kamar mandi dengan membawa handuk yang Vega berikan tadi, Karena tidak terbiasa mandi telanjang aku memakai rok yang aku jadikan sebagai basahan.

Aroma sabun sabun yang ada di kamar mandi terlalu wangi sampe aku merasa seperti dimanja, aku hampir lupa kalau di kejar waktu, aku menyudahi ritual mandi setelah mengendus tangan dan ketiak yang sudah wangi tentunya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!