jatuh cinta dengan pria seumuran itu adalah hal yang sudah biasa bukan?, namun bagaimana jika perasaan itu malah tertuju pada seorang pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya?.
"hot, seksi, dan menggetarkan." gumam gadis beseragam SMA menatap tak berkedip pada tubuh tegap di depannya.
"Dasar gadis gila, menyingkirlah." penolakan terjadi, namun apakah gadis SMA itu menyerah?. ck, tentu saja tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
"Jadi kau benar benar ingin berjuang untuk mendapat kan gadis itu kembali? Gadis yang awalnya hanya kau anggap seperti adik mu, bukan kah begitu bung?. Dan sekarang kau datang ke sini hanya untuk menemuinya, dengan alasan di utus oleh tuan mu itu untuk mengawasinya, begitu?." Kekeh stanley sedikit tak percaya dengan trik kakak sepupunya ini.
Apa lagi dengan alasan jika ingin mengawasi selaah selama dia menuntut ilmu di amerika, yang jelas jelas sudah dewasa dan bisa di kata kan tidak perlu lagi untuk di awasi pergaulannya.
Dan jika kakak sepupunya ini begitu berjuang untuk mendapat kan gadis yang awalnya hanya di anggap seperti adiknya sendiri, dan sekarang malah terlihat begitu berjuang untuk bisa memperbaiki semuanya agar bisa kembali seperti semula.
Hal itu cukup menarik bagi stanley yang selama ini tidak pernah melihat bagaimana sosok drako yang seperti ini, bahkan saat laki laki itu masih menjalin hubungan dengan mendiang larissa. calon istri di masa depan, yang sudah tiada.
"Ya, dan ku rasa aku perlu bantuan mu." Kata drako dengan serius, sembari menyesap minumannya dan sesekali akan melirik jam yang ada di pergelangan tangannya menunggu jam kuliah selaah selesai.
Lagi lagi stanley terkekeh, merasa lucu dan tak habis pikir dengan apa yang di ucap kan oleh pria di depannya ini. "Ck, bantuan apa yang kau maksud? Kau pikir aku ini berpengalaman untuk hal seperti ini." Tolaknya karna bisa di bilang stanley sangat anti terhadap wanita.
Lebih tepatnya muak dengan hubungan yang membawa masalah perasaan, sebab selama ini stanley hanya terbiasa atau bisa di kata kan perpengalaman dalam hubungan antara pria dan wanita dewasa, namun hanya sebatas di tempat tidur saja di saat dirinya sedang membutuh kan hal hal tersebut.
"Begini, Mungkin saja jika kau bertanya pada ku tentang bagaiamana caranya mempermain kan perasaan wanita yang sebenarnya tidak kau lakukan dengan sengaja atau tidak kau sadari, aku rasa aku bisa memberi kan mu saran untuk itu. Namun jika masalah perasaan seperti ini, maaf kan aku bung karna aku tidak memiliki solusi atau pun saran yang kau butuh kan dan bisa membantu mu." Tambahnya, membuat drako menghela nafas kasar.
Sebab baik dia dan juga stanley, mereka sama sama tak begitu perduli pada hubungan asmara yang melibat kan perasaan. Apa lagi stanley sendiri yang sama persis dengan tuannya yang begitu susah untuk jatuh hati, jadi pada siapa dia harus meminta saran.
Pada tuannya?, Tenta saja tidak. Yang ada dia hanya akan di tertawa kan karna di anggap pengecut sebab tidak bisa berusaha sendiri untuk kembali mendekati selaah.
Sedang kan karalyn?, saat kejadian dia dan selaah bertengkar, drako sudah tidak begitu dekat lagi pada wanita itu karna merasa tidak nyaman atas kejadian yang sudah sudah.
Sebab karna dirinya lah, karalyn dan selaah sempat tak saling bicara, dan itu cukup lama.
"Begini saja, bagaimana dengan gadis kecil yang bersama mu tadi? Ku pikir dia bisa membantu ku. Bukan kah begitu? Dia bisa aku jadi kan pancingan untuk menarik perhatian selaah."
"Kau sudah gila? Dia itu cucu tuan gordon, mana mungkin aku bisa menyetujui rencana mu itu. Lagi pula dia masih berumur 16 tahun, dan mana mungkin juga kekasih mu itu akan percaya jika kau dan tupai kecil itu sedang terlibat hubungan." Decak stanley tak mengira dengan ucapan drako yang terkesan tak masuk akal.
"Ck, bukan begitu maksud ku. Kau kira aku ini pria seperti apa ha, dan mana mungkin juga aku menyala kan bara api yang masih menyala. Karna itu sama saja dengan menuang kan gasoline di atasnya, mereka akan menimbul kan api yang besar dan itu bisa memb4kar ku."
Di sisi lain, kini flor dan juga remika baru saja selesai dengan acara memberi kan kejutan ulang tahun untuk daisy yang berhasil membuat gadis keturunan china itu memekik kaget dan tak menyangka jika kedua temannya akan datang jauh jauh hanya untuk memberi kan sebuah kejutan kecil untuknya.
"Kalian, aku benar benar tidak habis pikir jika kalian berdua akan datang untuk memberi kan kejutan manis seperti ini." Ucap daisy sembari memeluk kedua temannya itu secara bergantian.
Flor tersenyum, merasa senang jika daisy menyukai kejutan tersebut.
Sedang kan remika, entah apa yang terjadi padanya. Wajah gadis itu jadi terlihat kecut membuat flor sendiri diam diam bertanya dalam hati apa yang membuat wajah remika jadi seperti itu, padahal sedari tadi dia lah yang paling bersemangat.
"Psstt...kau kenapa? Ada apa dengan wajah mu itu, kau terlihat seperti sedang kecewa." Bisik flor membuat remika sedikit menoleh, lalu kembali menatap daisy yang mulai sibuk memotong kue ulang tahun yang mereka bawa.
"Diam lah, aku sedang tidak ingin curhat flor. Namun satu hal yang harus kau ketahui, jika pria yang ada di samping daisy itu adalah pria yang selama ini ku sukai." Bisik remika, membalas pertanyaan flor barusan.
Mendengar itu, tentu saja florencia terkejut di buatnya. "What the fiuhh, oh astaga. Jadi dia, dia pria dewasa yang kau kata kan itu. Jadi selama ini kau menyukai pria dewasa itu remika?. Apa kah kau ini sadar jika dia adalah ayah dari teman mu sendiri hm?, dan itu berarti daisy adalah calon putri mu. Pffffttt.....sorry, tapi ini terdengar lucu. Ayo lah, jika kau mengingin kan kakaknya, itu masih wajar karna umurnya tak terlalu jauh di atas kita. Namun ayahnya? Ya ampun, dia sangat tua dari mu bahkan hampir mendekati usia mendiang daddy ku." Mata remika melotot tak suka mendengar penuturan flor tersebut, sebab walau pun ayah daisy itu sudah cukup tua dengan usianya yang berkepala 4. Itu tidak membuat remika merasa aneh, sebab penampilan ayah daisy masih terlihat cukup muda dan juga sangat sangat matang.
Padahal flor sendiri juga sama, sama sama menyukai pria matang yang hampir seumuran dengan ayah mereka.
"Ck ini bukan masalah umur flor, tapi kenyamanan. Aku sudah dua kali di antar pulang langsung oleh ayah daisy saat acara tugas kemarin, dan entah lah di situ aku mulai tertarik padanya. Namun saat ini, saat melihat jika ayahnya sudah memiliki kekasih. Itu membuat ku sedih, tentu saja. Padahal yang aku dengar dari daisy, ayahnya itu tidak pernah bercerita jika akan memiliki istri baru setelah kepergian ibu daisy."
Flor mengangguk, mulai paham dengan apa yang remika ucap kan. Yang mana tanpa ia sadari, jika dirinya juga sudah menyukai pria dewasa.
"Jika begitu, aku dukung usaha mu. Mereka belum menikah bukan, jadi tidak ada salahnya jika kau berjuang untuk mendapat kan ayah daisy itu." Kata flor dengan yakin, yang berhasil membuat kepala remika langsung menoleh tidak percaya akan ucapan temannya itu yang beberapa waktu lalu terdengar tak setuju dengab ucapannya.