NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Transmigrasi / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama

kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.

Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Menuju Bab 1

Dua hari berselang pertemuan dengan para protagonis kecil, setelah bertemu dengan para tokoh penting novel dalam naskah yang tak sempat ditulis.

Sistem itu muncul ketika aku menyelesaikan outline bab prolog. Kemarin, tepatnya dua hari lalu dalam kamarku, setelah berpisah dengan James, Ryan dan Natasya.

“Hari yang melelahkan, bahkan lelah untuk memahami apa yang terjadi...”

Tentu saja aku mengeluh, beberapa masalah kudapatkan dalam kisah ini.

Pertama adalah tubuh ini, mengapa aku bertransmigrasi pada tokoh extra, namun Ryan mengetahuinya.

Dan yang kedua adalah prolog yang tak sesuai dengan premis.

Sebagai penulis, kadang aku menulis beberapa plot yang tak sesuai yang aku rencanakan.

“Apa mungkin novel ini berjalan sesuai dengan sifatku? Maksudku, sebagai penulis.”

Sebagai contoh, gambaran besar dalam premis yang aku buat, James bertemu Natasya, lalu bertemu Ryan sebagai perundung.

Saat aku baru menulis beberapa kalimat novel ini (sebelum transmigrasi), aku memang sempat terpikirkan mengubah plotnya, karena ku anggap ini hanya prolog.

Daripada kubuat mereka baru bertemu, bagaimana jika kubuat mereka sudah berteman...

“Alasannya sederhana, dan yang paling menonjol dari diriku sebagai penulis.” ketusku “Karena aku malas.”

Malas untuk menjelaskan, untuk menghindari beberapa flashback yang belum dijelaskan, juga malas membuat naskah Pe and Kob menjadi kisah yang lambat.

Membuat perkembangan tiap tokoh itu merepotkan, dari asing menjadi teman seperjuangan? Itu tema slow-burn ala komik remaja, juga novel romantis. Menulis perkembangan emosi tiap tokoh memang menyebalkan, namun cukup penting untuk menghidupkan tokoh dalam naskah.

“Bukan hanya itu, tokoh extra dikenal salah satu tokoh penting dalam prolog?”

Yang benar saja, bahkan aku tidak membuat Lala dalam premis...

Ryan mengenal Lala, namun situasinya seperti ingin tidak saling mengenal sebelumnya.

Ada yang disembunyikan Ryan.

Sebagai Lala, aku dan mereka berusia tak jauh dari empat sampai lima tahun.

Raut wajah Ryan seharusnya seperti James dan Natasya saat melihatku. Ryan memandangku seperti trauma yang pernah ia alami.

Lala juga bukan bangsawan untuk dikenal Ryan.

Selain Ryan, ada masalah yang lain.

Rencananya, bagian prolog diceritakan saat mereka masih berusia dini, namun dalam bab satu, masuk cerita utama, mereka berusia empat belas dan lima belas tahun sebagai murid akademi.

Dalam artian, hari-hari selanjutnya adalah hari yang tak ada dalam outline, selama sepuluh tahun kedepan.

Ba-dling suara sistem bergema dalam kepala ku, seperti notifikasi pesan.

Seketika layar sistem muncul dihadapanku

[Halo Tuan Penulis °~°]

Raut wajahku tak lagi terkejut dengan apa yang aku alami sampai saat ini. Lagipula apa-apaan emoticon sistem itu

[Jangan cuek begitu dong... °∆°]

“Baru muncul sekarang...”

[Ya, Aku sedang menyaksikan sih °~°]

“Apa yang kamu maksud menyaksikan?”

[Tentu saja, aku ini reader setiamu dari awal novel pertamamu °~°]

“Reader?” keluhku, tambah satu hal rumit dalam kepalaku, sistem ini menyebut dirinya reader setiaku.

[Kamu itu penulis dengan konsep cerita yang bagus °~°]

[Namun kamu tidak pernah menamatkannya °~°]

[Kamu selalu membuat judul naskah baru °~°]

[Tanpa pernah menamatkan naskah lama ^~^]

“Ahh...” gumamku, aku memang seperti itu, layar sistem itu bermunculan seperti tab-tab yang tertimpa pada layar di PC kantorku.

[Jadi kuputuskan kamu menulisnya dari dalam °\=°]

[Langsung dalam naskahnya °^°]

“Jangan sok imut begitu, dan maaf kalo aku gapernah namatin naskah-naskah yang aku tulis!” kesalku pada sistem.

“Walau aku berterima kasih karena cuman kamu yang baca novelku!.”

[Sama-sama ^~^]

“Dan juga jelaskan... Apa yang aku maksud kamu pasti paham!”

[Baiklah, ada beberapa yang berubah]

“Ehh ga pakai emoticon lagi?”

Ba-dling! [^~^]

“...”

[Intinya beberapa premis dan outline tetap sama seperti yang kamu buat]

[Namun ada satu hal yang berubah]

“Apa maksudmu?”

[Rute Alternate bad ending °~°]

“hah?”

Terkejut, karena prolog saja belum kutulis.

[Ryan berasal dari masa depan, dimana kamu Final Bossnya]

“Eh?” Gumamku dengan nada kecil

“EHHHHHHHH?!” Aku berteriak memecah dinding kamar.

[Ya intinya seperti itu ^~^]

[Aku akan muncul ketika kamu menyelesaikan setiap outline bab]

[Dadah Tuan Penulis °^°]

Dua hari lalu sangat mengguncang isi kepalaku. Lala yang kuanggap hanya tokoh extra ternyata Final Boss novel.

“Hey aku ini penulisnya... Kenapa aku yang terkejut dengan plot twist ga jelas begini.”

Belum lagi ini novel alternatif bad ending.

James dan para protagonis kalah, namun mengapa Ryan yang kembali ke masa lalu?

“Apa Ryan tokoh utama novel alternatif ini?”

Aku berasumsi, tokoh utama tetaplah James, namun dalam kisah alternatif ini, Ryan adalah tokoh utamanya, untuk sang tokoh utama novel utama.

Diriku yang sekarang hanyalah anak kecil berusia empat tahun, tapi apa aku akan mati? Jika bertemu Ryan secepat ini.

Awalnya aku ingin bertemu para tokoh penting agar kisah sesuai dengan premis yang aku buat, agar diriku tetap aman tanpa mengubah naskah yang belum sempat ditulis.

Tapi tak kusangka ini hanya awal mempercepat death flag ku sendiri.

“Bukankah tokoh Lala dibuat untuk ending yang tragis? Apa kamu yang menciptakannya? Kamu sejahat mantan-mantanku”

“Ayolah aku ingin pulang ke bumi... Hiks” raut wajah sedihku tak lagi bisa ditutupi.

“Janji bakal namatin novel-novel yang aku tulis.”

“Ga lagi-lagi, suer deh”

Belum lagi, aku harus bertahan selama sepuluh tahun kedepan sebagai anak perempuan, untuk mencapai outline bab satu di masa depan.

Aku juga harus masuk ke dalam akademi, mau tidak mau, demi masa depanku.

Semua tak seperti yang direncanakan, dari awal aku hanya ingin naskah berjalan sesuai alur yang sudah kubuat outlinenya, walau aku tak ingin masuk ke dalam cerita.

Namun sekarang aku harus menghindari death flag ku sendiri, untuk bertahan hidup.

Mati belum tentu akan kembali ke bumi, tidak ada jaminan dari sistem.

Ditambah, outline bab satu terlalu jauh dari latar waktu sekarang.

Aku belum bisa bertemu tokoh lain dalam bab satu di latar waktu sekarang.

Sistem itu hanya akan muncul jika aku menyelesaikan satu bab outline.

“Bukankah terlalu kejam jika aku ga dapat hadiah?” keluhku setelah menyelesaikan bab prolog.

Lawanku adalah outline bab, juga latar waktu yang berkesinambungan dengan Ryan.

“Kuharap ga ada butterfly effect.”

Kuharap Ryan juga sama agar naskah berjalan sesuai premis. Untuk menghindari bad ending bersama.

Untuk mencapai ending yang bahagia.

Kini Lala Rosalia, putri Dave Rodriguez dan Liria Elphene, putri petani desa Carrington yang plotnya biasa-biasa saja.

Karakter extra yang tidak terlalu penting, yang ternyata final boss dalam naskahnya sendiri.

Sepuluh tahun menuju bab satu.

“Aku harus menghindari death flag.”

Untuk bertahan hidup, dan menyelesaikan novel ini.

“Kuharap bisa kembali.”

1
AI
kata "di" dipisahkan jika menunjukkan tempat, lokasi, atau waktu.
xiang ma'ling sheng: saya catat kak
total 1 replies
AI
Kalau dialog tag itu ditulis didahului tanda koma sebelum tanda petik dan ditulis dengan huruf kecil.

Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.

Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
xiang ma'ling sheng: oalahhh, oke catat pak
total 1 replies
AI
tanyaku
AI
Anak berusia empat tahun itu jatuh dengan kepala membentur batu. Sudah jelas ia akan mati karena pendarahan di otak. Mungkin jiwanya pergi, dan aku yang menggantikannya.
AI
Lala, anak pemilik tubuh ini, terjatuh dari atas pohon saat bermain sendirian. Kepala bagian belakangnya terbentur batu besar sehingga membuatnya tak sadarkan diri selama empat hari.
AI
Dave dan Liria memang tidak pernah memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku terbangun. Namun, aku sempat mendengar mereka berbicara diam-diam di balik pintu kamarku.
AI
Tulisan di chapter ini sedikit lebih baik dari prolognya yang kek cacing kepanasan. Meski begitu, penggunaan tanda bacamu buruk, huruf kapital masih salah, dan kata-kata yang harusnya dipisah malah disambung.
xiang ma'ling sheng: catat pak, saya akan tulis ulang.
total 2 replies
xiang ma'ling sheng
Terimakasih untuk semua yang membimbing saya dalam menulis, saya akan terus berkembang.

Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.

Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.

Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
xiang ma'ling sheng: Novel ini hanya awal pembentukan kisah utama.

Kisah utama sedang saya tulis dengan judul, Transmigration: Ki Hajar Dewantara Academy.

Untuk lebih lengkap silahkan cek di profil saya.
total 1 replies
AI
Layar laptopku bergetar pelan, garis tipis seperti retakan kaca merayap dari tengah, memecah warna menjadi semburan ungu pekat. Kilau cahaya menyelinap di celah-celah retakan, menyala seperti urat petir yang tertahan.

Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.

Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.

Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.

Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
AI: note, kata "masa-masa" w typo bjir, harusnya "sama-sama"
total 4 replies
Riska Mustopa
terus nulis sampe lu jadi bisa profesional
xiang ma'ling sheng: lah ada teteh /Facepalm/
bakal terus nulis sampai punya buku cetak sendiri
total 1 replies
Arlen࿐
aku yg komen di tiktok dengan nickname Arlen tadi, novel nya menarik bang, walau aku belum baca semuanya, semangat nulisnya!
xiang ma'ling sheng: wahhh makasih bg udah berkunjung, abang yang pertama dari tiktok baca novel ini
total 1 replies
Arlen࿐
kisah nyata kah?
xiang ma'ling sheng: sebagian nyata dan sebagian fiksi/Scowl/
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir yuk mampir juga di karya aku " istriku adalah kakak ipar ku
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
xiang ma'ling sheng: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
xiang ma'ling sheng: shappp paman/Applaud/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!