"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Hati - hati buat nya sayang,"
"Siap bunda," Ara langsung menyediakan bahan untuk membuat es teh, sementara bunda kembali melanjutkan masak nya dengan sesekali menatap putri nya, takut terjadi apa - apa dengan putri nya.
Setelah selesai membuat es teh sesuai keinginan bunda nya, Ara langsung membawa nya ke meja dapur. Menata dengan rapi di tengah - tengah meja.
"Selesai deh," gumam Ara dengan tersenyum puas,
Ara kembali melangkahkan kaki nya menuju dapur tempat bunda nya berada, "Ara bantuin bunda.." tawar Ara,
"Ngak usah sayang, nih lihat udah matang. Ayo kita ke meja makan," Bunda berjalan dengan membawa nampan berisi dua mangkok seblak bakso.
"Wah hummm wangi bangett bunda sampai lambung Ara wangi nya..." Ara menghirup aroma semangkok seblak bakso di hadapan nya dengan semangat membara hahaha...
"Kamu bisa aja sayang kalau udah laper hum, yaudah ayo duduk kita makan bersama," ajak bunda, Ara langsung duduk di samping bunda nya dengan di depan nya sudah ada semangkok seblak bakso.
"Hehehe iya bunda.."
"Selamat makan bunda," Ara langsung menyendok kuah seblak dan langsung melahap nya cepat.
Deg,
Ara diam mematung saat kuah seblak tersebut sudah masuk ke mulut nya dan mulai tertelan, dia menatap bunda nya yang membuat bunda juga menatap ke arah nya dengan bingung.
"Kamu kenapa sayang?"
"Em bunda?"
"Iya sayang kenapa? Kamu ngak suka sama seb—"
"Kok seblak nya ngak pedes yah bunda?" tanya Ara dengan heran, yah dia berharap seblak nya pedas seperti membakar lidah karena warna nya merah akan tetapi saat masuk ke mulut nya...
Sunguh mengecewakan ekspetasi nya tak sesuai dengan kenyataan nya..
Dia rindu seblak bakso kuah pedas gila
"Hah? Ouh bunda kan selalu buat seblak pakai cabai satu sayang, seperti keinginan kamu," jawab bunda,
"Kenapa sayang? Seblak nya ngak enak yah?" ucap bunda lesu,
Ara tertawa canggung, "Eh enak kok bun enak banget malahan.. Seblak buatan bunda mantap seratus buat bunda," ucap Ara dengan memberikan jempol nya.
Bunda terkekeh kecil, "Kalau Ara suka maka habisin seblak nya yah.. Kapan - kapan bunda buatin lagi, " Ara hanya menganguk dengan tersenyum kikuk,
"Ora pedes ora menantang!" gumam Ara lirih hinga tak terdengar oleh bunda nya.
"Apakah ini masih bisa di namakan dengan nama seblak? Tidak pedas sama sekali? Huhuhu... Padahal pengen nya yang pedes nampol, dulu aja gue makan seblak yang level lima aja habis dua porsi loh lah ini? Kayak makanan anak TK! Sabar Ara sabarr.. Masih bisa hari lain lo pasti bisa memenuhi ngidam lo." batin Ara, dia memakan seblak nya dengan pelan meresapi rasa nya.
"Tapi enak juga kok" batin Ara kemudian dengan lahap dia memasukkan sesendok penuh seblak ke mulut nya.
"Jangan buru - buru makan nya sayang, nanti tersedak" ucap bunda memperingati Ara yang makan dengan terburu - buru.
Ara menganguk angukan kepala nya berulang kali, "Iyaw bwunda "ucap Ara dengan mulut penuh makanan.
.
.
.
"Uhh kenyang nya... "Ara duduk bersandar di kursi dan menepuk - nepuk perut nya.
"Udah kenyang hum?" tanya bunda,
"Iya bunda, Ara udah kenyang bun.. Sekarang Ara mau ke kamar dulu yah bun.."
"Iya sayang, tapi ingat jangan dulu tidur oke?"
"Oke bunda,.."
Cup
Setelah memberikan kecupan singkat untuk bunda nya, Ara langsung lari menaiki tanga ke kamar nya...
Dia sekarang tidak lupa lagi akan letak kamar nya.