Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.
Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.
Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.
Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Batasan Yang Tak Tertulis
Beberapa hari setelah pernikahan Lin Yue dan Shen Liuhan berjalan seperti yang telah mereka sepakati.*Berjalan berdampingan tanpa saling mengganggu*.
Shen Liuhan berangkat pagi-pagi ke markas militer dan pulang larut malam. Sementara Lin Yue mengurus rumah seadanya, memasak dan membersihkan rumah, bukan karena kewajiban sebagai istri, tapi karena ia tidak suka hanya berdiam diri saya, dan lebih suka melihat rumah dalam keadaan bersih.
Mereka tinggal di rumah yang sama, tapi seperti dua orang yang asing dengan batasan tak tertulis di antara mereka.
Suatu sore, Shen Liuhan pulang lebih awal dari biasanya. Ia menemukan Lin Yue sedang berdiri di halaman, melatih pukulan pada tiang kayu tua.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya heran. "Latihan silat?"
Lin Yue menoleh singkat, kemudian kembali memukul tiang kayu. "Kau pikir aku akan jadi istri rumahan yang hanya bisa pandai menjahit?"
Shen Liuhan mengamati gerakan tangannya. Pukulan Lin Yue tidak kuat, tapi gerakan dasar yang ia gunakan sangat terlatih, terstruktur, dan penuh perhitungan. Ini bukan gerakan sembarangan.
" Kau pernah belajar bela diri?" tanya Shen Liuhan datar, tapi matanya menatap curiga.
Lin Yue tersenyum samar. "Kau juga pernah terluka di Medan perang, kan? Apa aku perlu bertanya satu-satu bagaimana kau bisa terluka?"
Mereka saling menatap. Keduanya tahu mereka masing-masing menyimpan rahasia. Sejak itu, Shen Liuhan mulai mengamati Lin Yue secara diam-diam. Dia melihat wanita itu terlalu tenang, terlalu pintar mengendalikan orang-orang yang mencoba meremehkannya.
Beberapa istri tentara lain di lingkungan itu sempat mencoba membully Lin Yue, menganggapnya istri dari desa yang tidak tahu diri yang menikahi komandan mereka. Namun Lin Yue justru menghadapi mereka dengan sikap dingin dan lidah tajam yang tak bisa dilawan.
Suatu hari, salah satu dari mereka, ia itu Nyonya Zhao istri sersan muda berani menumpahkan air cucian ke sepatu Lin Yue. Tanpa ragu, Lin Yue melemparkan ember penuh air cucian itu ke kepala wanita itu, membuatnya basah kuyup di hadapan para istri tentara lainnya.
"Apa perlu aku ajarkan bagaimana bersikap sopan di lingkungan ini?" suara Lin Yue dingin.
Nyonya Zhao kecil gemetar ketakutan dan lari terbirit-birit.
Berita itu menyebar cepat ke seluruh kompleks militer. Orang-orang mulai menjauhi Lin Yue bukan karena membencinya, tapi karena mereka takut padanya.
Shen Liuhan hanya tersenyum tipis saat mendengar laporan Xu Ming.
"Dia tahu cara bertahan hidup," gumam Shen Liuhan."Dan dia tahu cara melawan."
Xu Ming mengerutkan kening. "Komandan, sebenarnya Anda tertarik padanya atau tidak?"
Shen Liuhan menatap jendela. "Aku sendiri belum tahu. Tapi aku suka mengamatinya."
Suatu malam, ketika hujan deras mengguyur, listrik di kompleks militer padam. Lin Yue menyalakan lilin di kamarnya. Saat hendak keluar untuk mengambil air, ia melihat bayangan pria asing melintas di halaman.
Gerakannya cepat dan terlatih, bukan seperti orang biasa. Naluri pembunuh Tang Qiyue langsung terbangun.
"Ada penyusup?"
Tanpa ragu, Lin Yue mengambil pisau dapur dan mengikuti bayangan itu. Ia mengejar hingga ke gudang logistik. Tiba-tiba, dari belakang, penyusup itu berbalik dan mencoba menyerangnya.
Dengan refleks, Lin Yue menghindar dan menusuk balik dengan gerakan yang lincah. Tepat saat itu, Shen Liuhan muncul dari balik pintu, mengunci pergelangan tangan Lin Yue dari belakang dan menahan serangannya.
"Kau pikir aku tak tahu kau mengikutinya sejak tadi?" bisiknya di telinga Lin Yue.
Lin Yue menoleh dengan tatapan tajam. "Kau sengaja memancingku?"
Shen Liuhan tersenyum tipis, menatap pisau di tangan Lin Yue. "Kau menyimpan keterampilan yang sangat berbahaya untuk ukuran seorang gadis desa."
"Dan kau menyimpan misi yang tidak semudah yang kau tunjukan di depan orang-orang," balas Lin Yue datar.
Mereka berdiri begitu dekat, dan saling mengukur.
Malam itu, batasan tak tertulis di antara mereka mulai retak. Shen Liuhan melepaskan pergelangan tangan Lin Yue perlahan.
"Kau bukan orang biasa,Lin Yue."
Lin Yue tersenyum samar. "kau juga."