NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:55.4k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Ini kelanjutan cerita Mia dan Rafa di novel author Dibalik Cadar Istriku.

Saat mengikuti acara amal kampus ternyata Mia di jebak oleh seorang pria dengan memberinya obat perangsang yang dicampurkan ke dalam minumannya.
Nahasnya Rafa juga tanpa sengaja meminum minuman yang dicampur obat perangsang itu.
Rafa yang menyadari ada yang tidak beres dengan minuman yang diminumnya seketika mengkhawatirkan keadaan Mia.
Dan benar saja, saat dirinya mencari keberadaan Mia, wanita itu hampir saja dilecehkan seseorang.

Namun, setelah Rafa berhasil menyelamatkan Mia, sesuatu yang tak terduga terjadi diantara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Setelah meneguk segelas air putih, Mia masih saja menangis.

"Apa yang kamu rasakan?"

"Badanku panas! Aku tidak kuat, Kak!" jawab Mia semakin terisak.

"Tenang, jangan menangis! Coba mandi dulu, agar gejalanya berkurang."

Rafa menuntun gadis itu ke kamar mandi dan memilih menunggu di ambang pintu kamar. Ia bersandar di pintu, berusaha menahan diri.

Alam bawah sadarnya masih menguasai akal sehatnya, bahwa tidak boleh melakukan hal buruk pada Mia.

Sekalipun dirinya sedang sangat ingin dan tak dapat mengendalikan.

Rasa itu terlalu menggebu.

Tetapi, sebisa mungkin harus menahan agar terhindar dari hal yang mungkin akan ia sesali seumur hidupnya.

Lamunan Rafa membuyar saat Mia keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk dengan rambutnya basah.

Sejenak ia memandang dari ujung kaki ke ujung kepala, namun kemudian membuang pandangan ke arah lain agar tak melihat aurat gadis itu.

Mia yang sudah tampak lemas itu luruh ke lantai.

Berpegang pada dinding pembatas kamar mandi.

Rafa hanya menatap.

Teringat ia pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa meminum obat perangsang dalam dosis yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung mendadak, penyempitan pembuluh darah hingga menyebabkan pecah pembuluh darah dan hal itu beresiko kematian.

"Apa aku bawa Mia ke rumah sakit saja?" gumam Rafa dalam hati.

Akan tetapi, rumah sakit di kota itu cukup jauh. Kendaraan umum pun terbatas di jam seperti ini.

Rafa benar-benar bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Di sisi lain, ia juga tak bisa lagi menahan diri.

Sepertinya obat yang dimasukkan ke dalam minuman dalam dosis yang sangat tinggi.

Mau tak mau Rafa langsung mendekat dan berjongkok di hadapannya.

"Bagaimana kalau kita ke rumah sakit saja. Terlalu lama di sini bisa berbahaya. Cepat pakai baju!"

Mia hanya memeluk handuk di dadanya, seakan tenaga yang tersisa tak cukup lagi untuk sekedar berdiri.

Dalam keadaan terpaksa, Rafa segera menuntun gadis itu berdiri agar segera mengenakan pakaian, namun keduanya tiba-tiba oleng dan kehilangan keseimbangan.

Jatuh terhempas ke tempat tidur dengan posisi Rafa yang di atas.

Selama beberapa saat keduanya diam dan saling pandang.

Jantung Mia berdegub semakin cepat ketika Rafa memandangnya dengan begitu dalam.

Ia bahkan diam saja ketika jemari lelaki itu menyusup di antara lekukan leher.

Memberikan sentuhan yang begitu lembut dan menghanyutkan.

"Kak Rafa ...." panggil Mia lirih.

Rafa tak menyahut.

Matanya terpejam menahan gejolak yang semakin mendekati puncak.

Menghela napas dan menautkan kening mereka berdua hingga ujung hidung saling bertemu.

"Aku tidak kuat, Mia," bisik Rafa sangat pelan dengan napas tertahan.

Membuka mata, Rafa memandang wujud sempurna di bawahnya.

Mata indah itu seakan meminta lebih, bibirnya yang merah muda seperti sedang menggoda, rona merah di wajah membuatnya terlihat semakin cantik. Menantang.

"Maafkan aku, semoga kamu tidak membenciku." Suara Rafa yang parau membuat napas Mia tertahan di rongga dada.

Ingin menghindar, tapi naluri dalam diri seakan menuntun untuk meminta lebih.

Aneh, ia justru merasa nyaman dengan setiap sentuhan lelaki itu.

Rafa mengikis jarak di antara keduanya, hingga Mia dapat merasakan betul hangat dan lembut embusan napasnya.

Matanya terpejam, kehangatan kembali menjalar menghilangkan nalar ketika dua bibir saling bertemu.

Saling berpangut, menyesap, memburu, dan ... menuntut lebih.

**

**

"Ini ya tempatnya?"

Mobil milik Brayn berhenti di depan sebuah balai desa sederhana.

Beberapa kali Brayn melirik ponsel yang memuat alamat lokasi kegiatan demi memastikan tidak mendatangi tempat yang salah.

Pandangannya berkeliling ke sekitar, lokasi tempat mereka berada sekarang tampak cukup sunyi dan minim penerangan.

Bahkan lampu jalan pun hanya beberapa dan berjarak saling berjauhan.

Airin yang sejak tadi duduk bersandar itu membuka mata. Mengedarkan pandangan ke setiap sudut.

"Vila apa sih namanya, Bun?" tanya Brayn menatap bundanya.

"Vila Anggrek."

Melajukan mobil perlahan, Brayn melirik beberapa rumah yang mereka lewati.

Memastikan bahwa vila tempat Mia menginap tidak terlewat.

"Biasanya sih kalau tempat seperti ini vilanya kecil, Bun. Mirip rumah pribadi."

"Yang di depan itu bukannya bus kampus, ya?" Airin menunjuk sebuah bus tak jauh dari mereka.

Stiker logo universitas terlihat pada kaca bagian belakang bus.

"Oh iya. Berarti vilanya dekat sini." Mobil melaju mendekat ke arah bus, sambil melirik ke kanan dan kiri.

"Turun saja ya, Bun. Kita jalan kaki saja mencari vilanya." Brayn melirik Airin sekilas. "Bunda sudah baikan, kan?"

Airin mengangguk diiringi senyum. Keduanya segera turun dari mobil.

Brayn menyalakan lampu dari ponsel untuk memberikan penerangan, sebab jalan setapak yang mereka lalui bukanlah jalan aspal, melainkan jalan berbatu.

Hingga tak lama berselang, Brayn melirik sebuah bangunan dengan spanduk bertuliskan vila anggrek.

Sebuah bangunan sederhana berlantai satu yang lebih mirip hunian pribadi.

Bukan menyerupai wisma ataupun vila.

"Ini vilanya." Brayn dan Airin melirik ke sekitar.

Suasana malam itu cukup sunyi.

Di rumah sederhana itu sama sekali tidak terlihat siapapun, sebab semua mahasiswa sedang berada di masjid untuk doa bersama dan shalat tarawih.

"Tapi, kenapa tidak ada orang di sekitar sini?" tanya Brayn.

"Mungkin sedang tarawih di masjid," balas Airin.

Brayn melirik ke angka yang tertera pada ponselnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Hampir 3 jam mereka melewati perjalanan dari rumah menuju tempat tersebut.

"Sepertinya iya, Bun. Apa kita tunggu di sini saja? Sepertinya tidak lama lagi selesai tarawih, Mia mungkin ikut tarawih."

"Kita tunggu di depan sana saja." Airin menunjuk ke arah teras vila di mana terlihat kursi berbahan rotan.

Setidaknya, mereka bisa duduk di sana sambil menunggu.

"Boleh, Bun."

Ketika tiba di teras, Brayn melirik ke dalam. Suasana terlihat sepi, namun pintu dibiarkan terbuka.

Menimbulkan tanda tanya dalam benaknya.

"Kalau tidak ada orang, kenapa pintunya dibiarkan terbuka seperti ini?" gumam lelaki itu.

"Mungkin di dalam ada orang," tebak Airin.

"Bisa jadi, sih."

Demi memastikan Brayn mencoba mengetuk pintu dan memberi salam.

Namun, beberapa kali mencoba tak ada sahutan dari dalam.

"Tidak ada orang, Bun."

"Ya sudah, kita duduk saja dulu," imbuh Airin.

Akan tetapi, baru akan duduk perhatiannya tercuri oleh dua pasang sandal di depan pintu.

Kening Airin berkerut, tentu ia mengenali salah satu sandal berwarna pink muda tersebut, yang merupakan milik putrinya.

"Ini kan sandalnya Mia," ucapnya menunjuk ke lantai.

Brayn ikut menatap ke bawah.

Selain sandal milik Mia, ia juga mengenali sandal di sebelahnya.

"Iya, Bun. Ini sandal yang satunya milik Rafa."

Keduanya saling menatap satu sama lain.

***********

***********

1
olip
lnjut
Ninik
katanya paham agama keluarga ini tp kok aneh dlm menyikapi pernikahan
Phecekkk
Mungkin gak sichh 0rg tuanya Alina tau klo Alina lgi Sakit Mangkanya gk brani nerima Lamarannya bambang brayen, Soalnya q Udh nebak waktu Alina tanya2 Brayen s0al n0nton film knp?,Milih film yg Endingnya Sedih2..
tpi ini Masih Abu-abu Author belum jelasin, Apakah Ada Kejutan Lain lgi...
Hemssss Lanjut Up
Dwi Winarni Wina
Kayaknya alina itu sakit tp dirahasiakan, kalian lamaran bray ditolak pas bray patah hati dan sedih ini...

Sabar bray jodoh gak akan lari kemana....
Dwi Winarni Wina
Akhirnya sepasang pengantin menikmati syurga dunia, sebentar lagi bray akan menyusun menikah...
Dwi Winarni Wina
Rafa tulisan rafa membuat mia sangat sedih dan terharu menangis, suaminya sangat baik menjaga dan melindunginya, tp sikap mia dulu sangat keterlaluan mia merasa bersalah sm rafa sangat baik bingit dan perhatian...
Dwi Winarni Wina
Koran zahra hamil ternyata demam dan kecapean ngurus bayi besarnya raka...
Maria Nurbaeti
Lumayan
Endang 💖
knpa di tolak sepertinya karna Alina sakit soalnya waktu di Jerman di ngasi tanda2 kalok dia lagi GX baik2 saja tapi blm ada yang menyadarinya
Maulida Maulida
gasabar baca kisah brayn plis Thor banyakin cerita brayn juga hehe jgn lama up nya ya hehe
Endang 💖
sepertinya bntar lagi bryan nyusul ne
Phecekkk
duchhhh dachh up lgi Cueiga nichh, bes0k libur up y thoor hemsss😅
omen_getih72: authornya lagi gak malmingan 🤭
total 1 replies
olip
lnjut,,,,double up thor mkin seru
Dwi Winarni Wina
akhirnya Rafa dan mia melangsungkan rep sesi pernikahan keduanya sangat bahagia skl..
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnnn
Dwi Winarni Wina
wkwkwk🤣🤣🤣makhluk ras dibumi sedang merajuk dan ngambek, maklum rafa itu bawaan bayi hrs sabar ya...
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnnn
Dwi Winarni Wina
Rafa tidak tega mia dijadikan bahan gosip, mia sangat sedih skl dan menangis...
akhirnya rafa mengumumkan mia adalah istrinya dan hamil anaknya..

rendi dpt gosip berita dr dina sangat iri dan cemburu sm mia....
Dlaaa FM B
Lanjutannnnnnn
Dwi Winarni Wina
Rafa kasian mia lg dijadikan bahan gosip tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!