NovelToon NovelToon
Cassanova - Dendam Gadis Buta

Cassanova - Dendam Gadis Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Dendam Kesumat
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Wida_Ast Jcy

Casanova seorang gadis cantik. Namun sayang sekali dengan parasnya yang cantik ia memiliki kekurangan. Kedua matanya buta. Meski ia buta ia merupakan kembang desa. Karena kecantikannya yang luar biasa. Walaupun ia buta ia memiliki kepandaian mengaji. Dan ia pun memiliki cita cita ingin menjadi seorang Ustadzah. Namun sayang...cita cita itu hanya sebatas mimpi dimana malam itu semuanya telah menjadi neraka. Saat hujan turun lebat, Casanova pulang dari masjid dan ditengah perjalanan ia dihadang beberapa pemuda. Dan hujan menjadi saksi. Ia diperkosa secara bergantian setelah itu ia dicampakan layaknya binatang. Karena Casanova buta para pemuda ini berfikir ia tidak akan bisa mengenali maka mereka membiarkan ia hidup. Namun disinilah awal dendam itu dimulai. Karena sifat bejad mereka, mereka telah membangkitkan sesuatu yang telah lama hilang didesa itu.

"Mata dibayar mata. Nyawa dibayar nyawa. Karena kalian keluarga ku mati. Maka keluarga kalian juga harus mati.

Yuk...ikuti kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6. KEKHAWATIRAN SANG IBU

Kayano masih berdiri dengan napas terengah, tubuhnya menggigil hebat akibat hujan yang terus mengguyur tubuh kecilnya sejak dari rumah temannya di desa sebelah. Ia menatap ibunya dengan mata yang sembab dan penuh penyesalan, seolah ingin berkata lebih banyak dari sekadar kalimat yang meluncur dari bibirnya.

“Maaf, Bu…” ucapnya lirih, nyaris tenggelam dalam suara hujan yang masih menderas di luar sana.

“Tadi di desa sebelah, hujannya tiba-tiba turun deras sekali sejak tadi sore. Aku pikir hujannya hanya sebentar saja, makanya aku tunggui sampai reda. Tapi, semakin lama bukan semakin reda. Malah semakin deras... dan gelap. Maaf sudah buat ibu khawatir. ” jawabnya.

"Jadi Mbak Nova belum pulang lagi bu. " tanya Kayano dengan cemas.

"Sudah larut malam begini bu. Tidak seperti biasanya Mbak Nova belum pulang. " ujarnya lagi menambah kan.

Ibunya hanya menggeleng dan menatap lekat wajah anak lelakinya itu, membaca kejujuran dalam tatapan yang lelah. Terlihat tubuh Kayano basah kuyup, air Perlahan-lahan menetes dari rambutnya dan membentuk genangan kecil di lantai papan.

Meskipun hatinya masih dipenuhi kecemasan karena Casanova yang tak kunjung pulang, Bu Rahmi mencoba memahami alasan Kayano dan berusaha menyembunyikan rasa kecemasan nya.

Ia tahu, anaknya bukan tipe yang suka beralasan. Ada sesuatu dalam nada suara anaknya yang membuatnya yakin bahwa Kayano memang sudah berusaha untuk pulang secepat mungkin. Dan Kayano memang tidak berbohong.

Yah...tadi siang, sebelum hujan datang dan langit menggelap, Kayano memang telah meminta izin untuk pergi ke rumah temannya di desa sebelah. Katanya untuk mengerjakan tugas kelompok. Bu Rahmi sempat ragu, tapi karena Kayano memang jarang meminta izin untuk pergi jauh, ia pun mengizinkan dengan syarat tidak pulang terlalu malam.

Jarak rumah temannya memang cukup jauh dari desa mereka. Desa sebelah yang dituju harus melewati jalan tanah yang berliku dan penuh dengan genangan air saat musim hujan tiba. Desa itu sering terjadi banjir. Namun hanya temannya itu yang seorang yang memiliki komputer di rumahnya. Jadi mau tidak mau Kayano pun harus pergi untuk mengerjakan tugas sekolah.

Karena desa tempat Kayano dan Casanova tinggal masih terletak jauh dari pusat kota, jadi wajar keberadaan komputer atau internet masih menjadi hal yang sulit untuk didapatkan. Bahkan, sekadar mencari sinyal ponsel saja pun sangat susah. Apalagi internet.

Sedang kan Kayano sendiri memiliki ponsel yang memiliki kuota terbatas. Ditambah lagi layar ponsel tersebut pun sudah pecah. Sehingga sulit untuk mendapatkan signal internet. Meski begitu, ponsel itu sangat berjasa bagi Kayano, masih bisa digunakan untuk mengerjakan tugas atau menerima info penting dari sekolah.

Karena hati nya pun mencemaskan sang ibu. Makanya hujan deras pun ia terobos juga. Dengan ponselnya yang jadul itu dibungkus dengan plastik. Karena ia sangat takut jika terkena hujan pasti akan rusak. Dengan modal nekat ia pun pulang menembus hujan. Ia berharap ponselnya tidak rusak dan keadaan baik.

Walau pun orang tua dari temannya sempat juga melarangnya untuk pulang. Dan menyuruhnya untuk tidur disitu malam ini. Takut terjadi apa apa padanya karena diluar hujannya masih sangat lebat. Namun Kayano menolak dengan halus, dan ia pun tetap bersikeras untuk pulang.

Dengan perasaan nya yang tidak tenang. Ia ingin cepat cepat pulang, Benar saja ternyata sang ibu mencemaskan nya ditambah lagi sang kaka pun belum kunjung pulang. Ia pun dengan cepat mencari informasi dari beberapa teman kaka Cassanova. Tapi sinyal ponselnya pun tak kunjung muncul. Layarnya hanya menampilkan tulisan "tidak ada layanan", dan itu semakin membuat pikirannya bertambah tak karuan.

"Iya.. aneh juga, biasanya Mbak mu jam segini sudah pulang. Apa mungkin karena hujan yah? "jawab sang ibu.

Sambil melihat tubuh anaknya yang menggigil,dengan memegang ponselnya. Bu Rahmi segera bergerak. Ia meraih handuk dari sofa lusuh yang ada di dekat dapur.

Dengan gerakan penuh kasih, ia membungkus tubuh Kayano, lalu mengusap-usap rambut Kayano yang masih menetes kan air. Jemarinya yang keriput menyingkirkan helai-helai rambut dari dahi anaknya sambil berkata dengan suara lembut.

“Ya sudah kamu mandi air hangat dulu sana. Jangan sampai sakit karena kehujanan. Ibu panasi air nya dulu ya. Sambil kita menunggu Mbak mu pulang. "ucap sang ibu dengan lirih.

Nada suaranya tenang, tapi sorot matanya masih menyimpan kekhawatiran. Sebab satu hal masih mengganjal dalam hatinya yaitu Cassanova puteri Tercintanya belum juga kunjung pulang.

“Ganti baju dulu, ya nak. Ibu akan siapkan minuman hangat untukmu,” ucap Bu Rahmi lembut sambil menyibak rambut basah anak lelaki nya itu ke samping.

Tatapannya tak beralih dari jalanan gelap di luar sana pandangan yang tak sekadar menembus jendela, tapi juga dipenuhi harapan akan kepulangan anak perempuannya yang belum juga tampak. Ada kekhawatiran yang tak bisa ia sembunyikan meski hatinya mencoba tetap tenang.

Kayano mengangguk pelan. Namun baru beberapa langkah ia ambil, langkah kakinya terhenti. Ia menoleh, wajahnya menyiratkan kebingungan yang baru saja muncul dalam benaknya.

“Bu,,, oh...Bu. "panggilnya,

“Tadi kata Ibu, Mbak Nova pergi kesurau ya? Tapi... memangnya Mbak Tika temannya Mbak Nova tidak memberi tahu kalau pengajian malam ini dibatalkan. " ujarnya lagi.

Aku tadi kan sudah mengirim pesan kepadanya. Kalau pengajian malam ini dibatalkan. Pak Ustadz Zaenal ke kampung sebelah, karena cuaca buruk, beliau minta anak-anak shalat di rumah masing-masing saja, pesanku pun sudah dibaca dengan Mbak Tika. " ujarnya lagi memperjelas.

Wajah Bu Rahmi mendadak menjadi pucat. Mendengar kata-kata puteranya. “Aaa....pa. Pak Ustadz Zaenal bilang tidak ada pengajian malam ini?” tanya sang ibu nyaris tak terdengar.

Kayano pun mengangguk. “Iya, Bu. Makanya aku heran. Kenapa Mbak Nova masih belum pulang. Kalau memang dia tadi pergi ke surau, seharusnya kan sudah pulang dari tadi Bu. "ucapnya.

"Tapi... Kenapa Tika tidak ada datang kerumah untuk menyampaikan pesan apa-apa ke rumah ya No? ”jawab sang ibu.

"Betulkah Mbak Tika tidak menyampaikan pesanku Bu. " tanya nya dengan heran.

Bu Rahmi hanya mengangguk pelan, wajahnya mulai memucat. Ia melangkah mendekati jendela, menyingkap tirai tipis yang menggantung di sisi kayu lapuk itu. Matanya berkaca-kaca, napasnya tertahan di tenggorokan.

Tampak rasa kekhawatiran yang sebelumnya kini menjelma menjadi badai dalam dadanya. Ia mencemaskan sesuatu yang lebih besar dari sekadar keterlambatan .

Bukan tanpa alasan. Jika saja Casanova adalah gadis biasa, seperti anak-anak lain di kampung, mungkin Bu Rahmi tak akan sekhawatir ini. Tapi kenyataannya… Cassanova tidak seperti kebanyakan orang. Dengan kedua matanya yang buta. Tentu perasaan cemas dan takut Bu Rahmi menjadi jadi.

"Ya... Allah.. ya gusti. Jadi kemana anakku Cassanova. " gumamnya dalam hati dengan lirih.

BERSAMBUNG...

1
Susi Santi
bgus
Susi Santi
up yg bnyak dong thor
Anyelir
hai kak aku mampir
mampir juga yuk kak ke karyaku
Wida_Ast Jcy: ok say. baiklah...tq ya sudah mampir dikaryaku. 🥰
total 1 replies
Susi Santi
plis lanjut thor
Wida_Ast Jcy: Hi... say. tq ya sudah mampir. Ok kita lanjuti ya harap sabar menunggu 🥰
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
jangan lupa tinggal kan jejak nya yah cintaQ. TQ
Wida_Ast Jcy
Jangan lupa tinggal kan jejak nya disini ya cintaq. coment dan like
Wida_Ast Jcy: tq say.... atas komentar nya. yuk ikuti terus cerita nya. jgn lupa subscribe dan like yah. tq 😘
Nalira🌻: Aku suka gaya bahasanya... ❤
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
Hi.... cintaQ mampir yuk dikarya terbaruku. Jangan lupa tinggal kan jejak kalian disini yah. tq
Wida_Ast Jcy
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!